Jumat, 28 Agustus 2009

Penyakit GBS (Guillian Barre Syndrome) dan Herbal

GBS adalah penyakit langka yang menyebabkan tubuh menjadi lemah kehilangan kepekaan yang biasanya dapat sembuh sempurna dalam hitungan minggu, bulan atau tahun. GBS mengambil nama dari dua Ilmuwan Perancis, Guillain (baca: Gilan) dan Barré (baca: Barre), yang menemukan dua orang prajurit perang di tahun 1916 yang mengidap kelumpuhan kemudian sembuh setelah menerima perawatan medis. Penyakit ini menjangkiti satu dari 40,000 orang tiap tahunnya. Bisa terjangkit di semua tingkatan usia mulai dari anak-anak sampai dewasa, jarang ditemukan pada manula. Lebih sering ditemukan pada kaum pria. Bukan penyakit turunan, tidak dapat menular lewat kelahiran, ternfeksi atau terjangkit dari orang lain yang mengidap GBS. Namun, bisa timbul seminggu atau dua minggu setelah infeksi usus atau tenggorokan.

Apa gejala GBS?

Gejala awal antara lain adalah: rasa seperti ditusuk-tusuk jarum diujung jari kaki atau tangan atau mati rasa di bagian tubuh tersebut. Kaki terasa berat dan kaku atau mengeras, lengan terasa lemah dan telapak tangan tidak bisa menggenggam erat atau memutar seusatu dengan baik (buka kunci, buka kaleng dll)

Gejala-gejala awal ini bisa hilang dalam tempo waktu beberapa minggu, penderita biasanya tidak merasa perlu perawatan atau susah menjelaskannya pada tim dokter untuk meminta perawatan lebih lanjut karena gejala-gejala akan hilang pada saat diperiksa.

Gejala tahap berikutnya disaaat mulai muncul kesulitan berarti, misalnya: kaki susah melangkah, lengan menjadi sakit lemah, dan kemudian dokter menemukan syaraf refleks lengan telah hilang fungsi.

Apa penyebab GBS?

Penyakit ini timbul dari pembengkakan syaraf peripheral, sehingga mengakibatkan tidak adanya pesan dari otak untuk melakukan gerakan yang dapat diterima oleh otot yang terserang

Karena banyak syaraf yang terserang termasuk syaraf immune sistem maka sistem kekebalan tubuh kita pun akan kacau. Dengan tidak diperintahakan dia akan mengeluarkan cairan sistem kekebalan tubuh ditempat-tempat yang tidak diinginkan.

Dengan pengobatan maka sistem kekebalan tubuh akan berhenti menyerang syaraf dan bekerja sebagaimana mestinya.

Bagaimana GBS dapat ter-diagnosa?

Diagnosa GBS didapat dari riwayat dan hasil test kesehatan baik secara fisik maupun test laboratorium. Dari riwayat penyakit, obat2an yang biasa diminum, pecandu alcohol, infeksi2 yang pernah diderita, gigitan kutu maka Dokter akan menyimpulkan apakah pasien masuk dalam daftar pasien GBS. Tidak lupa juga riwayat penyakit yang pernah diderita pasien maupun keluarga pasien misalnya diabetes mellitus, diet yang dilakukan, semuanya akan diteliti dengan seksama hingga dokter bisa membuat vonis apakah anda terkena GBS atau penyakit lainnya.

Pasien yang diduga mengidap GBS di haruskan melakukan test:

1. Darah lengkap
2. Lumbar Puncture
3. EMG (electromvogram)

Sesuai urutannya, test pertama akan dilakukan kemudian test ke dua apabila test pertama tidak terdeteksi adanya GBS, dan selanjutnya.

Apa yang akan terjadi setelah test dilakukan?

Tanda-tanda melemahnya syaraf akan nampak semakin parah dalam waktu 4 sampai 6 minggu. Beberapa pasien melemah dalam waktu relative singkat hingga pada titik lumpuh total dalam hitungan hari, tapi situasi ini amat langka.

Pasien kemudian memasuki tahap ‘tidak berdaya’ dalam beberapa hari. Pada masa ini biasanya pasien dianjurkan untuk ber-istirahat total di rumah sakit. Meskipun kondisi dalam keadaan lemah sangat dianjurkan pasien untuk selalu menggerakkan bagian-bagian tubuh yang terserang untuk menghindari kaku otot. Ahli Fisioterapy biasanya akan sangat dibutuhkan untuk melatih pasien dengan terapi-terapi khusus dan akan memberikan pengarahan-pengarahan kepada keluarga adan teman pasien cara-cara melatih pasien GBS.

Apakah GBS menyakitkan?

Ya dan tidak. Pasien biasanya merasakan sakit yang akut pada saat GBS. Terutama didaerah tulang belakang dan lengan dan kaki. Namun ada juga pasien yang tidak mengeluhkan rasa sakit yang berarti meskipun mereka mengalami kelumpuhan parah. Rasa sakit muncul dari pembengkakan dari syaraf yang terserang, atau dari otot yang sementara kehilangan suplai energy, atau dari posisi duduk atau tidur si Pasien yang mengalami kesulitan untuk bergerak atau memutar tubuhnya ke posisi nyaman. Untuk melawan rasa sakit dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit dan perawat akan memberikan terapi-terapi untuk me-relokasi bagian-bagian tubuh yang terserang dengan terapi-terapi khusus. Rasa sakit dapat datang dan pergi dan itu amat normal bagi penderita GBS. Apakah pasien GBS membutuhkan perawatan khusus?

Pasien biasanya akan melemah dalam waktu beberapa minggu, maka dari itu perawatan intensive sangat diperlukan di tahap-tahap dimana GBS mulai terdeteksi. Sesuai dengan tahap dan tingkat kelumpuihan pasien maka dokter akan menentukan apa pasien memerlukan perawatan di ruang ICU atau tidak.

Sekitar 25% pasien GBS akan mengalami kesulitan di;

1. Bernafas
2. Kemampuan menelan
3. Susah batuk

Dalam kondisi tersebut diatas, biasanya pasien akan diberikan bantuan alat ventilator untuk membantu pernafasan.

Berapa lama pasien dapat sembuh?

Setelah beberapa waktu, kondisi mati rasa akan berangsur membaik. Pasien harus tetap wapada karena hanya 80% pasien yang dapat sembuh total, tergantung parahnya pasien bisa berjalan dalam waktu hitungan minggu atau tahun. Namun statistic membuktikan bahwa rata-rata pasien akan membaik dalam waktu 3 sampai 6 bulan. Pasien parah akan menyisakan cacat dibagian yang terserang paling parah, perlu terapi yang cukup lama untuk mengembalikan fungsi-fungsi otot yang layu akibat GBS. Biasanya memakan waktu maksimal 4 tahun.

Adakah obat untuk penyakit ini?
Obat nya hanya ada 1 macam yaitu GAMAMUNE ( Imuno globuline ) yang harganya 4jt - 4,5 jt rupiah/botol, biasanya obat ini diinfuskan ke pasien dengan jumlah yang dihitung dari berat badan.

Penanganan dengan Herbal
Produk Herbal MEDDIA yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah GBS adalah CANBAT dan STAMED, dimana khasiat dari kombinasi keduanya dapat mengatasi gangguan syaraf secara keseluruhan serta mengembalikan fungsi imun tubuh secara alami. Baca Selanjutnya....

Selasa, 18 Agustus 2009

Tips Mengatasi Gangguan Pencernaan

Jika kita sering merasa perut tidak enak, seperti kembung, nyeri lambung, dan sebagainya. Semoga tips berikut bermanfaat:

1. Biasakan Makan Dengan Teratur
Efektifitas lambung mencapai puncaknya setiap empat jam sekali. Maka, kebiasaan makan tidak teratur akan menyebabkan sebagian makanan tidak tercerna sempurna. Makanan tidak tercerna ini bisa membusuk/terfermentasi dan menyebabkan kembung.

2. Kunyah Makanan Dengan Baik
Bila mengunyah makanan dengan baik, enzim ptialin yang terdapat di dalam kelenjer ludah dapat melakukan fungsinya dengan sempurna. Jangan menelan makanan dengan tergesa-gesa atau mengunyah makanan sambil berbicara untuk menghindari masuknya udara yang berlebihan ke dalam rongga mulut

3. Jangan Makan Terlalu Banyak
Jika jumlah makanan dalam lambung terlalu banyak atau melebihi kapasitas enzim pencernaan yang yang diproduksi, maka makanan tidak tercerna dengan sempurna. Makanan yang tidak tercerna sempurna ini kemudian masuk ke usus dan menyebabkan fermentasi, salah cerna, dan menimbulkan gas.

4. Jangan Berbaring Setelah Makan
Karena dapat menyebabkan gastroesophageal reflux, yaitu kondisi saat makanan yang sudah dalam keadaan asam kembali masuk kerongkongan sehingga menimbulkan rasa tidak enak atau terbakar dalam rongga mulut. Yang terbaik, sudah berhenti makan minimal dua jam sebelum tidur.

5. Hindari Waktu Makan Yang Terlalu Berdekatan
Jadwal makan yang terlalu dekat akan menyebabkan proses mencerna menjadi terganggu. Sebaiknya biarkan kira-kira 1 ½ jam setelah makan buah, 2-2 ½ jam setelah makan sayur, 3 ½ – 4 jam setelah makan sumber protein, karbohidrat, lemak, barulah mulai mengkonsumsi makanan lain agar makanan tercerna sempurna.

6. Jangan Makan Sambil Minum
Setiap cairan yang dikonsumsi dengan makanan padat akan mengurangi aktifitas cairan pencernaan yang akan membuat proses mencerna menjadi sulit dan tidak sempurna. Makanan cair seperti air dan sup sebaiknya dikonsumsi 15 menit setelah menyantap makanan padat.

7. Tingkatkan Konsumsi Makanan kaya Serat
Makanan tinggi serat berfungsi membantu melancarkan kerja pencernaan. Serat banyak dalam sayuran, buah-buahan , beras merah dan oats.

8. Konsumsi Makanan Dan Suplemen Probiotik

Makanan probiotik mengandung bakteri menguntungkan yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan, contohnya yogurt, kefir, kimchi, tempe dan miso.

9. Kurangi Konsumsi Makanan Pembentuk Asam

Makanan pembentuk asam termasuk protein hewani (daging, telur, dan susu) serta karbohidrat sederhana seperti gula dan tepung-tepungan. Yang dimaksud asam disini ialah kimia (acid), tidak ada hubungannya dengan rasa atau bau asam makanan.

10. Kurangi Menyantap Makanan Yang Menimbulkan Gas

Beberapa jenis makanan seperti ubi, nangka, dan kacang-kacangan dapat menimbulkan gas yang menyebabkan perut kembung. Jadi, jangan dimakan berlebihan.

11. Kurangi Bumbu Masakan Yang Terlalu kuat

Makanan yang terlalu pedas dan asin dapat menyebabkan keasaman lambung meningkat sehingga tejadi iritasi pada dinding lambung.

12. Perbanyak Makan sayuran Hijau

Rasa sakit yang disebabkan karena peningkatan asam lambung dapat diredam dengan sayuran karena membantu mengontrol pH lambung yang terlalu asam menjadi tidak terlalu asam.

13.Jangan Makan Makanan Yang Terlalu panas Atau Dingin

Makanan yang terlalu panas atau dingin akan mengiritasi lapisan dinding lambung. Jika terjadi berulang kali, lambung akan rusak dan pencernaan akan terganggu.

14. Kurangi Konsumsi Makanan Yang Digoreng

Makanan yang digoreng lebih sulit dicerna dan dapat meningkatkan resiko kanker lambung.

15. Hindari Makanan Yang Dapat Menimbulkan Alergi

Bagi orang-orang tertentu yang tidak mampu mencerna laktosa (gula susu), susu bisa menyebabkan lactose intolerance dengan gejala kembung, kram perut, dan diare.

16. Lakukan Puasa Saat Mengalami Keluhan

Puasa disini bukan berarti tidak makan dan minum sama sekali, tapi membatasi jenis makanan yang dikonsumsi. Jenis makanan yang bisa dikonsumsi selama puasa untuk mengatasi ganggun pencernaan adalah air dengan perasan lemon, jus apel, jus wortel, jus kol, dan jus lemon.

17. Kurangi Stress

Dalam keadaan panik dan stress, tubuh akan mengalirkan darah kembali dari lambung dan usus ke otak, jantung, paru-paru, dan otot. Akibatnya, sistem pencernaan tidak berfungsi optimal.

18. Hindari Merokok Dan Minum Kopi

Getah tembakau yang tertelan dapat menimbulkan iritasi pada dinding lambung, sedangkan kopi dan berbagai jenis minuman yang mengandung kafein akan menstimulasi produksi asam secara berlebihan dalam lambung.

19. Waspadai Keracunan Logam Berat

Hindari menggunakan peralatan masak aluminium, terutama jika Anda memiliki masalah pencernaan.

Jika anda sudah terlanjur mengalami gangguan pencernaan,
MEDDIA HERBAL dapat menjadi solusinya.

Baca Selanjutnya....

Sabtu, 15 Agustus 2009

Kolera (Cholera) & Herbal

Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin (racunnya) pada saluran usus sehingga terjadilah diare (diarrhoea) disertai muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi.

Apabila dehidrasi tidak segera ditangani, maka akan berlanjut kearah hipovolemik dan asidosis metabolik dalam waktu yang relatif singkat dan dapat menyebabkan kematian bila penanganan tidak adekuat. Pemberian air minum biasa tidak akan banyak membantu, Penderita (pasien) kolera membutuhkan infus cairan gula (Dextrose) dan garam (Normal saline) atau bentuk cairan infus yang di mix keduanya (Dextrose Saline).

Penyebaran Penularan Penyakit Kolera
Kolera dapat menyebar sebagai penyakit yang endemik, epidemik, atau pandemik. Meskipun sudah banyak penelitian bersekala besar dilakukan, namun kondisi penyakit ini tetap menjadi suatu tantangan bagi dunia kedokteran modern. Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga.

Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu makan, mencuci sayuran atau makanan dengan air yang mengandung bakteri kolera, makan ikan yang hidup di air terkontaminasi bakteri kolera, Bahkan air tersebut (seperti disungai) dijadikan air minum oleh orang lain yang bermukim disekitarnya.

Gejala dan Tanda Penyakit Kolera
Pada orang yang feacesnya ditemukan bakteri kolera mungkin selama 1-2 minggu belum merasakan keluhan berarti, Tetapi saat terjadinya serangan infeksi maka tiba-tiba terjadi diare dan muntah dengan kondisi cukup serius sebagai serangan akut yang menyebabkan samarnya jenis diare yg dialami.

Akan tetapi pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan gejala yang ditampakkan, antara lain ialah :
  • Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus.
  • Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk.
  • Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.
  • Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.
  • Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah merasakan mual sebelumnya.
  • Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
  • Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tanda-tandanya seperti ; detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung, hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian.

Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kolera
Penderita yang mengalami penyakit kolera harus segera mandapatkan penaganan segera, yaitu dengan memberikan pengganti cairan tubuh yang hilang sebagai langkah awal. Pemberian cairan dengan cara Infus/Drip adalah yang paling tepat bagi penderita yang banyak kehilangan cairan baik melalui diare atau muntah. Selanjutnya adalah pengobatan terhadap infeksi yang terjadi, yaitu dengan pemberian antibiotik/antimikrobial seperti Tetrasiklin, Doxycycline atau golongan Vibramicyn. Pengobatan antibiotik ini dalam waktu 48 jam dapat menghentikan diare yang terjadi.

Pada kondisi tertentu, terutama diwilayah yang terserang wabah penyakit kolera pemberian makanan/cairan dilakukan dengan jalan memasukkan selang dari hidung ke lambung (sonde). Sebanyak 50% kasus kolera yang tergolang berat tidak dapat diatasi (meninggal dunia), sedangkan sejumlah 1% penderita kolera yang mendapat penanganan kurang adekuat meninggal dunia. (massachusetts medical society, 2007 : Getting Serious about Cholera).
Pencegahan Penyakit kolera
Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang.

Bila dalam anggota keluarga ada yang terkena kolera, sebaiknya diisolasi dan secepatnya mendapatkan pengobatan. Benda yang tercemar muntahan atau tinja penderita harus di sterilisasi, searangga lalat (vektor) penular lainnya segera diberantas. Pemberian vaksinasi kolera dapat melindungi orang yang kontak langsung dengan penderita.
(infopenyakit.com)


PENANGANAN DENGAN HERBAL

KIWA adalah produk yang besar kemanfaatannya pada semua kasus yang menyerang GASTROINTESTINAL atau semua saluran cerna. Mulai dari tenggorokan hingga saluran pembuangan. Kolera adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang menyerang usus. Maka KIWA akan cukup mudah mengatasi masalah tersebut. Bahkan cukup hanya satu hari saja dengan tiga kali minum.
Baca Selanjutnya....

Sakit Kuning (Jaundice) & Herbal

DEFINISI
Sakit Kuning (Jaundice) adalah pewarnaan kuning pada kulit dan bagian putih mata (sklera), yang disebabkan oleh tingginya kadar pigmen empedu (bilirubin) di dalam darah.

PENYEBAB

Pembuangan sel darah merah yang tua atau rusak dari aliran darah, terutama dilakukan oleh empedu. Selama proses ini berlangsung, hemoglobin (bagian dari sel darah merah yang mengangkut oksigen) dipecah menjadi bilirubin. Bilirubin dibawa ke dalam hati dan dibuang ke dalam usus sebagai bagian dari empedu. Jika proses pembuangan ini terganggu, bilirubin yang berlebihan akan masuk ke dalam aliran darah, menyebabkan jaundice.

Kadar bilirubin yang tinggi dalam darah, bisa terjadi pada:
  • Peradangan atau kelainan lainnya di hati, yang mengganggu proses pembuangannya ke dalam empedu
  • Penyumbatan saluran empedu di luar hati oleh batu empedu atau tumor
  • Pemecahan sejumlah besar sel darah merah, seperti yang kadang terjadi pada bayi baru lahir yang mengalami sakit kuning.

Pada sindroma Gilbert, kadar bilirubin sedikit meningkat, tetapi biasanya tidak menyebabkan jaundice. Kelainan yang diturunkan ini, biasanya ditemukan pada pemeriksaan rutin tes fungsi hati; tidak memiliki gejala lainnya dan tidak menimbulkan masalah.

GEJALA

Pada jaundice, kulit dan bagian putih mata tampak kuning. Air kemih sering berwarna gelap, karena bilirubin dibuang melalui ginjal. Gejala lainnya muncul tergantung kepada penyebabnya:

  • Peradangan hati (hepatitis) bisa menyebabkan hilangnya nafsu makan, mual-muntah dan demam.
  • Penyumbatan empedu bisa menyebabkan gejala kolestasis.

DIAGNOSADiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala. Untuk mengetahui penyebab terjadinya jaundice, dilakukan pemeriksaan laboratoriium dan imaging.


PENGOBATANJika penyebabnya adalah penyakit hati (misalnya hepatitis virus), biasanya jaundice akan menghilang sejalan dengan perbaikan penyakitnya. Jika penyebabnya adalah penyumbatan pada saluran empedu, biasanya dilakukan pembedahan atau endoskopi sesegera mungkin, untuk membuka saluran yang tersumbat.

PENANGANAN DENGAN HERBALSakit kuning sangat berhubungan dengan kesehatan hati, dan herbal yang salah satu fungsinya untuk  pemeliharaan hati adalah ATUK atau CANBAT. Pemeliharaan hati disini mencakup semua faktor, termasuk diantaranya karena virus Hepatitis A maupun Hepatitis B.
Baca Selanjutnya....

Selasa, 21 Juli 2009

Dyspepsia (Gangguan Pencernaan) & Herbal

Definisi Dyspepsia

Dyspepsia (atau, seperti yang seringkali dirujuk oleh dokter, non-ulcer dyspepsia atau dyspepsia tidak berborok) adalah satu dari penyakit-penyakit (ringan) yang paling umum dari usus-usus, mempengaruhi suatu perkiraan dari 20% dari orang-orang di Amerika. Mungkin hanya 10% dari mereka yang terpengaruh sebenarnya mencari perhatian medis untuk dyspepsia mereka. Dyspepsia bukanlah suatu istilah yang terlalu baik untuk penyakit ringan karena ia menyiratkan bahwa ada "dyspepsia" atau pencernaan makanan yang abnormal, dan ini kemungkinan besar adalah bukan kasusnya. Sesungguhnya, nama umum lain untuk dyspepsia adalah gangguan pencernaan (indigestion), yang, untuk sebab yang sama, adalah tidak lebih baik daripada istilah dyspepsia!

Dyspepsia digambarkan paling baik sebagai suatu penyakit fungsional. Adakalanya ia disebut dyspepsia fungsional. Konsep dari penyakit fungsional terutama bermanfaat ketika mendiskusikan penyakit-penyakit saluran pencernaan. Konsep berlaku pada organ-organ berotot dari saluran pencernaan - kerongkongan (esophagus), lambung, usus kecil, kantong empedu, dan kolon (usus besar). Apa yang diartikan oleh istilah, fungsional, adalah bahwa salah satu dari keduanya yaitu otot-otot dari organ-organ atau syaraf-syaraf yang mengontrol organ-organ tidak bekerja secara normal, dan, sebagai akibatnya, organ-organ tidak berfungsi secara normal. Syaraf-syaraf yang mengontrol organ-organ termasuk tidak hanya syaraf-syaraf yang terletak didalam otot-otot dari organ-organ namun juga syaraf-syaraf dari sumsum tulang belakang (spinal cord) dan otak.

Beberapa penyakit-penyakit saluran pencernaan dapat dilihat dan didiagnosis dengan mata telanjang, seperti borok-borok (ulcers) dari lambung. Jadi, borok-borok dapat dilihat waktu operasi, pada x-rays, dan pada endoskopi-endoskopi. Penyakit-penyakit lain tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, namun dapat dilihat dan didiagnosis dibawah mikroskop. Contohnya, gastritis (peradangan lambung) didiagnosis dengan pemeriksaan mikroskop dari biosi-biopsi dari lambung. Berlawanan dengannya, penyakit-penyakit fungsional pencernaan (gastrointestinal) tidak dapat dilihat dengan mata telanjang atau dengan mikroskop. Pada beberapa kejadian-kejadian, fungsi yang abnormal dapat ditunjukkan dengan tes-tes (contohnya, studi-studi pengosongan lambung atau studi-studi antro-duodenal motility). Bagaimanapun, tes-tes seringkali adalah kompleks, dan tidak tersedia secara luas, dan tidak secara dipercaya mendeteksi kelainan-kelainan fungsional. Sesuai dengan itu, dan and by default, penyakit-penyakit fungsional pencernaan adalah yang melibatkan fungsi yang abnormal dari organ-organ pencernaan dimana kelainan-kelainan tidak dapat dilihat pada organ-organ dengan mata telanjang atau mikroskop.

Adakalanya, penyakit-penyakit yang diperkirakan adalah fungsional akhirnya ditemukan berhubungan dengan kelainan-kelainan yang dapat dilihat. Kemudian, penyakit keluar dari katagori fungsional. Suatu contoh dari ini adalah infeksi Helicobacter pylori dari lambung. Beberapa pasien-pasien dengan gejala-gejala pencernaan bagian atas yang ringan yang diperkirakan mempunyai fungsi abnormal dari lambung ata usus telah ditemukan mempunyai lambung-lambung yang terinfeksi dengan Helicobacter pylori. Infeksi ini dapat didiagnosis dibawah mikroskop dengan mengidentifikasi bakteri. Ketika pasien-pasien dirawat dengan antibiotik-antibiotik, Helicobacter dan gejala-gejala hilang. Jadi, pengakuan infeksi-infeksi dengan Helicobacter pylori telah mengeluarkan beberapa penyakit-penyakit pasien dari katagori fungsional.

Perbedaan antara penyakit fungsional dan penyakit bukan fungsional mungkin sesungguhnya adalah kabur. Jadi, bahkan penyakit-penyakit fungsional mempunyai kelainan-kelainan biokimia atau molekul yang berkaitan yang akhirnya akan mampu diukur. Contohnya, penyakit-penyakit fungsional dari lambung dan usus kecil mungkin dapat ditunjukan akhirnya berkaitan dengan tingkat-tingkat bahan-bahan kimia normal yang meningkat atau berkurang didalam organ-organ pencernaan, sumsum tulang belakang, atau otak. Haruskah suatu penyakit yang ditunjukan disebabkan oleh suatu pengurangan atau peningkatan bahan kimia tetap dipertimbangkan sebagai suatu penyakit fungsional? Saya rasa tidak. Pada situasi teoritis ini, kita tidak dapat melihat kelainan dengan mata telanjang atau mikroskop, namun kita dapat mengukurnya. Jika kita dapat mengukur suatu kelainan yang berkaitan atau yang menyebabkannya, penyakit mungkin seharusnya tidak lagi dipertimbangkan sebagai fungsional.
Meskipun ada kekurangan-kekurangan dari istilah, fungsional, konsep dari suatu kelainan fungsional adalah bermanfaat untuk pendekatan banyak dari gejala-gejala yang berasal dari organ-organ saluran pencernaan yang berotot. Untuk mengulangi, konsep ini berlaku pada gejala-gejala yang mana tidak ada kelainan-kelainan yang berkaitan yang dapat dilihat dengan mata telanjang atau mikroskop.

Ketika dyspepsia adalah suatu penyakit fungsional utama, adalah penting untuk menyebutkan beberapa penyakit-penyakit fungsional lain. Suatu penyakit fungsional utama kedua adalah sindrom iritasi usus (irritable bowel syndrome atau IBS). Gejala-gejala dari IBS diperkirakan berasal terutama dari usus kecil dan kolon (usus besar). Gejala-gejala dari IBS termasuk nyeri perut yang disertai dengan pergantian-pergantian dalam gerakan-gerakan usus (pembuangan air besar), terutama sembelit atau diare. Sesungguhnya, dyspepsia dan IBS mungkin adalah penyakit-penyakit yang saling tumpang tindih karena sampai dengan separuh pasien-pasien dengan IBS juga mempunyai gejala-gejala dari dyspepsia. Suatu kelainan fungsional ketiga yang jelas adalah nyeri dada non-cardiac. Nyeri ini mungkin meniru nyeri dada (angina), namun ia tidak berkaitan dengan penyakit jantung. Sesungguhnya, nyeri dada non-cardiac diperkirakan berakibat dari suatu kelainan fungsional dari kerongkongan (esophagus).


Kelainan-kelainan fungsional dari saluran pencernaan seringkali dikategorikan oleh organ yang terlibat. Jadi, ada kelainan-kelainan fungsional dari kerongkongan (esophagus), lambung, usus kecil, usus besar (kolon), dan kantong empedu. Jumlah penelitian yang telah dilakukan dengan kelainan-kelainan fungsonal adalah yang paling besar pada kerongkongan (esophagus) dan lambung (contohnya, nyeri dada non-cardiac, dyspepsia), mungkin karena organ-organ ini lebih mudah dicapai dan dipelajari. Penelitian kedalam kelainan-kelainan fungsional yang mempengaruhi usus kecil dan kolon (IBS) adalah lebih sulit untuk dilaksanakan dan ada lebih sedikit persetujuan diantara studi-studi penelitian. Ini mungkin adalah suatu refleksi dari keruwetan (kompleksitas) dari aktivitas-aktivitas usus kecil dan kolon dan kesulitan dalam mempelajari aktivitas-aktivitas ini. Penyakit-penyakit fungsional dari kantong empedu (dirujuk sebagai biliary dyskinesia), seperti yang dari usus kecil dan usus besar (kolon), juga adalah sulit untuk dipelajari dan pada saat ini mereka lebih kurang baik terdefinisi. Setiap dari penyakit-penyakit fungsional dikaitkan dengan kumpulan (set) gejala-gejala karakteristiknya sendiri.


Gejala-Gejala Dyspepsia


Kita biasanya berpikir gejala-gejala Dyspepsia berasal dari
kita biasanya berpikir gejala-gejala dyspepsia sebagai berasal dari saluran pencernaan bagian atas, terutama lambung dan bagian pertama dari usus kecil. gejala-gejala ini termasuk nyeri perut bagian atas (diatas pusar), bersendawa, mual (dengan atau tanpa muntah), kembung perut (perasaan perut yang penuh tanpa penggelembungan yang obyektif), cepat kenyang (perasaan kenyang setelah suatu jumlah makan yang sangat kecil), dan, mungkin, penggelembungan perut (pembengkakan). gejala-gejala kebanyakan dibangkitkan (diprovokasi) oleh makan, yang adalah suatu waktu ketika banyak fungsi-fungsi pencernaan yang berbeda dipanggil untuk bekerja dalam konser.

Adalah tepat untuk mendiskusikan bersendawa dalam detil karena ia adalah suatu gejala yang umumnya disalahartikan yang berkaitan dengan dyspepsia. kemampuan untuk bersendawa adalah hampir sedunia (universal). bersendawa adalah aksi mengeluarkan gas dari lambung melalui mulut. penyebab umum dari bersendawa adalah suatu penggelembungan perut yang disebabkan oleh udara atau gas yang tertelan. penggelembungan dari lambung menyebabkan ketidakenakan perut, dan bersendawa mengeluarkan udara dan menghilangkan ketidakenakan. sebab-sebab yang umum dari penelanan jumlah-jumlah yang besar dari udara (aerophagia) atau gas adalah menelan makanan atau minuman terlalu cepat, ketakutan, dan minuman-minuman bersoda (berkarbonat). orang-orang seringkali tidak sadar bahwa mereka menelan udara. lebih dari itu, jika tidak ada kelebihan udara didalam lambung, aksi bersendawa sebenarnya mungkin menyebabkan lebih banyak udara yang ditelan. "bersendawa" bayi-bayi sewaktu menyusu dari botol atau dari ibunya adalah penting dalam rangka mengeluarkan udara didalam lambung yang telah tertelan dengan susu.

Udara yang berlebihan didalam lambung adalah bukan penyebab satu-satunya dari bersendawa. Untuk beberapa orang-orang, bersendawa menjadi suatu kebiasaan dan tidak mencerminkan jumlah udara didalam lambung-lambung mereka. Untuk yang lain-lainnya, bersendawa adalah suatu respon pada segala tipe dari ketidakenakan perut dan tidak hanya pada ketidakenakan yang disebabkan oleh gas yang meningkat. Setiap orang mengetahui bahwa ketika mereka mempunyai ketidakenakan perut yang ringan, bersendawa seringkali menghilangkan persoalan. Ini karena kelebihan udara didalam lambung seringkali adalah penyebab ketidakenakan perut yang ringan. Sebagai akibatnya, orang-orang bersendawa kapan saja ketidakenakan perut yang ringan dirasakan - apapun penyebabnya.


Jika persoalan yang menyebabkan ketidakenakan adalah bukan kelebihan udara, maka bersendawa tidak menyediakan keringanan (pembebasan). Seperti disebutkan sebelumnya, ia bahkan membuat situasi lebih buruk dengan meningkatkan udara didalam lambung. Ketika bersendawa tidak meringankan atau mengurangi ketidakenakan, bersendawa harus dipandang sebagai suatu tanda bahwa mungkin ada sesuatu yang salah didalam perut dan bahwa penyebab dari ketidakenakan harus dicari. Bersendawa sendiri, bagaimanapun, tidak membantu dokter menentukan apa yang mungkin salah karena bersendawa dapat terjadi pada hampir segala penyakit atau kondisi perut yang menyebabkan ketidakenakan.


PENANGANAN DENGAN HERBAL

Dyspepsia (gangguan pencernaan) sangat cepat diatasi dengan produk KIWA. Fungsi lain dari KIWA adalah mengatasi masalah semua saluran cerna, mulai dari tenggorokan hingga rektum (saluran sekresi). Kemanfaatan KIWA lainnya diantaranya melancarkan air seni, bahkan bila dikombinasi dengan BANDRUX mampu mengobati gagal ginjal.
Baca Selanjutnya....