Tampilkan postingan dengan label Kanker. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kanker. Tampilkan semua postingan

Minggu, 09 Mei 2010

Deteksi Dini Kanker Paru


Kanker paru-paru adalah adalah pertumbuhan neoplastik (tumor) yang bersifat ganas, berasal dari salah satu jenis sel di dalam saluran napas (bronkus).
Kanker Paru adalah salah satu kanker yang paling sering ditemui pada laki-laki. Kanker Paru berhubungan erat dengan merokok.
Menurut World Health Organization (WHO), kanker paru merupakan penyebab kematian utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita. Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru.
Penelitian di Indonesia maupun di dunia membuktikan bahwa sebagian besar atau kira-kira 80% kanker paru disebabkan oleh kebiasaan merokok.
Jenis kanker paru-paru
Lebih dari 90% kanker paru-paru berawal dari bronki (saluran udara besar yang masuk ke paru-paru), kanker ini disebut karsinoma bronkogenik, yang terdiri dari:
1. Karsinoma sel skuamosa
2. Karsinoma sel kecil atau karsinoma sel gandum
3. Karsinoma sel besar
4. Adenokarsinoma
Karsinoma sel alveolar berasal dari alveoli di dalam paru-paru. Kanker ini bisa merupakan pertumbuhan tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru.

Tumor paru-paru yang lebih jarang terjadi adalah:
1. Adenoma (bisa ganas atau jinak)
2. Hamartoma kondromatous (jinak)
3. Sarkoma (ganas)
Limfoma merupakan kanker dari sistem getah bening, yang bisa berasal dari paru-paru atau merupakan penyebaran dari organ lain. Banyak kanker yang berasal dari tempat lain menyebar ke paru-paru. Biasanya kanker ini berasal dari payudara, usus besar, prostat, ginjal, tiroid, lambung, leher rahim, rektum, buah zakar, tulang dan kulit.

Penyebab utama
Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar risiko untuk menderita kanker paru-paru.
Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5% pada wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja. Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok.
Peranan polusi udara sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum jelas. Beberapa kasus terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga.
Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena penyakit paru-paru lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kanker paru pada perokok:
 Usia perokok ketika mulai terbiasa merokok
 Jumlah batang rokok yang diisap setiap
 Lamanya kebiasaan merokok
 Dalamnya mengisap rokok
 Kadar tar dalam rokok
Gejala Kanker Paru
Gejala paling umum yang ditemui pada penderita kanker paru adalah:
1. Batuk yang terus menerus atau menjadi hebat.
2. Dahak berdarah, berubah warna dan makin banyak.
3. Napas sesak dan pendek-pendek.
4. Sakit kepala, nyeri atau retak tulang dengan sebab yang tidak jelas.
5. Kelelahan kronis
6. Kehilangan selara makan atau turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
7. Suara serak/parau.
8. Pembengkakan di wajah atau leher.
Gejala pada kanker paru umumnya tidak terlalu kentara, sehingga kebanyakan penderita kanker paru yang mencari bantuan medis telah berada dalam stadium lanjut. Kasusk-kasus stadium dini/ awal sering ditemukan tanpa sengaja ketika seseorang melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.
Kelompok yang mempunyai risiko tinggi terkena kanker paru :
 Berusia 40 tahun keatas
 Merokok
 Perokok pasif
 Bekerja di lingkungan yang mengandung karsinogen
 Karsinogen adalah bahan atau faktor yang dapat menimbulkan kanker
Deteksi dini kanker paru lebih dianjurkan pada kelompok risiko tinggi sebelum timbulnya gejala, dapat dilakukan dengan: pemeriksaan dahak dan pemeriksaan foto rontgen dada secara berkala setiap 4 – 6 bulan sekali. Dengan ini diharapkan dapat ditemukan kanker paru pada stadium dini.
Cara terbaik pencegahan kanker paru:
 Jangan mulai merokok
 Segera berhenti merokok, bila telah terbiasa
 Hindari asap rokok dari orang lain
 Patuhi peraturan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
(Sumber: Divisi Pemasaran Rumah Sakit Kanker “Dharmais”; http://id.wikipedia.org)
Baca Selanjutnya....

Selasa, 27 April 2010

10 Cara Menghindari Kanker

1. BERHENTI MEROKOK
Merokok adalah faktor resiko kanker yang terbesar, merupakan sebab utama terjadinya kanker paru dan berhubungan dengan hampir 30% kejadian kanker lainnya. Merokok sigaret, cerutu atau rokok pipa di dalam rumah akan menyebabkan terpajannya seluruh penghuni rumah termasuk anak-anak dengan asap rokok. Hal ini akan mengakibatkan penyakit saluran pernafasan seluruh penghuni rumah. Merokok pada saat hamil berbahaya bagi bayi yang dikandung.

2. HINDARI SINAR MATAHARI
Sinar matahari yang berlebihan menyebabkan kerusakan pada kulit dan kanker kulit. Lindungi kulit dengan krim tabir surya (sunscreen cream), gunakan baju berlengan panjang dan topi atau payung terutama saat terik matahari.

3. KURANGI KADAR LEMAK DALAM MAKANAN
Diet tinggi lemak secara langsung menyebabkan peningkatan resiko untuk terkena kanker kolon, prostat dan payudara. Makanan yang mengandung banyak lemak menyebabkan peningkatan berat badan dan kegemukan yang berhubungan dengan kanker di kandungan, kandung empedu, payudara dan kolon. Mengontrol berat badan dengan diet seimbang dan olahraga akan mengurangi risiko untuk terkena kanker.

4. PERBANYAK MAKANAN BERSERAT
Gandum, beras, sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat alami yang sangat baik dan melindungi anda dari kanker kolorektal. Makanan yang banyak mengandung serat seperti roti gandum, dedak, jagung, beras, bayam, kentang, apel, peer dan tomat sebaiknya dikonsumsi secara teratur setiap hari.


5. KURANGI KONSUMSI MAKANAN YANG DIASAP, DIBAKAR & DIAWETKAN DENGAN NITRIT
Kanker oesofagus dan lambung lebih sering dijumpai di negara yang penduduknya banyak mengkonsumsi makanan yang diproses dengan pengasapan maupun diawetkan dengan nitrit. Dalam makanan yang dibakar diketahui kandungan zat yang meningkatkan risiko kanker lebih tinggi.

6. PILIH MAKANAN YANG BANYAK MENGANDUNG VITAMIN A & C
Vitamin alami dan zat penting lain yang terkandung dalam sayuran dan buah-buahan dapat melindungi kita dari kanker oesofagus, laring, lambung dan paru. Jeruk, pisang, mangga, papaya, tomat, dan buah-buahan tropis lainnya, wortel serta brokoli merupakan sumber dari vitamin dan zat-zat penting tersebut.

7. KONSUMSI LEBIH BANYAK SAYURAN GOLONGAN KUBIS
Penelitian menunjukkan bahwa sayuran yang termasuk dalam golongan kubis, misalnya kol, brokoli, bunga kol, bok choy dan kale dapat melindungi anda dari kanker lambung, kolorektal dan kanker saluran nafas.

8. HINDARI MINUMAN BERALKOHOL
Apabila anda mengkonsumsi alkohol dalam jumlah banyak, risiko untuk mendapat kanker hati dan lambung akan meningkat. Merokok disertai dengan minum alkohol akan meningkatkan risiko yang amat besar untuk terjadinya kanker mulut, tenggorokan, laring dan oesofagus.

9. PERIKSAKAN DIRI SECARA TERATUR
Pemeriksaan kesehatan secara teratur adalah langkah yang baik untuk dapat mengetahui adanya penyakit sedini mungkin. Pap smear dan pemeriksaan payudara sendiri maupun dengan mammografi merupakan cara yang sangat dianjurkan untuk mendeteksi secara dini kanker leher rahim dan payudara. Para pria dianjurkan untuk selalu memeriksakan diri akan kemungkinan adanya kanker di kelenjar prostat dan testis. Anda juga harus selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada diri anda, misalnya timbulnya benjolan pada tubuh, perubahan suara menjadi serak, adanya perdarahan yang tidak normal, dll.

10. POLA HIDUP YANG SEIMBANG
Makan yang cukup dan seimbang gizi, penggunaan waktu yang seimbang antara bekerja, istirahat, rekreasi dan olahraga, serta selalu mendekatkan diri pada Tuhan, dapat mengurangi risiko untuk timbulnya penyakit kanker.

(Sumber: Divisi Pemasaran Rumah Sakit Kanker “Dharmais”)

Baca Selanjutnya....

Rabu, 24 Februari 2010

Konsumsi Daging Merah Memicu Kanker Paru

WASHINGTON – Seseorang yang rajin mengonsumsi daging merah dan daging olahan akan meningkatkan resiko menderita beberapa kanker, termasuk kanker paru-paru dan kanker pencernaan.
Salah satu penelitian menunjukkan hubungan antara dan kanker paru-paru. Dalam penelitian itu disebutkan orang yang mengonsumsi daging merah akan beresiko mengalami kanker hati dan kanker tenggorokan. Sementara pada laki-laki, resiko menderita kanker pankreas akan meningkat seiring kebiasaan mengonsumsi daging merah.
“Penurunan mengonsumsi daging merah dan daging olahan akan mengurangi angka kejadian kanker, ” ujar peneliti dari US National Cancer Institute Dr Amanda Cross.
Penelitian melibatkan 500.000 orang berusia 50-71 tahun yang melakukan diet berdasarkan petunjuk dari The American Association for Retired Persons (AARP). Selanjutnya, setelah delapan tahun ternyata 53.396 terdiagnosis kanker.
“Terjadi kenaikan signifikan mulai 20% sampai 60% mengalami kanker tenggorokan, kolon, hati, dan paru-paru dibandingkan individu yang mengonsumsi sedikit daging merah,” ungkap peneliti.

Subjek penelitian yang mengonsumsi daging merah akan beresiko mengalami kanker pencernaan hingga 20% dan 16% berisiko mengalami kanker paru_paru.“Daging merah sering dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker tenggorokan dan hati,” tandas Cross.
Dia menambahkan, daging merah tidak dihubungkan dengan kanker lambung, leukemia, limfoma, atau melanoma. Daging merah didefinisikan sebagai daging sapi, kambing, dan babi. Adapun, daging olahan adalah bacon, sosis daging merah, sosis ayam, daging ham, dan beberapa hotdog, termasuk daging kalkun.
Daging dapat menyebabkan kanker melalui beberapa cara. Sebagai contoh, daging lemak jenuh dan zat besi yang kerap dihubungkan dengan karsinogenesis.
“Daging sendiri terdiri atas beberapa senyawa kimia yang menyebabkan mutasi DNA, termasuk nitroso compounds (NOCs), heterocyclic amines (HCAs), dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs),” papar peneliti dari Georgetown University di Washington DC Jeanine Genkinger. (Rtr/ hendrati h)
Sumber: Harian Seputar Indonesia, edisi Jum’at 14 Desember 2007

Baca Selanjutnya....

Senin, 18 Mei 2009

Leukimia (Kanker Darah) & Herbal

Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah).

Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya, Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya, sel darah putih me-reproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah diharapkan be-reproduksi kembali.

Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang dengan kondisi seperti ini (Leukemia) akan menunjukkan beberapa gejala seperti; mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan perdarahan.

Penyakit Leukemia Akut dan Kronis

Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila hal ini tidak segera diobati, maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun.

Leukemia diklasifikasikan berdasarkan jenis sel

Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut leukemia limfositik. Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut leukemia mielositik.

Dari klasifikasi ini, maka Leukemia dibagi menjadi empat type sebutan;

  1. Leukemia limfositik akut (LLA). Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.
  2. Leukemia mielositik akut (LMA). Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
  3. Leukemia limfositik kronis (LLK). Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak.
  4. Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit.
Penyebab Penyakit Leukemia

Sampai saat ini penyebab penyakit leukemia belum diketahui secara pasti, akan tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi frekuensi terjadinya leukemia.
  1. Radiasi. Hal ini ditunjang dengan beberapa laporan dari beberapa riset yang menangani kasus Leukemia bahwa Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia, Penerita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia, Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.
  2. Leukemogenik. Beberapa zat kimia dilaporkan telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia inustri seperti insektisida, obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.
  3. Herediter. Penderita Down Syndrom memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.
  4. Virus. Beberapa jenis virus dapat menyebabkan leukemia, seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.
Tanda dan Gejala Penyakit Leukemia

Gejala Leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun demikian secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
  1. Anemia. Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oxygen dalam tubuh).
  2. Perdarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil dijaringan kulit).
  3. Terserang Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.
  4. Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.
  5. Nyeri Perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.
  6. Pembengkakan Kelenjar Lympa. Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan.
  7. Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Diagnosa Penyakit Leukemia (Kanker Darah)

Penyakit Leukemia dapat dipastikan dengan beberapa pemeriksaan, diantaranya adalah ; Biopsy, Pemeriksaan darah {complete blood count (CBC)}, CT or CAT scan, magnetic resonance imaging (MRI), X-ray, Ultrasound, Spinal tap/lumbar puncture.


Penanganan dengan Herbal
Terapi herbal yang digunakan untuk penanganan Leukemia adalah kombinasi antara GUVA dan STAMED.

Baca Selanjutnya....

Kanker Paru-Paru

Penyakit Kanker Paru-paru tergolong dalam penyakit kanker yang mematikan, baik bagi pria maupun wanita. Dibandingkan dengan jenis penyakit kanker lainnya, seperti kanker prostat, kanker usus, dan kanker payudara, penyakit kanker paru-paru dewasa ini cenderung lebih cepat meningkat perkembangannya.

Penyakit kanker paru-paru adalah sebuah bentuk perkembangan sell yang sangat cepat (abnormal) didalam jaringan paru yang disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan sell atau ekspansi dari sell itu sendiri. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini dapat menyebar ke organ lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau otak.

Penyakit kanker paru-paru lebih banyak disebabkan oleh merokok (87%), sedangkan sisanya disebabkan oleh zat asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok.

Klasifikasi Penyakit Kanker Paru-Paru

Ada pengklasifikasian dari penyakit kanker paru-paru, Ini dilihat dari tingkat penyebarannya baik dijaringan paru itu sendiri maupun terhadap organ tubuh lainnya. Namun pada dasarnya penyakit kanker paru-paru terbagi dalam dua kriteria berdasarkan level penyebarannya:

1. Kanker paru-paru primer
Memiliki 2 type utama, yaitu Small cell lung cancer (SCLC) dan Non-small cell lung cancer (NSCLC). SCLC adalah jenis sell yang kecil-kecil (banyak) dimana memiliki daya pertumbuhan yang sangat cepat hingga membesar. Biasanya disebut "oat cell carcinomas" (karsinoma sel gandum). Type ini sangat erat kaitannya dengan perokok, Penanganan cukup berespon baik melalui tindakan chemotherapy and radiation therapy.

Sedangkan NSCLC adalah merupakan pertumbuhan sell tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru. Misalnya Adenoma, Hamartoma kondromatous dan Sarkoma.

2. Kanker paru sekunder
Merupakan penyakit kanker paru yang timbul sebagai dampak penyebaran kanker dari bagian organ tubuh lainnya, yang paling sering adalah kanker payudara dan kanker usus (perut). Kanker menyebar melalui darah, sistem limpa atau karena kedekatan organ.


Tanda dan Gejala Penyakit Kanker Paru-paru

Tanda dan gejala kanker paru ini hanya akan muncul saat perkembangan abnormal sell ini semakin parah kearah stadium yang lebih lanjut, dan ini memerlukan waktu bertahun-tahun sejak awal perkembangannya. Bahkan ada kemungkinan tidak menampakkan adanya tanda dan gejala khusus, melainkan hanya tampak jika dilakukan X-ray. Namun jika beberapa tanda dan gejala dibawah ini apabila dirasakan, sebaiknya segeralah periksa ke dokter atau herbalist yang anda percayai :
  1. Batuk-batuk yang lama pada orang merokok
  2. Kesulitan bernafas (nafas pendek)
  3. Batuk mengeluarkan darah (meskipun jumlah sedikit)
  4. Sering mengalami infeksi paru (pneumonia atau bronchitis)
  5. Adanya nyeri dada, bahu dan bagian punggung
  6. Suara yang berubah dari biasanya
  7. Batuk lebih dari 2 minggu pada orang yang tidak merokok
  8. Lainnya seperti susah menelan, leher dan wajah tampak membengkak, nafsu makan berkurang, hilangnya berat badan, cepat lelah atau lemah.

Penyebab Penyakit Kanker Paru-paru

Penyebab terbesar adalah merokok, Sedangkan lainnya adalah disebabkan adanya kontaminasi udara sekitar oleh zat asbes, polusi udara oleh asap kendaraan ataupun pembakaran termasuk asap rokok. Ada beberapa kasus penyakit yang memicu terjadinya penyakit kanker paru-paru ini, yaitu penyakit TBC dan Pneumonia. Kedua penyakit ini dapat menimbulkan perlukaan pada jaringan sell organ paru sehingga mensupport terjadinya pertumbuhan sell abnormal didalam rongga tersebut. Biasanya kanker paru yang berkembang dari kasus ini adalah jenis adenocarcinoma (adenoma).

Penanganan dan Treatment Penyakit Kanker Paru

Penanganan dan treatment atau pengobatan yang dilakukan pada orang yang terdiagnosa mengalami penyakit kanker paru akan tergantung dari tingkat stadiumnya, kemungkinan dilakukannya operasi, serta kondisi umum si Penderita. Hal ini tidak terlepas dari riwayat serta penyebab dari adanya kanker paru tersebut tentunya.

Beberapa langkah yang biasa dilakukan adalah:

* Tindakan operasi pembedahan mengangkat sell kanker
* Tindakan Therapy Radiasi
* Tindakan Therapy Kemotherapy
* Tindakan penyuntikan {Photodynamic (PTD)}

Pemberian Nutrisi dan supplement dapat mengurang gejala yang disebabkan oleh kanker paru. Vitamin D dan Fe sangat baik untuk diberikan oleh penderita penyakit kanker paru, Begitu pula dengan makanan antioxidant seperti blueberri, cherri, dan buah tomat.


Sumber : Lung Cancer Disease.


Baca Selanjutnya....

Sabtu, 28 Februari 2009

Makanan Tradisional Dapat Mencegah Kanker

Kematian yang disebabkan penyakit kanker akan terus meningkat, jika tidak ada perubahan pola makan, perilaku, gaya hidup di masyarakat. Satu upaya bermakna yang bisa mengurangi penyakit kanker adalah lebih banyak mengonsumsi makanan tradisional (lokal).

"Globalisasi mendorong terjadinya perubahan radikal dalam sistem retail pangan, yang ditandai dengan menjamurnya "hypermarket", restoran cepat saji, waralaba, "food court" dari berbagai penjuru dunia, yang sebagian besar meyajikan "junk food" (makanan sampah) dengan risiko terkena kanker sangat tinggi," kata Prof dr Muhammad Sulchan dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, belum lama ini.

Ditambahkan, penetrasi pangan global menyebabkan konvergensi makanan, pergeseran budaya pangan, perubahan pola makan, dan kebiasaan makan tidak sehat. Hal itu ditandai dari konsumtivisme dan hedonisme yang imitatif.

Buruknya hubungan manusia dengan alam berpijak pada etika antroposentris-etika yang mengedepankan hasrat manusia atas alam yang berdampak pada eksploitasi besar-besaran sumber daya alam, hiperkomodifikasi, terutama "fast food", dan hiper konsumsi. Kondisi itu membuat hidup masyarakat menjadi sangat konsumtif.

"Dari situlah malapetaka penyakit muncul, terutama penyakit-penyakit kronik termasuk kanker," kata Sulchan menegaskan.
Dalam sejarah peradaban, menurut Sulchan, manusia mengakses pangan yang dibutuhkan untuk dikonsumsi selalu mengikuti hukum-hukum alam yang terikat secara ekologis dengan makro dan mikrokosmosnya.

"Alam semesta merupakan tempat manusia belajar banyak hal, termasuk keberagaman, keseimbangan, dan saling ketergantungan yang sinergis," katanya.

Ketika keberagaman dan keseimbangan terancam oleh perilaku manusia, maka pilar kehidupan akan runtuh. "Eksploitasi alam berlebihan untuk memenuhi hasrat konsumsi manusia sedang menuju ke arah itu," katanya.

Ia menjelaskan, beragam karsinogen (pemicu kanker) ada di dalam pangan, meliputi karsinogen pangan alamiah dan buatan, sumber subtansi selama penyimpanan, proses pengolahan panas tinggi, polutan, pestisida, bahan tambahan pangan, dan sekitar seribu zat bersifat karsinogen.

Menurut Sulchan, pengawetan dan pengolahan makanan dengan menggunakan garam, pengasapan bersifat inisiator dan promotor kanker. Makanan cepat saji menggunakan proses pengolahan dan pematangan yang berisiko menyebabkan kanker. "Westernisasi makanan meningkatkan risiko terkena kanker," katanya.

Untuk mengurangi risiko kanker, Sulchan menyarankan agar masyarakat lebih banyak mengonsumsi makanan lokal yang menggunakan bahan baku alami dan diolah secara tradisional. Selain itu, harus mengonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan segar, karena pada keduanya terdapat banyak zat yang bersifat antioksidan.

Ia menyebutkan, memakan tahu dan tempe berbahan kedelai lokal lebih sehat dibanding kedelai impor dari Amerika Serikat yang masuk kategori GMF (genetically modified food). Kedelai GMF banyak ditolak negara-negara Eropa.

"Konsumsi sayuran dan buah asli, bukan ekstraks," katanya mengingatkan.

Ia mencontohkan kasus kanker usus besar di Tanah Air menunjukkan peningkatan. Pada tahun 1934 hanya ditemukan satu kasus, lalu pada 1937 menjadi tujuh, dan saat ini prevalensinya sekitar 1,8 per 100.000 penduduk.

"Dibandingkan prevalensi di AS dan negara maju lainnya, kasus kanker usus besar di Indonesia memang masih rendah. Namun, hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak mengurangi jumlah pengidapnya," ujarnya.

Di AS, kata Sulchan, angka kejadiannya 40 per 100.000 orang, Eropa (30), Jepang (13), India (9), dan Nigeria 2,5 kasus per 100.000 penduduk.

Hal senada dikemukakan Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia, Prof Suhartati. Dalam kesempatan terpisah, di Jakarta, baru-baru ini, Prof Suhartati mengatakan, dunia terancam ledakan penyakit kanker dalam kurun waktu 25 tahun ke depan. Diperkirakan akan ada 84 juta orang meninggal akibat penyakit kanker. "Ledakan kanker terutama terjadi di negara berkembang. Karena ada peningkatan penderita kanker sebanyak 300 persen pada tahun 2030," ujarnya.

Penyebabnya, menurut Prof Suhartati, karena penyakit kanker termasuk dalam neglected endemic atau penyakit yang tanpa gejala. Akibat ketidaktahuan akan penyakit itulah yang membuat masyarakat tidak melakukan pencegahan dini.

Hal ini dibuktikan dengan pasien yang datang sudah pada kondisi stadium lanjut. "Mereka datang dalam kondisi stadium advanced dan local advanced atau stadium 4," ujar Prof Tati.

Berdasarkan hasil survei kesehatan rumah tangga, kanker merupakan penyebab kematian nomor lima di Indonesia. Dalam 20 tahun terakhir angka penderita kanker bertambah dari 3,64 persen tahun 1981 menjadi 6 persen di tahun 2001.

Data American Cancer Society mencatat, penyebab kematian terbesar pada wanita di dunia adalah kanker payudara (19 persen), kanker paru-paru (19 persen), serta kanker kolon dan rektum (15 persen).

Pada pria, penyakit kanker didominasi oleh kanker paru (34 persen), kanker kolon dan rektum (12 persen), serta kanker prostat (10 persen). Diperkirakan, 80-90 persen kanker disebabkan oleh faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan dan makanan.

"Dari sudut pandang gizi, diketahui bahwa energi, protein, zat besi, seng, dan vitamin A berperan penting dalam mempertahankan sistem kekebalan tubuh. Defisiensi zat-zat gizi tersebut akan melumpuhkan sistem kekebalan tubuh, dan akhirnya tubuh tidak mampu menahan karsinogenesis (pemicu terjadinya sel kanker)," ujarnya.

Dalam studi menggunakan hewan percobaan terbukti bahwa pembatasan makanan tertentu dapat mencegah pertumbuhan berbagai tumor. Teori yang mendasari hal itu ialah dengan pembatasan makanan akan menyebabkan perubahan hormonal di dalam tubuh, sehingga proses tumorigenesis (pembentukan tumor) menjadi terhambat.

"Penyakit tumor terlihat cenderung menimpa hewan percobaan (tikus) yang mempunyai berat badan berlebih akibat terlalu banyak makan," kata Prof Tati.

Makanan yang kaya akan lemak ternyata berkaitan erat dengan munculnya kanker usus dan kanker payudara. Sedangkan kandungan lemak yang rendah dan konsumsi serat yang tinggi, seperti pada pola makan vegetarian, dapat menekan jumlah penderita kanker.

Tumorigenesis akan semakin berkembang pada pola makan yang rendah lemak tak jenuh ganda. Lemak tak jenuh, baik tunggal maupun ganda, selama ini dikenal sebagai lemak yang bermanfaat bagi pencegahan penyakit jantung koroner. Bahan nabati seperti kacang-kacangan umumnya kaya akan lemak tak jenuh.

Hormon tertentu diduga ikut bertanggung jawab pada munculnya tumor. Pengeluaran hormon itu dipicu oleh konsumsi lemak yang tinggi. Contohnya adalah hormon prolaktin (serum) yang merangsang pertumbuhan tumor, ternyata kadarnya semakin meningkat apabila makanan yang kita konsumsi kaya akan kandungan lemak.

"Ketika kita memasak daging, terbentuklah senyawa HCA (senyawa amina-amina heterosiklis) yang dipercaya dapat menyebabkan kanker. HCA muncul sebagai reaksi antar protein hewani selama proses pemasakan atau browning (pencokelatan). Semakin sedikit HCA yang terbentuk, semakin sehat daging yang kita konsumsi," katanya.

Namun, diakui Prof Tati, banyak orang yang tidak tahu bahwa cara memasak makanan ternyata sangat mempengaruhi jumlah HCA yang terbentuk. Memanggang daging di dalam oven akan menghasilkan HCA lebih sedikit dibandingkan dengan menggoreng, membakar, atau memanggang di atas kompor yang suhunya tinggi.

Sedangkan merebus secara perlahan-lahan dengan panas bertahap, mengukus atau memasak dengan oven, praktis tidak menghasilkan HCA. Berbagai percobaan pada hewan menunjukkan bahwa HCA berpotensi mengakibatkan kanker usus besar, payudara, pankreas, hati, dan kandung kemih.

Studi yang dilakukan New York University Medical Center mengemukakan bahwa wanita yang rajin makan daging merah memiliki peluang menderita kanker payudara dua kali lipat, dibandingkan mereka yang hanya makan daging unggas dan ikan.

"Mengonsumsi daging sebaiknya selalu disertai dengan sayur dan buah sebagai sumber antioksidan. Buah-buahan seperti jeruk, sangat kaya akan vitamin C yang merupakan golongan antioksidan kuat. Demikian juga konsumsi sayuran berwarna hijau juga akan menetralkan pembentukan HCA," ucapnya. (Tri Wahyuni/dari berbagai sumber)

Sumber: Suarakarya.com dalam gizi.net


Baca Selanjutnya....

Jumat, 27 Februari 2009

Pola Makan Pemicu Kanker Kolon

Kecenderungan masyarakat modern yang menerapkan pola makan buruk, kebiasaan tidak suka sayuran atau makanan berserat, gemar mengonsumsi daging merah atau pun makanan cepat saji (fast food), ternyata telah mengakibatkan kasus penyakit kanker usus besar (colon) terus meningkat.

Seperti diungkapkan ahli gastroenterologi dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, Dr Ari Fahril Syam SpPD-KGEH, MMB, tren kasus kanker usus besar akhir-akhir ini makin terlihat di masyarakat.

¨Trennya bisa dibilang terus meningkat. Memang belum ada data pasti mengenai prevalensi penyakit kanker di Inidonesia, tetapi kalau berdasarkan data pasien di RSCM, jika dulu ditemukan satu kasus setiap minggunya, kini meningkat hingga dua kasus setiap minggunya,¨ ungkap Dr Ari di sela-sela diskusi dengan media massa di Jakarta, Selasa (8/4).

Ia menambahkan, tren meningkatnya kanker usus besar ini tidak terlepas dari berbagai faktor seperti genetika, pola makan yang buruk hingga konsumsi lemak berlebihan dan kurangnya makanan berserat.

¨Kanker ini sekarang banyak ditemukan baik pada pria maupun wanita, pada usia rata-rata 40 hingga 50 tahun. Ini bisa terjadi karena kurangnya makanan tinggi serat serta akibat terlalu banyak konsumsi lemak sehingga menimbulkan perlukaan pada usus, sembelit, timbul polip dan gangguan usus lainnya. Untuk itulah masyarakat juga disarankan untu melakukan deteksi dini, terutama bagi yang berusia 40-an,¨ ujarnya.

Dr Ari berpesan, kalaupun harus mengonsumsi daging, masyarakat sebaiknya mengimbanginya dengan sayuran atau pun makanan berserat supaya pencernaannya tidak terganggu. Selain itu, Dr Ari juga menyarankan masyarakat untuk lebih memilih daging putih yang relatif lebih menyehatkan bagi tubuh ketimbang daging merah.

¨Daging merah itu kandungan kolesterol dan lemaknya relatif lebih tinggi ketimbang daging putih. Banyak pula penelitian yang menyebutkan bahwa daging merah berkaitan dengan beragam jenis penyakit kanker,¨ terangnya.

Dr Ari menjelaskan pula, awal terjadinya kanker ini berkaitan dengan munculnya polip di usus besar. Gejala kanker ini nyaris mirip dengan diare, yaitu adanya darah dalam tinja. Gejala akhir termasuk pucat, sakit pada umumnya, kurus, malnutrisi, lemah, terjadi cairan di dalam rongga perut, pembesaran hati, serta pelebaran saluran limpa.

Pemeriksaan atau deteksi kanker usus besar kini dapat dilakukan dengan banyak cara termasuk dengan metode fiberoptik kolonoskopi atau pun CT-Scan. Dalam beberapa tahun terakhir, dengan ditemukannya MultiDetectorsCT (MSCT), kolonoskopi bisa dilakukan secara cepat dan lebih nyaman bagi pasien. Hasil yang diperoleh pun relatif akurat, karena alat itu mampu menghasilkan 16 slice, sehingga pemeriksaan lebih detail.

Source: http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/08/14512450/pola.makan.buruk.tren.kanker.usus.besar.meningkat

Baca Selanjutnya....

Minggu, 08 Februari 2009

Rokok dan Kanker Paru-Paru


"Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi,
dan gangguan kehamilan dan janin"

Walaupun terlihat menakutkan nampaknya para perokok (mungkin anda) sering mengacuhkan peringatan tersebut. Di balik sikap acuh anda, Tahukah anda seberapa hebat bahaya rokok bagi hidup anda? Tahukah anda bagaimana rokok dapat merenggut nyawa anda? Sadarkah bahwa anda sedang menggerogoti tubuh anda sendiri?
Rokok merupakan gaya hidup bagi sebagian besar orang baik orang tua, mahasiswa, remaja , bahkan anak SD sekalipun.Tetapi di balik kenikmatan merokok, ada 1000 macam gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkannya.Melalui kesempatan ini, saya akan membeberkan fakta secara khusus bagaimana rokok dapat menimbulkan pembunuh no. 2 di dunia yaitu kanker.

Apa saja komponen rokok?
Rokok dibuat dari tanaman tropis Tembakau(Nicotiana tobaccum).Apabila dibakar, asap yang dihasilkan mengandung kurang lebih 4000 racun dengan 3 komponen utama yaitu Nikotin yang menyebabkan ketergantungan, TAR yang bersifat karsinogenik (pencetus kanker),dan karbon monoksida yang menyebabkan gangguan sistem pernafasan. Selain itu komponen2 lain yang terdapat di dalam rokok :
- Fenol (bahan pembersih lantai)
- Aseton (bahan pembersih cat kuku)
- Arsen (bahan racun tikus)
- Merkuri (penyebab penyakit minamata)
- Hidrogen Sianida
- Formalin (bahan pengawet mayat)
Bahan2 di atas dapat memperbesar resiko anda terkena kanker.

Bagaimana rokok dapat menyebabkan kanker?
Apabila anda menyalakan rokok dan menghisapnya, maka ratusan, ribuan, bahkan jutaan molekul2 radikal bebas masuk ke dalam tubuh anda. Apa itu radikal bebas? Free Radicals(FR) adalah suatu senyawa yang kehilangan elektron bebasnya sehingga bersifat sangat reaktif, apabila FR masuk ke dalam tubuh FR cenderung mencuri elektron dari tubuh, proses ini menyebabkan cedera pada membran sel dan inti khususnya paru-paru sehingga terjadi kelainan dan kecacatan pada DNA. Apa akibatnya? Terjadilah proses pembelahan sel yang abnormal dan tidak terkendali dan terjadilah tumor/kanker.
Selain asap rokok, lingkungan kita juga menghasilkan FR antara lain : Sinar UV dari matahari, gas buangan kendaraan bermotor, smog, asap masakan, dsb.


Kanker apa yang harus diwaspadai oleh perokok?
Kanker Paru-paru. Berikut adalah gambar paru-paru penderita kanker paru:
http://i7.photobucket.com/albums/y299/Rovani/m.jpghttp://i7.photobucket.com/albums/y299/Rovani/k.jpghttp://i7.photobucket.com/albums/y299/Rovani/d.jpg
Memang terlihat sangat ngeri tapi inilah faktanya. Paru-paru tersebut di atas sudah kehilangan 80% kemampuan mengikat oksigen karena terjadi kerusakan sel-sel paru secara menyeluruh. Seberapa sakitkah orang yang terkena kanker paru-paru? Bayangkan anda berada pada suatu kondisi tidak bisa bernapas di tambah rasa sakit yang amat sangat seperti ditusuk-tusuk oleh sebilah pedang pada paru-paru anda. Itulah gambaran sebagian penderitaan pasien paru-paru. Pada kondisi demikian, pasien seperti berada antara hidup dan mati, tak bisa bergerak, rasa sakit yang amat sangat, sungguh mengerikan bukan ? Masih mau anda merokok?
Kanker paru-paru merupakan silent killer yaitu gejala-gejala kanker paru seperti sesak napas, batuk berkepanjangan baru akan timbul ketika kanker sudah menginjak stadium akhir. Artinya perokok tidak akan sadar bahwa dirinya terkena kanker sejak usia muda. Masa laten kanker ini adalah 20-25 tahun. Jadi apabila anda sudah merokok pada usia 15 tahun maka pada usia 35/40 tahun, kanker paru kemungkinan besar akan anda derita.

Lalu, bagi orang yang sudah terlanjur kecanduan merokok, bagaimana agar terhindar dari penyakit mematikan ini?
Solusi yang paling bijak adalah anda harus 100% berhenti merokoK. Tapi nyatanya, ini merupakan sesuatu yang mustahil dan sangat berat bagi mereka yang sudah diperdaya oleh rokok. But Don't Worry guys, ada satu solusi lagi yang dapat digunakan yaitu dengan mengkonsumsi ANTIOKSIDAN.
AntiOksidan (AO) adalah senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas dengan jalan melindungi sel-sel tubuh khususnya paru-paru terhadap serangan radikal bebas. Tetapi ini adalah jalan terakhir dan tidak 100% dapat menghambat atau mencegah anda terkena kanker paru melainkan mengurangi resiko anda terkena kanker.

Apa saja antioksidan yang dapat digunakan?
1. Vitamin A, C dan E. Dapat dikonsumsi dalam bentuk food suplement (Vitacimin, Xonce, Natur-E).Mekanisme kerjanya yaitu dengan jalan melindungi paru-paru terhadap oksidasi dan kerusakan oleh FR.
2. Kedelai dan produk-produknya (Tahu,tempe, oncom) mengandung senyawa Genistein yang merupakan antioksidan dan antitumor kuat, serta dapat menstimulasi sistem imun. Mekanisme kerjanya yaitu menstimulasi pulihnya sel-sel tumor menjadi sel normal khususnya pada kanker paru.Terdapat pula pada tauge.
3. Teh Hijau. Kandunagn bioflavonoid Epi-Gallo Catechin Gallat(EGCG) merupakan antioksidan terkuat yang aktivitasnya 10 kali lebih kuat dari vitamin C. (cth : Vipro-G)
4. Kurkumin yang terdapat dalam kunyit dan temulawak juga memiliki sifat antioksidan. Disamping itu,kurkumin dapat membantu lever dalam menetralkan racun-racun yang terdapat dalam asap rokok.
5. Asam laurat yang merupakan asam lemak jenuh rantai sedang dan terdapat hanya dalam Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil). Merupakan antioksidan dan bersifat menstimulasi sistem pertahanan tubuh untuk menbuang sel-sel kanker.
6. Quersetin. Terdapat pada syuran hijau, apel, bawang daun, brokoli, dan kacang panjang.
7. Lycopen. Terdapat pada pepaya, semangka merah, anggur, dan tomat.

(http://www.indotekken.com/forum/archive/index.php?t-504.html)



Baca Selanjutnya....