Rabu, 05 Oktober 2011

PROSES PEMBENTUKAN TULANG


Tulang adalah jaringan hidup yang secara terus-menerus memperbaharui dirinya sendiri. Dalam tubuh kita, ada dua kelompok sel khusus yang berperan sebagai “maintenance crew”. Kelompok pertama disebut osteoklas, membuat lubang di tulang (proses resorpsi), kemudian meninggalkan lokasi. Saat mereka pergi, kelompok kedua yaitu osteoblas, dating dan mengisi celah tersebut (proses formasi). Bahan yang mereka simpan di celah tersebut mengeras sehingga terbentuk tulang baru. Proses ini disebut bone remodeling (proses pembentukan tulang).

Proses alami yang berjalan seimbang ini, berlangsung terus-menerus dan selesai setiap tiga sampai empat bulan. Proses ini telah dimulai sejak manusia masih dalam kandungan dan terus dibentuk sampai tercapai puncak massa tulang. Tulang kortikal (bagian luar tulang yang padat) mencapai puncak kepadatannya pada akhir dasawarsa keempat, sedangkan tulang trabekular (pembungkus tulang bagian dalam), pada usia 30 tahun.

Sayangnya, seiring bertambahnya usia, proses remodeling menjadi tidak seimbang. Kedua grup sel yang berperan sebagai maintenance crew tadi bekerja kurang efisien dan kurang kompak. Osteoblas yang membentuk tulang tidak bisa mengikuti kecepatan kerja osteoklas yang merusak tulang. Pada orang yang mempunyai tulang kuat dan sehat, konsumsi kalsium yang mencukupi bisa membantu proses remodeling berjalan seimbang. Ini artinya, penggantian tulang baru akan berjalan lebih efisien, yang membantu mengurangi berkurangnya massa tulang.

Pada wanita, perubahan proses remodelling ini biasanya dimulai pada usia 40 tahun, saat jumlah estrogen menurun. Menurut DR. dr. Ichramsjah A. Rachman, SpOG-KFER dalam makalahnya “Cara Mudah Mencegah Osteoporosis,” pada saat ini terjadi kehilangan massa tulang 2,5% sampai 5% per tahun. Berarti, selama kehidupannya wanita akan kehilangan massa tulang 45-50%, sedangkan pria hanya 20-30%. Penurunan massa tulang lebih cepat pada tulang trabekular dibanding tulang kortikal, karena luas permukaan tulang trabekular lebih besar dan proses metabolisme bagian ini pun lebih aktif.

Proses remodelling tulang ini dipengaruhi oleh:

a. FAKTOR EKSTERNAL (faktor di luar tulang)

1. faktor keturunan (genetik)
Mereka yang berkulit hitam (Afrika) umumnya mempunyai kepadatan tulang yang lebih tinggi dan risiko terkena osteoporosis lebih rendah dibandingkan orang kulit putih. Sedangkan orang cina mempunyai massa tulang lebih kecil. Faktor genetik menentukan kira-kira 80% kepadatan mineral tulang.

2. faktor lingkungan (gizi, aktivitas, gaya hidup, sinar matahari, dan obat-obatan)

  • Pemasukan kalsium dan energi dapat menentukan batas pertumbuhan tulang yang optimal. Kalsium dan fosfat banyak terdapat pada keju, yoghurt, kuning telur, kerang-kerangan, kol, asparagus, dan lain-lain. Kedua unsur tadi terdapat dalam bentuk ion Ca2+ dan PO3- agar dapat masuk ke dalam tulang sebagai garam kalsium fosfat.
  • Aktivitas fisik yang menentkan kepadatan tulang adalah olahraga, khususnya yang menggunakan beban. Olahraga jenis ini penting agar terjadi gaya mekanik pada tulang yang juga berhubungan dengan gaya tarik bumi. Terbukti tuang yang mendapat gaya mekanik (mendapat tekanan dan pembebasan gaya) secara periodik dan teratur, akan bertambah massa tulangnya.
  • Faktor gaya hidup (merokok, minum alkohol, konsumsi obat-pbatan yang mengandung steroid), mengubah keseimbangan remodeling tulang kearah perusakan tulang. Faktor matahari sangat penting karena dengan paparan sinar matahari pada kulit, akan terbentuk pre vitamin D3 yang dapat meningkatkan penyerapan kalsium.
3. faktor hormonal
Kekurangan estrogen membuat kadar kalsium di darah berkurang. Tubuh kita mengatasi hal ini dengan mengambil simpanan kalsium di tulang dan gigi.

b. FAKTOR INTERNAL

1. Osteoblas, adalah sel-sel pembentuk matriks tulang yang dibentuk oleh sel-sel mesenkin. Fungsi osteoblas adalah membentuk serabut intra kolagen yang merupakan bagian dari formasi tulang.

2. Osteoklas, adalah sel-sel yang menyerap tulang, berasal dari makrophag yang prosesnya terbentuk di sumsum tulang.

3. Osteosit, merupakan transformasi dari osteoblas, yang pada keadaan tertentu menghentikan sistem matriks tulang dan tersimpan di dalam tulang. Fungsi secara jelas belum diketahui.

Untuk memastikan apakah tulang mengalami kehilangan atau perubahan massa, kita perlu memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan massa tulang ini mirip dengan pemindaian (scanning) sinar x berintensitas rendah, yang biasa dilakukan pada pergelangan tangan dan kaki, tulang belakang, atau bahkan seluruh tubuh, untuk mencari titik kelemahan atau tulang yang berisiko patah. Kalau merasa mempunyai risiko yang tinggi, segera periksakan diri ke dokter dan pertimbangkan untuk menjalani bone densitometry untuk memeriksa massa tulang.

(Sumber: bonus fit no. 10/V/oktober 2001)




Baca Selanjutnya....

Sabtu, 17 September 2011

SAAT LANSIA TETAP SEHAT DENGAN HERBAL

“Proses menjadi tua harus dilalui oleh setiap orang. Kita tidak dapat menghentikan atau memundurkan jarum jam agar proses itu tidak berhasil. Sejak lama manusia mencari “obat” yang memperlambat proses penuaan dan memperpanjang umur. Tetapi apa artinya berumur panjang dengan kondisi tidak sehat, tentunya sangat tidak menyenangkan. Untuk itu kita harus berupaya tetap sehat walau usia semakin menua”

Mengapa menjadi tua ?

Proses penuaan dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kerusakan molekul, kecepatan kerusakan sel yang melampaui kemampuan tubuh untuk memperbaikinya sehingga dapat mengganggu fungsi tubuh. Proses ini dipicu oleh laju peingkatan reaksi radikal bebas dan penurunan kemampuan sistem pertahanan tubuh. Di dalam tubuh manusia, radikal bebas adalah produk samping yang dihasilkan secara alami dalam proses pencernaan, pernapasan, dan pemakaian energi. Sebagian besar dari radikal bebas itu tidak berbahaya selama tubuh tetap dalam proses kegiatannya. Tetapi apabila jumlah penumpukan kerusakan akibat radikal bebas semakin meningkat maka semakin sulit untuk diperbaiki. Radikal bebas dapat menyerang protein di lensa mata yang menyebabkan kekaburan lensa mata dan akhirnya timbul katarak. Mereka juga dapat mengoksidasi apa yang dinamakan “kolesterol jahat” di dalam arteri, sehingga menjadi plak yang menempel di dinding pembuluh darah dan selanjutnya menghentikan aliran darah yang menyebabkan stroke atau serangan jantung.
Radikal bebas juga dapat merusak dinding sel, menyerang kromosom dan DNA, menyebabkan kanker dan membunuh sel-sel tubuh anda. Penyakit-penyakit degeneratif lain yang dapat timbul adalah, rematik, diabetes mellitus dan sebagainya. Tanda-tanda proses menua biasanya mulai tampak pada usia 30 tahun dan pada usia 60 tahun ke atas. Seorang mulai mengalami masalah dalam kehidupannya terutama masalah kesehatan dan keterbatasan aktivitas fisik.

Perubahan fisik pada lansia

Saat seseorang memasuki usia lanjut maka dalam tubuhnya terjadi proses kemunduran fisik. Kecepatan perubahan pada tiap individu berbeda-beda tergantung dari kondisi seseorang, misalnya keturunan, pola hidup dan penyakit yang pernah diderita dan sebagainya. Perubahan fisik seseorang yang mulai masuk kelompok lanjut usia dapat dilihat berdasarkan perubahan berikut:
1. Perubahan warna rambut, dari hitam menjadi putih serta rambut mulai rontok.
2. Gigi mulai tanggal dan tidak ada pergantian gigi secara alami.
3. Kemampuan penglihatan mulai berkurang, terutama kemampuan penglihatan jarak dekat sehingga mereka perlu bantuan kacamata untuk membaca.
4. Sikap berdiri kurang tegap.
5. Kulit mulai berkeriput.

Penyakit yang sering terjadi pada lansia

Proses menua terjadi pada seluruh organ tubuh, termasuk metabolismenya. Contohnya penurunan fungsi sistem pencernaan dan penurunan sistem kekebalan. Dengan adanya gangguan pencernaan, metabolism dalam tubuh yang lain akan mengalami gangguan pula yang mengakibatkan penurunan pada sistem pertahanan tubuh. Akibatnya lansia lebih rentan terhadap penyakit, termasuk didalamnya penyakit degeneratif. Beberapa penyakit yang sering dikeluhkan oleh para lansia adalah rematik, penglihatan kurang jelas, hipertensi, diabetes mellitus, pengeroposan tulang (osteoporosis), penyakit prostat dan sebagainya. Khusus pada lansia wanita terdapat gangguan akibat menopause (berhentinya masa haid), yang dapat mempengaruhi kesehatan akibat berkurangnya hormon estrogen.

Sehat dan bahagia menjadi lansia

Tentunya kita semua tidak dapat menolak proses penuaan pada tubuh kita, tetapi kita dapat mengupayakan bagaimana menjadi tua dengan sehat dan bahagia. Upaya yang dapat kita lakukan harus sedini mungkin, antara lain:
1. Teruskan meningkatkan ketaqwaan pada Tuhan YME
2. Makan makanan yang sehat dan seimbang
3. Berolahraga secara teratur
4. Buang stress dalam kehidupan anda
5. Selalu berpikir positif
6. Upayakan berat badan tidak berlebih
7. Melakukan cek kesehatan
8. Jika terlanjur mengidap penyakit tertentu, konsultasikan dan control penyakit pada ahlinya secara teratur
9. Selain menggunakan obat-obatan medis konvensional, anda dapat memanfaatkan tanaman obat untuk menjaga kesehatan para lansia.

Beberapa jenis tanaman obat berikut dapat digunakan untuk membantu mengatasi berbagai penyakit yang terjadi pada lansia yaitu:

<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4

- Buah Adas

- Akar Alang-alang

- Daun Alpukat

- Umbi Bawang Putih

- Daun & Buah Belimbing Wuluh

- Batang Brotowali

- Cengkeh

- Daun Dadap Serep

- Daun Dewa (seluruh bagian)

- Daun Sendok (seluruh bagian)

- Daun & Akar Iler

- Rimpang Jahe

- Jeruk Nipis (buah, kulit buah, akar)

- Daun & Biji Jintan

- Biji Jintan Hitam

- Daun Kapulaga

- Kayu Manis (kulit batang)

- Biji dan Daun Kedawung

- Daun Keji Beling

- Kembang Sepatu (daun & bunga)

- Rimpang Kencur

- Krokot

- Daun Kumis Kucing

- Rimpang Kunyit

- Buah Labu Air

- Buah Lada

- Bunga Melati

- Meniran (seluruh bagian)

- Murbei ( daun, buah, batang, kulit)

- Pala (biji, kulit, bunga)

- Patikan Kebo (seluruh bagian)

- Pegagan (seluruh bagian)

- Pisang Kepok (umbi dan buah)

- Pulosari (kulit batang & cabang)

- Daun Saga

- Daun Sambang Darah

- Sambiloto (seluruh bagian)

- Daun Seledri

- Semangka (buah dan kulit)

- Daun Sembung

- Daun Simbar Menjangan

- Daun Sosor Bebek

- Rimpang Temulawak

- Daun Trawas

- Ubi Jalar (daun dan umbi)

- Urang-aring (seluruh tanaman)

- Waluh (buah dan biji)

- Umbi Wortel, dll


(Sumber: Majalah Tanaman Obat HERBA, Edisi 43/Pebruari 2006)
Baca Selanjutnya....

Minggu, 28 Agustus 2011

SISTEM IMUN BERLAPIS-LAPIS

Kondisi kesehatan dipengaruhi kualitas sistem imun tubuh. Ada dua jenis sistem imun: humoral dan seluler.

Di dalam tubuh manusia, terdapat mekanisme menakjubkan yang bekerja untuk mempertahankan dan menjaga tubuh dari penyakit. Ini adalah sistem imun tubuh, yang bekerja melawan mikroba (bakteri, virus, parasit, jamur) dan toksin atau racun yang menyerang. Bila sistem imun terganggu, tubuh terserang penyakit.

Dua jenis sistem imun

“Secara garis besar, sistem imun ada dua: sistem imun humoral dan sistem imun seluler,” ujar dr. Teguh H. Karyadi Sp.PD dari RS Ciptomangunkusumo. Sistem imun humoral terdiri atas antibody (Imunoglobulin yang disingkat Ig) dan sekret tubuh (saliva/air liur, air mata, keringat, asam lambung, pepsin dan sebagainya). Sistem imun seluler berupa makrofag, limfosit dan neutrofil berada dalam darah dan bersirlukasi ke seluruh tubuh.

Salah satu mekanisme pertahanan tubuh yang paling nyata adalah kulit, yang menjadi pembatas antara lingkungan dan tubuh. Biasanya, kulit tidak bisa ditembus oleh bakteri dan virus. Kulit mengeluarkan sekret antibakteri, yang bisa mematikan jamur dan bakteri. Maka, kebersihan kulit penting dijaga.

Selain kulit, hidung, mulut dan mata juga tempat masuknya kuman. Air mata dan air liur mengandung enzim lisozim, hingga kuman yang masuk bisa dihancurkan. Tubuh juga punya banyak mekanisme pertahanan, yang terdiri dari bermacam komponen mayor sistem imun, yaitu organ limfoid (timus, lien, sum-sum tulang) serta sistem limfatiknya.

Kelenjar timus yang terletak dekat jantung, berperan penting dalam mekanisme imun tubuh. Organ ini bertanggung jawab dalam pembentukan sel T dan penting bagi bayi baru lahir. Tanpa timus, sistem imun bayi baru lahir buruk. Timus, bersama lien dan sum-sum tulang, menghasilkan leukosit (sel darah putih).

Leukosit bersirkulasi di dalam tubuh melalui pembuluh limfe dan pembuluh darah. Dengan begitu, sistem imun terkoordinasi dengan baik memonitor tubuh dari kuman atau substansi lain, yang bisa menyebabkan masalah bagi tubuh. Ada dua tipe leukosit: yang pertama bertugas memakan organisme yang masuk ke dalam tubuh, yang kedua bertugas mengingat dan mengenali yang masuk ke dalam tubuh serta membantu tubuh menghancurkannya.

Sistem kekebalan sendiri ada dua: yang bersifat alamiah atau dibawa sejak lahir (inate imunity) dan adaptif. “Kedua sistem imun ini saling berhubungan. Kalau ada benda asing gagal ditangkal oleh sistem kekebalan inate, dia akan berhadapan dengan sistem kekebalan adaptif. Kalau tetap kalah, kita akan sakit,” ujar dr. Teguh.

Sistem kekebalan alamiah atau bawaan bersifat non spesifik, selalu aktif (tidak memerlukan paparan awal untuk mengenal suatu patogen) dan tidak memiliki immunological memory (rekaman atau ingatan dari setiap substansi asing yang ditemui). Sementara sistem kekebalan adaptif, efektif melindungi tubuh dari penyakit yang pernah menyerang, dan aktif ketika berhadapan dengan suatu penyakit, dengan membuat antibody terhadap dan membuat tubuh menjadi kebal jika penyakit yang sama menyerang kembali. Kekebalan ini bisa diaktikan dengan imunisasi. Kemampuannya dalam menerima stimulus, membuatnya mampu berevolusi dan merespons dalam jangka panjang.
(sumber: OTC DIGEST. EDISI 55. Tahun IV. 1 Maret 2011)
Baca Selanjutnya....