Apa yang tidak kita ketahui tentang detoksifikasi mungkin sedang membunuh kita. Kita sedang hidup di zaman yang paling tercemar sepanjang sejarah.
- Kebanyakan udara kita tercemar
- Kebanyakan air kita tercemar
- Makanan kita biasanya mengandung toksin
Berita yang tragis adalah hal-hal yang telah tercemar itu sedang masuk kedalam tubuh kita dan menyerbu sirkulasi kita. Tujuan akhirnya adalah terkumpul di dalam jaringan-jaringan dan organ-organ tubuh kita. Toksin-toksin itu – khususnya pestisida – tinggal di dalam jaringan-jaringan lemak kita. Sedikit orang menyadari bahwa otak mereka mengandung sejumlah besar lemak yang disebut phospholipids. Sel-sel urat saraf diselubungi oleh suatu selaput yang terdiri dari phospholipids. Banyak toksin yang larut dalam lemak dan dengan demikian dapat berakumulasi dalam jaringan-jaringan lemak dan dalam selaput-selaput sel, termasuk otak kita.
Gejala-gejala dan tanda-tanda kebanyakan toksin, diantaranya : kelelahan, kurang energi, sakit kepala, alergi, produksi lendir yang berlebihan, masalah sinus, bronkhitis dan bahkan pneumonia (radang paru). Gejala-gejala lainnya termasuk jerawatan, sering lupa, pikiran yang keruh, alergi makanan, perubahan suasana hati, kulit yang kendur, masalah pernapasan, sakit persendian, artritis, psoriasis, dan fungsi kekebalan tubuh yang lemah.
Bagaimana Tubuh Menangani Toksin
Tubuh yang luar biasa ini menyingkirkan toksin melalui usus, sistem pernapasan, keringat, sistem pembuangan air kecil, kelenjar getah bening dan hati.
1. USUS
Cara pertama tubuh menyingkirkan toksin adalah usus. Setelah dicerna dan diserap, racun-racun itu pertama bersirkulasi dalam darah, kemudian ke hati dimana itu didetoksifikasi. Limbah-limbah itu kemudian dibuang ke dalam empedu, lalu ke dalam usus kecil, usus besar, dan akhirnya dikeluarkan.
Adalah penting bahwa usus kita bekerja dengan baik. Namun demikian, bagi banyak orang tidak seperti itu kasusnya. Sebut saja Amerika Serikat dikenal sebagai “negara yang paling banyak menderita sembelit di seluruh planet ini”. Bagian paling bawah dari usus adalah tempat yang harus dikosongkan setiap enam jam. Tetapi oleh karena kebiasaan kita menahan isinya sampai dua puluh empat jam, hasilnya adalah tukak lambung dan kanker.
Usus besar adalah organ yang sangat mengagumkan, dihuni oleh banyak makhluk : bakteri, ragi, dan parasit (pada beberapa orang). Usus besar ini semacam pipa pembuangan yang lebar, sekitar lima kaki panjangnya (usus kecil panjangnya kira-kira dua puluh kaki).
Bayangkan sejenak pipa ledeng di tempat cuci di dapur atau kamar mandi. Jika pipa mulai tersumbat rambut, remah-remah atau lainnya, air pembuangan akan mulai meluap keluar, jika kita tidak segera bertindak, mungkin akan membludak dan menyebabkan kebanjiran. Hal tersebut serupa dengan usus besar kita.
Jika kita sembelit, selama beberapa waktu sampah di dalam usus kita akan mulai membusuk, rusak dan menghasilkan gas dan toksin-toksin yang akan diserap dalam darah. Terdapat lebih dari empat ratus bakteri yang berbeda dalam usus besar, ada bakteri baik dan bakteri jahat.
Yang termasuk bakteri baik adalah Lactobacillus acidophilus dan bifidus. Bakteri-bakteri ini menolong menetralkan unsur-unsur penyebab kanker, juga menetralkan bakteri patogenik, bakteri jahat dalam usus yang dapat mempersatukan senyawa-senyawa karsinogen.
2. SISTEM PERNAPASAN
Cara lain tubuh menyingkirkan toksin adalah melalui sistem pernapasan kita, dengan memproduksi lendir. Paru-paru biasanya lebih rentan terhadap toksin-toksin lingkungan dibanding dengan organ-organ lainnya. Kita menghadapi ancaman asap dan toksin-toksin udara setiap hari. Sel-sel goblet membentengi sistem pernapasan dan mengeluarkan lendir yang memerangkap toksin-toksin itu. Sel-sel lainnya dengan sistem pernapasan berisi cilia, yang wujudnya seperti rambut-rambut yang bergerak sekitar seribu kali dalam satu menit. Ia menolong melenyapkan pertikel dan toksin dari paru-paru.
Merokok cenderung melumpuhkan cilia ini, membuatnya sulit untuk mengeluarkan lendir itu dan menyebabkan batuk karena rokok. Beberapa orang tidak menghasilkan lendir yang cukup, kemungkinan karena kurangnya minum air, dan dengan demikian lebih rentan terhadap infeksi. Paru-paru juga memiliki enzim-enzim antioksidan seperti superoxide dismutase, gluthathione dan catalase, yang memadamkan radikal bebas.
3. KERINGAT
Tubuh juga mengeluarkan toksin melalui keringat dan kulit. Berkeringat sangatlah penting. Berabad-abad yang lalu orang-orang Finlandia mulai menggunakan sauna pada musim dingin untuk menolong tubuh mereka dalam proses detoksisfikasi. Karena di Finlandia begitu dingin, mereka tidak dapat pergi keluar dan berolahraga, jadi mereka melakukan sauna. Barangkali mereka tidak mengetahui hal ini, tetapi mereka sedang menyingkirkan toksin-toksin dari tubuh mereka.
4. GINJAL
Ginjal menolong dalam menyingkirkan toksin-toksin dan zat-zat kimia asing dari tubuh. Ginjal memiliki aliran darah yang tinggi bahkan dibanding dengan otak, jantung atau hati. Ginjal menerima 25 persen dari jumlah darah keseluruhan, denga demikian menyebabkan ia lebih rentan terhadap zat-zat kimia dan toksin-toksin dalam darah. Ginjal itu kemudian mendistribusikan ulang dan menyerap ulang 99 persendari jumlah darah keseluruhan, dan hanya 0,1 dari darah yang telah disaring menjadi air seni. Cara terbaik untuk mendetoksifikasi ginjal adalah meminum air yang cukup, minimal 2 liter setiap hari.
5. HATI
Hati adalah organ vital untuk didetoksifikasi. Hati mengumpulkan racun dan mengeluarkan kira-kira 1 liter empedu, yang membawa racun keluar dari hati masuk ke usus kecil di mana racun terbut kemudian dibuang sebagai sampah.
Berikut beberapa sumber toksin yang perlu dihindari:
1. Kafein
Bahaya kafein adalah bahwa kopi terlalu merangsang dan
dapat melemahkan kelenjar adrenalin, dapat meningkatkan detak jantung dan pada
beberapa orang menyebabkan aritmia – detak jantung yang tidak normal.
Kopi yang tidak ditanam secara organik mengadung
banyak pestisida. Pestisida diberikan untuk membasmi hama yang dapat memakan
biji kopi. Kita berkata “oh, kopi itu sangat nikmat”, sementara kita menelan
pestisida itu.
Jika anda harus minum kopi, yang terbaik adalah
membeli kopi yang ditanam secara organik dan batasilah konsumsi anda 1 – 2
cangkir saja setiap hari.
2. Lemak dalam daging dan produk susu
Resiko dari memakan potongan daging merah berlemak
adalah kemungkinan lemak itu mengandung konsentrasi pestisida tinggi dan
biasanya juga antibiotik, obat sulfa, hormon, dan toksin lainnya. Apa
bahayanya...? Toksin-toksin yang sama akan beralih kedalam jaringan-jaringan
lemak kita, termasuk otak, prostat dan dada.
3. Lemak Trans
Lemak Trans adalah lemak yang telah dihidrogenasi
seutuhnya (atau sebagian saja). Hidrogenasi adalah suatu proses yang menjadikan
lemak tak jenuh semakin jenuh. Kita menemukan lemak yang telah dihidrogenasi
dalam margarine, lemak yang telah dikeringkan, makanan yang digoreng, sebagian
besar roti-rotian dan makanan yang dipanggang, makanan ringan, sebagian besar
makanan dalam kemasan siap saji, coklat dan permen.
Semua ini ditemukan sama bahayanya dan mungkin lebih berbahaya
bagi pembuluh-pembuluh darah kita daripada lemak tak jenuh itu sendiri dan
terkait dengan penyakit jantung dan kanker.
4. Zat Tambahan Makanan (Food Additives)
Jika meneliti label makanan, biasanya kita akan
menemukan daftar panjang zat aditif – pewarna, zat kimia pengawet dan
senyawa-senyawa lainnya. Contohnya pemanis buatan yang mengandung aspartame,
yang dianggap dua ratus kali lebih manis dari gula, tetapi juga dapat dua ratus
kali lebih beracun.
Menghilangkan zat tambahan makanan merupakan hal
terbaik yang dapat kita lakukan.
5. Obat – obatan
Kita harusnya sadar akan akibat dari berbagai macam
obat bagi tubuh kita. Obat-obat itu dipecah dalam hati kita – alat detoksifikasi
kita. Suatu penelitian biokimia menunjukkan bagaimana proses detoksifikasi itu
terjadi.
Apa yang akan terjadi ketika mengkonsumsi banyak obat...?
Itu akan memenuhi hati kita dan dapat meninggalkan racun yang bersirkulasi
dalam darah. Itulah sebabnya, jika kita sedang mengkonsumsi beberapa macam
obat, adalah penting untuk beralih secara bertahap dari resep-resep obat ke
vitamin, mineral, asam amino, dan obat-obatan dari tumbuh-tumbuhan. Hal ini
bukan saja baik bagi tubuh kita, tetapi juga jarang menjadi racun bagi tubuh.
Sumber : What you don’t know may be
killing you, Don Colber, M.D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar