Minggu, 01 Februari 2009

Kopi dan Kafein

Siapa yang belum atau bahkan tidak kenal dengan kopi?? Biji dari tanaman Coffea arabica L yang mengalami proses pengolahan hingga menjadi bubuk, lalu disedu menjadi minuman yang begitu merakyat. Hal ini ditandai dengan menjamurnya warung kopi di jalan-jalan yang siap memenuhi hasrat para penikmat kopi yang masih belum terpuaskan di rumah masing-masing.
Di dalam kopi sendiri terdapat bahan alami yang sudah sangat dikenal, yaitu kafein. Berikut beberapa point dan manfaat dari secangkir minuman yang bernama kopi dan 'bahan aktifnya' kafein yang berhasil dirangkum dari berbagai sumber :

  • Delapan puluh persen orang dewasa di dunia minum kopi sedikitnya sekali sehari. Wow, saya banyak temannya! ;)
  • Kafein yang terkandung didalam kopi adalah zat kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi otak dan sistem saraf. Kafein tergolong jenis alkaloid yang juga dikenal sebagai trimetilsantin. Selain pada kopi, kafein juga banyak ditemukan dalam minuman teh, cola, coklat, minuman berenergi (energy drink), cokelat, maupun obat-obatan.
  • Kafein membantu Anda untuk bisa berpikir lebih cepat. Cobalah mengkonsumsi kopi atau teh 15 menit atau 30 menit sebelum Anda melakukan wawancara pekerjaan atau memberikan presentasi pada atasan. Hasilnya mungkin akan cukup lumayan, karena kafein yang terdapat pada kopi atau teh terbukti mampu memberikan ’sinyal’ pada otak untuk lebih cepat merespon dan dengan tangkas mengolah memori pada otak.
  • Kafein mencegah gigi berlubang. Cobalah untuk meminum secangkir kopi hangat atau teh hangat sesaat setelah Anda mengkonsumsi cookies, cake coklat yang lezat, permen rasa buah atau sepotong roti manis. Joe Vinson, Ph.D., dari University of Scranton menjelaskan bahwa kafein yang terdapat dalam minuman ini ternyata sangat tangguh memberantas bakteri penyebab gigi berlubang.
  • Kafein mengurangi derita sakit kepala. Penelitian menemukan kafein yang terdapat dalam kopi atau teh (dalam jumlah tertentu) sanggup menolong mengobati sakit kepala. Menurut Seimur Diamond, M.D., dari Chicago’s Diamond Headache Clinic. Penderita migrain dalam kategori ringan dapat disembuhkan dengan secangkir kopi pekat atau secangkir black tea. Jadi, sebelum mengkonsumsi obat cobalah dulu sembuhkan sakit kepala Anda dengan minuman berkafein.
  • Kafein bisa melegakan napas penderita asma dengan cara melebarkan saluran bronkial yang menghubungkan kerongkongan dengan paru.
  • Kafein dapat membuat badan tidak cepat lelah, bisa melakukan aktifitas fisik lebih lama, diperkirakan karena kafein membuat “bahan bakar” yang dipakai otot lebih lama.
  • Kafein bisa meningkatkan rasa riang, membuat kita merasa lebih segar dan energik.
  • Perempuan yang minum dua cangkir kopi atau lebih per hari dapat mengurangi risiko terkena pengeroposan tulang (osteoporosis).
  • Kopi dapat meningkatkan penampilan mental dan memori karena kopi dapat merangsang banyak daerah dalam otak yang dapat mengatur tetap terjaga, rangsangan, mood dan konsentrasi. Penelitian di Universitas Arizona ditemukan bahwa orang dewasa yang minum kopi sebelum test memori menunjukkan perkembangan yang signifikan dibanding mereka yang minum kopi tanpa kafein.
  • Kafein dapat menangkal radikal bebas dan menghancurkan molekul yang dapat merusak sel DNA.
  • Kafein juga melindungi jantung dan kanker.
  • Untuk mengurangi risiko pengidapan diabetes mulailah meminum kopi. Seseorang yang minum kopi lebih dari enam cangkir sehari berisiko rendah terserang diabetes dibanding dengan orang yang tidak minum kopi sama sekali. Demikian simpulan sebuah riset skala besar yang dilakukan pada 80 ribu orang selama 18 tahun di AS.
  • Parkinson jarang ditemukan pada orang yang minum kopi secara teratur. Sebuah riset menyimpulkan penyakit ini justru ditemukan pada pria yang tidak minum kopi tiga kali lebih banyak daripada pria penikmat kopi.
  • Minum kopi membuat sperma “berenang” lebih cepat dan mampu meningkatkan kesuburan pria. Hal ini diumumkan para ilmuwan Brasil dalam pertemuan “American Society for Reproductive Medicine” di San Antonio, dimana pembicaraan utama berkisar pada efek obat-obatan terhadap kesuburan kaum adam.

Meskipun demikian, tidak sedikit orang yang masih takut menikmati kopi, dengan alasan kesehatan. Memang, mengkonsumsi terlalu banyak juga tidak baik untuk kesehatan, tentunya bukan hanya kopi saja. Oleh karena itu, kami infokan 7 Tips Sehat Minum Kopi

1. Dosis
Memang belum ada ukuran yang pasti untuk dosis kopi yang boleh dikonsumsi orang. Namun
kebanyakan penelitian mengungkapkan bahwa minum 300 mg caffeine (sekitar 1 sampai 3
cangkir kopi sehari) tidak memberikan efek negative pada kebanyakan orang sehat.

2. Sinyal Bahaya
Ketika mereguk kopi memang terasa nikmat, namun sering kali diikuti dengan sejuta rasa
bersalah. Kenali sinyal bahaya kopi sehingga kita tahu kapan harus berhenti minum kopi.
Sinyal bahaya itu antara lain: gelisah, jantung berdebar, gangguan tidur dan gangguan mood
(mis: cepat marah). Seorang peminum kopi yang menghentikan kebiasaan minum kopinya
dapat mengalami “caffeine withdrawal” yang ditandai oleh sakit kepala berdenyut, namun
gejala ini akan hilang setelah 24-48 jam atau mendapat caffeine dosis baru.

3. Dengarkan Respon Tubuh
Setiap orang memiliki batasan sendiri mengenai konsumsi caffeine. Kebanyakan orang dapat
mengkonsumsi 2 cangkir kopi sehari tanpa masalah. Namun ada pula yang mengalami efek
buruknya dengan jumlah konsumsi kopi yang sama. Ada yang bercerita setelah minum
secangkir kopi menjadi tak dapat tidur sepanjang malam, sebaliknya ada yang tertidur pulas
setelah minum kopi. So, cara terbaik adalah dengarkan respon tubuh sendiri!

4. Kenali Kandungan Caffeine
Setelah mengetahui dosis dan respon tubuh, ada baiknya kita mengetahui kandungan caffeine
dalam produk-produk yang sering kita konsumsi. Agar jangan sampai dosis kopi yang
dianjurkan sudah tercapai, namun kita masih mengkonsumsi produk-produk lain yang
mengandung caffeine sehingga merasakan efek buruk kopi. Beberapa produk lain yang perlu
diperhatikan kandungan caffeine seperti misalnya : softdrink, permen kopi, teh, coklat, obat
sakit kepala.

Cara pengolahan (roasting dan brewing) juga berpengaruh terhadap kandungan caffeine dalam kopi. Sebagai contoh, sebuah penelitian menunjukkan, secangkir kopi di Starbucks mengandung rata-rata 259 mg caffeine dibandingkan dengan kopi dengan jenis dan ukuran cangkir yang sama di Dunkin Donuts yang hanya mengandung 149 mg caffeine.

Dari penelitian lain, kopi decaf (kopi tanpa caffeine) baik untuk mereka yang mengalami obesitas karena dapat meningkatkan HDL (kolesterol “baik”) sekitar 50%. Sedangkan pada mereka yang tidak mengalami obesitas justru dapat menurunkan kolesterol HDL ini yang dapat meningkatkan resiko penyakit jantung.

5. Coffee Mix
Lima milligram kalsium hilang untuk setiap 6 ons kopi yang dikonsumsi. Namun kehilangan
kalsium ini dapat diatasi dengan menambahkan 2 sendok susu atau membuat espresso latte.
Sedangkan campuran kopi dengan alkohol kurang baik terutama pada orang dengan gangguan
hati dan campuran kopi dengan cream juga sebaiknya dihindari untuk mengurangi kalori yang
berlebih. Caffeine juga berinteraksi dengan beberapa jenis obat. Bagi yang sedang
mengkonsumsi obat, sebaiknya konsultasikan ke dokter.

6. Kelompok Anti-Kopi
Kelompok berikut disarankan untuk menghindari kopi: wanita hamil, anak-anak, orang tua,
orang dengan penyakit jantung dan pembuluh darah (mis: hipertensi). Nah, kalau sudah
termasuk kelompok ini, lupakan kopi!

7. Check Up
Lakukan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan, dalam hal ini adalah ukuran tekanan
darah. Semakin dini hipertensi diketahui, akan semakin baik untuk penatalaksanaan
selanjutnya.


Keputusan ada pada Diri Anda Sendiri.

Berlebih-lebihan dalam hidup itu tidaklah baik, so....sewajarnya saja........
Termasuk Minum Kopi !!!!


Baca Selanjutnya....

Tips Memilih Obat Herbal

UNTUK mendapatkan obat herbal, saat ini tidaklah begitu sulit. Selain banyak penawaran yang dilakukan melalui media maupun para pemasar langsung dari produser obat herbal, masyarakat peminat dapat membelinya di kios-kios maupun toko obat. Bahkan di minimarket, supermarket, hingga di hipermarket.

Selain mudah untuk mendapatkannya, pengguna juga saat ini dihadapkan pada banyak produk. Namun, yang penting adalah konsumen juga harus teliti dalam memilih produk yang tepat. Dengan kata lain, teliti sebelum mengonsumsi agar tidak menyesal karena harus menanggung efek sampingnya. Agung Wijaksono, seorang senior marketing salah satu produk herbal memberi tips cara memilih obat herbal:

  1. Sebelum menjatuhkan pilihan dan mengonsumsi obat herbal, carilah informasi sebanyak-banyaknya dan konsultasikan masalah kesehatan Anda pada orang yang tepat (dokter, ahli gizi, konsultan produk). Lakukan juga rekomendasi produk yang diberikan agar benar-benar tepat dengan kebutuhan Anda.
  2. Sebelum memutuskan untuk membeli produk obat herbal, tanyakan dan perhatikan dengan seksama komposisi zat yang terkandung di dalamnya. Kuncinya adalah keseimbangan, bukan kelebihan. Perhatikan apakah obat herbal tersebut benar-benar berasal dari zat alamiah atau menggunakan(dicampur) zat sintetis.
  3. Keakuratan mendiagnosis suatu penyakit sangat menentukan keberhasilan penyembuhan penyakit atau gangguan yang diderita. Terkadang konsumen menuding obat herbal yang dikonsumsi tidak bermutu karena tidak memberikan hasil yang diharapkan. Padahal, penyebabnya adalah kesalahan diagnosis. Kesalahan itu berimbas pada pemberian suplemen yang tidak tepat. Untuk memperkecil risiko kesalahan, sertakan data-data pendukung (hasil pemeriksaan laboratorium) pada saat mengonsultasikan kondisi kesehatan Anda agar rekomendasi yang diberikan lebih akurat dan hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.
  4. Perhatikan tanggal pembuatan dan tanggal kadaluarsa (expired date) obat herbal tersebut. Hal ini sangat penting mengingat obat herbal berasal dari tumbuhan dan diproduksi tanpa tambahan bahan pengawet yang memiliki masa kadaluarsa relatif pendek. Produk obat herbal sebagaimana obat-obatan pada umumnya, sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk. Hindari paparan sinar matahari langsung dan tempat dengan kelembapan tinggi atau gelap.Cari obat herbal yang memiliki formulasi pagi dan malam. Seperti halnya penggunaan obat pada umumnya, tubuh kita tidak membutuhkan nutrisi sekaligus. Kita membutuhkan vitamin ataupun mineral untuk membantu melakukan aktivitas sehari-hari, dan yang lain membantu tubuh memperbaiki diri sendiri pada malam hari.
  5. Ikuti anjuran pemakaian produk. Cara pemakaian yang tepat turut menentukan efektifitas produk (termasuk dosis dan waktu pemakaian). Perhatikan juga produk yang memiliki formula khusus untuk pria atau wanita. Lebih banyak Anda tahu tentang obat herbal, makin jelas informasi yang Anda terima. Mengapa? Karena pria dan wanita memiliki kebutuhan berbeda. Obat herbal yang dikonsumsi akan memiliki formula berbeda sesuai dengan kebutuhan.
  6. Tubuh adalah juri yang paling jujur dan adil. Berbagai produk obat herbal yang beredar di pasaran tidak semuanya merupakan yang terbaik dan berkualitas. Hanya tubuh kita sendiri yang menentukan apakah klaim sebuah produk itu bisa dibenarkan atau tidak. Hanya tubuh kita yang menguji keberhasilan atau daya kerja obat herbal tersebut. Jadi, perubahan tubuh pada saat atau setelah mengonsumsi obat herbal dapat dijadikan patokan, apakah cocok atau tidak.
  7. Seperti halnya obat-obatan pada umumnya, untuk ibu hamil, menyusui, penderita penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes, atau jantung, sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat herbal tertentu. Pasalnya, meskipun dari bahan-bahan alami, produk obat herbal yang dijual juga memiliki bahan aktif yang bisa berinteraksi dengan obat-obat yang diberikan oleh dokter. Penggunaan obat herbal yang tidak tepat dapat mengganggu penyerapan obat-obat tertentu.
  8. Di samping itu, pastikan bahwa obat herbal yang dikonsumsi tidak menggunakan bahan pengawet maupun pemanis buatan. Menyesuaikan obat herbal yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan tubuh juga penting untuk dilakukan. Apabila ada beberapa keluhan yang dirasakan setelah mengonsumsi obat herbal, konsultasikanlah dengan dokter, ahli gizi, dan konsultan produk. (Retno HY/"PR")***
    sumber: pikiran rakyat)

Baca Selanjutnya....

Hindari ChiCkeN WinGs & Leher Ayam ….

Seorang teman saya baru saja ketahuan memiliki kista alam rahimnya, sehingga dia langsung menjalani operasi.

Kista yang diambil berisi darah yang berwarna hitam pekat. Dia pikir dia akan sembuh setelah menjalani operasi, tetapi ternyata tidak.

Hanya beberapa bulan setelah operasi ternyata tumbuh kista lagi. Dia kemudian menemui ginekolog untuk berkonsultasi. Saat konsultasi, dokternya menanyakan apakah teman saya ini sering makan chicken wings. Dan dia jawab ya, dia jadi tahu kebiasaan makannya.

Seperti yang anda saksikan, pada jaman modern ini ayam disuntik dengan steroid agar cepat besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar. Kebutuhan ini tak lain adalah kebutuhan akan makanan. Biasanya suntikan ini dilakukan pada bagian leher atau sayap. Oleh karena ini pada dua tempat inilah terdapat konsentrasi steroid yang paling tinggi. Steroid inilah yang memberikan pengaruh pada tubuh sehingga cepat pertumbuhannya. Bahkan lebih bahayanya lagi efeknya bagi hormone wanita, membuat wanita lebih rentan untuk terkena kista rahim. Oleh karena hal itu, saya menyarankan untuk selalu berhati-hati dengan yang anda konsumsi terutama mengurangi makanan chicken wings.



Baca Selanjutnya....

Hindari Batu Ginjal Dengan Pola Makan Yang Baik

Di Indonesia, selain kasus gagal ginjal, batu ginjal juga semakin sering dijumpai. Penyakit ini juga sering disebut batu karang dan kencing batu. Menurut para ahli, penyebab batu ginjal adalah akibat pola mengonsumsi makanan yang salah.

Namun, bila menengok sejarahnya, penderita batu ginjal telah ditemukan sejak ribuan tahun lalu. Hal itu terbukti dari hasil penemuan para ahli, jejak batu ginjal ditemukan pada mumi yang dibalsam dan berusia sekitar 7.000 tahun di Mesir.

Salah satu penyebab batu ginjal adalah kelebihan kalsium. Untuk itu setiap orang dianjurkan untuk mencegah kelebihan asupan kalsium. Makanan yang mengandung kalsium tinggi adalah ikan salmon, sarden, keju, susu, es krim, dan sayur kol. Makanan jenis ini mengandung lebih dari 100 mg kalsium per porsi. Sedangkan bayam, ikan kering, dan cokelat tergolong makanan yang mengandung kalsium sedang.

Selain mengurangi asupan kalsium, penderita ginjal juga dianjurkan mengurangi konsumsi garam, karena setiap peningkatan 100 mg garam dalam makanan dapat meningkatkan 25-30 mg kalsium dalam urin.

Sementara itu, ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ali Khomsan berpendapat, konsumsi sayur dan buah secara berlebihan ternyata juga membebani fungsi kerja ginjal. Walaupun vitamin diperlukan tubuh, tapi jika ginjal tidak mampu mencerna dapat menyebabkan seseorang terkena gagal ginjal.

Selain vitamin, makanan yang mengandung protein dan mineral juga tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Misalnya, daging, ikan, kacang-kacangan, garam, telur, dan susu. "Konsumsi teh berlebihan juga tidak baik. Karena selain mengandung kafein, di dalam teh ada unsur non-gizi yang mengganggu penyerapan mineral," jelasnya.Namun, Ali menambahkan, bukan berarti penderita batu ginjal tidak boleh mengonsumsi makanan mengandung vitamin, protein, dan mineral. Asalkan, pola konsumsi terutama golongan usia lanjut oleh penderita batu ginjal dibatasi agar ginjal berfungsi baik. Sebab, penderita batu ginjal juga memerlukan kandungan gizi dalam makanan untuk kesehatan tubuhnya.

Dijelaskan Ali, orang yang memiliki ginjal normal tentu dapat mencerna vitamin dosis tinggi yang memang diperlukan tubuh. Dan, orang tersebut dapat mengonsumsi vitamin 10 kali lipat lebih banyak, dibandingkan manusia yang ginjalnya tidak baik.

Karena itu terhadap orang yang memiliki ginjal kurang baik, Ali menganjurkan agar sejak muda mengonsumsi vitamin, mineral, dan protein secara moderat (tidak lebih dan tidak kurang). "Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki ginjal baik atau bagus, bisa dilihat dari riwayat kesehatan ayah atau ibunya. Kalau orangtua atau saudara satu darah memiliki masalah gangguan ginjal, maka ia akan berpotensi terkena penyakit tersebut," katanya.

Ali menyebutkan, di negara-negara maju saat ini dikenal istilah konsumsi lima porsi sayur dan buah setiap hari. Yaitu, apabila dalam sehari seseorang mengonsumsi dua kali sayuran harus diimbangi dengan tiga buah. "Itu berlaku bukan hanya untuk penderita ginjal, tapi juga untuk mengatasi penyakit kronis."

Namun, yang sekarang terjadi di Indonesia, keluarga yang secara ekonomi baik cenderung mengonsumsi zat-zat tadi secara berlebihan, baik sadar ataupun tidak. "Misalnya dengan makan di restoran fast food. Mungkin sekarang tidak diarasakan, tapi kalau hal itu menjadi kebiasaan akan sulit dihilangkan," ujarnya. Ali tidak setuju dengan pendapat yang menyebutkan diet dapat menangkal batu ginjal.

Menurutnya, diet bukanlah untuk menangkal batu ginjal, tapi mengatasi ginjal agar tidak terbebani. "Diet memang memengaruhi pola makanan yang buruk menjadi lebih baik. Tapi kalau diet bertujuan untuk mengatasi kegemukan, itu lain lagi arahnya. Karena diet hanya mengurangi kalori tubuh."

Terhadap para penderita batu ginjal, Ali menyarankan agar mengonsumsi air putih untuk memperlancar pencernaan dan mengurangi beban ginjal. Namun terhadap penderita gagal ginjal, menurutnya, memang harus dilakukan operasi sebagai upaya penyembuhan.

Cara yang cukup efektif untuk mengatasi batu ginjal tanpa harus operasi adalah rajin mengonsumsi jeruk nipis. Kandungan sitrat jeruk nipis lokal (citrus aurantifolia swingle) bulat memiliki kandungan sitrat 10 kali lebih besar dibanding jeruk keprok atau enam kali jeruk manis.

Biasanya sitrat di dalam air kemih pada penderita batu ginjal paling rendah pada malam dan dini hari, maka pemberian jeruk nipis dianjurkan sesaat sesudah makan malam sehingga hasilnya lebih maksimal.

Cara pemberian jeruk nipis lokal ini bisa berupa dua buah jeruk nipis dengan diameter di atas 4,5 cm yang diencerkan dalam dua gelas air. Pemberian perasan jeruk nipis sesudah makan malam dilaporkan tidak menimbulkan keluhan lambung dan memberikan rasa kepatuhan. (PRC)/Harian Global
Baca Selanjutnya....

Herbal; Dari Zaman Kerajaan Sampai Industri

Tanaman Obat adalah Obat Tradisional Indonesia yang sudah cukup dikenal sejak masa pra sejarah sampai masa sejarah yang ditandai prasasti batu bertulis Kerajaan Kutai Kertanegara pada abad ke 5, kejayaan Sriwijaya, kejayaan Majapahit sampai dengan masa kesultanan Mataram dan dilanjutkan dengan masa penjajahan oleh VOC. Penggunaan Tanaman Obat telah membawa kesejahteraan dan kejayaan selama berabad-abad yang ditandai dengan peninggalan sejarah seperti Borobudur, Prambanan, keraton-keraton dengan resep tradisionalnya dan sistem transportasi diseluruh Jawa dan pulau-pulau lain.

Perubahan terjadi pada abad 20, ketika itu berdiri Sekolah Dokter Jawa yang bernama STOVIA tahun 1904 di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda. Sejak itulah kita mulai belajar tentang obat-obatan modern, obat-obatan barat dengan pendekatan kimiawi. Adopsi pengobatan modern kedalam sistem pengobatan masyarakat terjadi bukan karena permintaan masyarakat pribumi tetapi karena kebutuhan penduduk Belanda yang memerlukan tenaga dokter. Sedangkan pada saat itu, masyarakat pribumi memiliki sistem pengobatan sendiri yang sudah mencukupi, sama halnya dengan masyarakat Tiong Hoa yang sudah juga memiliki penyembuhan sendiri.

Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.
Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia, dan tablet (id.wikipedia.org).

Obat tradisional telah dikenal secara turun menurun dan digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan. Pemanfaatan obat tradisioanal pada umumnya lebih diutamakan sebagai upaya menjaga kesehatan atau preventif meskipun ada pula upaya sebagai pengobatan suatu penyakit. Dengan semakin berkembangnya obat tradisional, ditambah dengan gema kembali ke alam (back to nature), telah meningkatkan popularitas obat tradisional. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya industri jamu dan industri farmasi yang memproduksi obat tradisional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.



Baca Selanjutnya....