Rabu, 22 Mei 2013
Agro & Food Expo 2013 - Indonesia International Agriculture Food & Beverage Exhibition
Minggu, 12 Mei 2013
Produk Unggulan Meddia Herbal
1. MEMBANTU MEREDAKAN BATUK
2. Memperbaiki syaraf tersumbat seluruh tubuh
3. Memperbaiki paru-paru, jantung, empedu, liver, pankreas,
sum-sum tulang belakang, ginjal, alat reproduksi, THT
4. Memperbaiki Lupus
5. dan lain-lain
1. Diseduh dengan air panas, atau bisa campurkan dengan
minuman teh/kopi (bisa ditambahkan gula)
2. Satu bungkus bisa untuk 3 - 4 kali minum
3. Pantangan lihat pada lampiran
- MEMBANTU MEREDAKAN BATUK BERDAHAK
- Menormalkan tekanan darah atau hipertensi
- Penyempitan pembuluh darah seluruh tubuh dan sakit tulang belakang akibat penyempitan pembuluh darah atau syaraf terjepit
- Kolesterol, mengatasi kegemukan (untuk diet) dan stamina
- Mengobati dan menormalkan saluran pernapasan akibat gangguan fungsi jantung dan paru-paru
- Melancarkan buang air besar, sembelit atau gangguan usus lainnya, pendarahan usus akibat ambeien (wasir)
- Asam urat
- Gangguan Lambung (Maag)
- Dan lain-lain
1. Diseduh dengan air panas, atau bisa campurkan dengan
minuman teh/kopi (bisa ditambahkan gula)
2. Satu bungkus bisa untuk 3 - 4 kali minum
3. Pantangan lihat pada lampiran
- SECARA TRADISIONAL DIGUNAKAN UNTUK MEREDAKAN PEGAL LINU DAN NYERI
- Detoksifikasi seluruh tubuh
- Mengatasi ketergantungan NARKOBA
- Asam urat, Reumatik, dan gangguan tulang lainnya
- Stroke
- Mengatasi Infeksi/Radang pada tubuh
- Dan lain-lain
1. Diseduh dengan air panas, atau bisa campurkan dengan
minuman teh/kopi (bisa ditambahkan gula)
2. Satu bungkus bisa untuk 3 - 4 kali minum
3. Pantangan lihat pada lampiran
- MEMBANTU MELURUHKAN BATU URIN
- Membunuh virus TBC dalam darah dan tulang
- Mengobati infeksi/radang tulang, reumatik, flu tulang
- Mengobati gangguan kandungan, infeksi akibat virus rubella dan toxoplasma
- Dikombinasikan dengan COKLINU akan menjadi obat anti virus, bakteri dalam darah dan tubuh
- Mengatasi kolesterol, stamina (viagra)
- Mengatasi kaki/tangan kesemutan (perbaikan syaraf seluruh tubuh)
- Mengatasi diabetes kering
- Dan lain-lain
1. Diseduh dengan air panas, atau bisa campurkan dengan
minuman teh/kopi (bisa ditambahkan gula)
2. Satu bungkus bisa untuk 3 - 4 kali minum
3. Pantangan lihat pada lampiran
- MEMBANTU MEREDAKAN BATUK
- Mampu menyeimbangkan & melengkapi kebutuhan lahir dan bathin secara otomatis
- Mampu mengobati penyakit yang disebabkan oleh radiasi nuklir, atom, virus, bakteri, kuman dari binatang, serangga dan tumbuh-tumbuhan, baik melalui udara, obat-obatan, makanan, minuman yg terkontaminasi.
- Sebagai Vaksin Anti Body
- Mengobati Virus HIV-AIDS dan sekaligus sebagai Vaksin HIV-AIDS
- Mengobati gagal ginjal
- Mengobati pendarahan di Otak, Geger Otak Ringan maupun Berat
- Mengobati Trauma Otak yang menyebabkan penderita mengalami koma
- Mengobati Penyakit yang disebabkan oleh Kelainan Bawaan dari Lahir, Genetik, khususnya: kelainan jantung, hati, limpa, usus dan tulang
- Mengobati Penyakit Autis, Parkinson (Tremor), Epilepsi, Infeksi/Radang Otak, Meningitis Otak Besar & Kecil
- Mengobati Kanker Kulit akibat paparan sinar matahari dan kelainan genetik, Kanker Kelenjar Getah Bening, Kista, Tumor Ginjal, atau Tumor Mata dan Otak.
- Dan lain-lain
- Diseduh dengan air panas, atau bisa campurkan dengan minuman teh/kopi (bisa ditambahkan gula)
- Satu bungkus bisa untuk 3 - 4 kali minum
- Pantangan lihat pada lampiran
- MEMBANTU MEREDAKAN PEGAL LINU DAN ENCOK
- Diabetes Basah
- Ejakulasi dini, lemah syahwat, mani encer
- Mengobati gangguan lambung (maag) dan usus, detoksifikasi usus
- Hernia, usus terlipat
- Nyeri tulang, tulang kaku
- Dan lain-lain
1. Diseduh dengan air panas, atau bisa campurkan dengan
minuman teh/kopi (bisa ditambahkan gula)
2. Satu bungkus bisa untuk 3 - 4 kali minum
3. Pantangan lihat pada lampiran
- SECARA TRADISIONAL DIGUNAKAN UNTUK MEMBANTU MERINGANKAN TEKANAN DARAH TINGGI YANG RINGAN
- Menormalkan kolesterol dan Trygliseride
- Insomnia
- Stroke akibat pendarahan di otak
- Asam urat, Migrain, Sakit Gigi/Gusi Bengkak
- Mengobati jantung koroner
- Maag/Gangguan Lambung
- Dan lain-lain
Keterangan:
minuman teh/kopi (bisa ditambahkan gula)
2. Satu bungkus bisa untuk 3 - 4 kali minum
3. Pantangan lihat pada lampiran
1. MEMELIHARA KESEHATAN DAERAH KEWANITAAN
2. Mengatasi pendarahan di rahim
3. Mengatasi Asma
4. Mengatasi Air Susu Ibu (ASI) yang kering
5. Menormalkan haid
6. Mengatasi Leukemia, Anemia
7. Penyubur Kandungan
8. Vaksinasi dalam kandungan dan untuk balita
9. Menormalkan Hb Darah
10. Dan lain-lain
Keterangan:
- Diseduh dengan air panas, atau bisa campurkan dengan minuman teh/kopi (bisa ditambahkan gula)
- Satu bungkus bisa untuk 3 - 4 kali minum
- Pantangan lihat pada lampiran
- MEMBANTU MELANCARKAN BUANG AIR KECIL
- Stroke kanan
- Menutrisi otak
- Mengobati Cikungunya
- Gatal-gatal karena alergi makanan
- Sakit pinggang
- Memperkuat dan mengobati gangguan syaraf di otak dan seluruh tubuh
- Dan lain-lain
minuman teh/kopi (bisa ditambahkan gula)
2. Satu bungkus bisa untuk 3 - 4 kali minum
3. Pantangan lihat pada lampiran
7. Dan lain-lain
1. Diseduh dengan air panas, atau bisa campurkan dengan
minuman teh/kopi (bisa ditambahkan gula)
2. Satu bungkus bisa untuk 3 - 4 kali minum
3. Pantangan lihat pada lampiran
1. Diseduh dengan air panas, atau bisa campurkan dengan
minuman teh/kopi (bisa ditambahkan gula)
2. Satu bungkus bisa untuk 3 - 4 kali minum
3. Pantangan lihat pada lampiran
- MEMBANTU MEMELIHARA KESEHATAN
- Memperbaiki, memelihara organ tubuh (jantung, liver, paru-paru, lambung, pankreas, ginjal, sum-sum tulang dan alat reproduksi)
- Stamina (Vitalitas), Stroke Kiri
- Melancarkan peredaran darah
- Mengobati penyumbatan seluruh tubuh
- Alergi, Gatal-gatal
- Mengobati LUPUS dan Herpes
- Mengatasi Kanker dan Diabetes
- Mengatasi HIV-AIDS, MDS, Thalasemia, Anemia, Leukemia
- Dan lain-lain
- Diseduh dengan air panas, atau bisa campurkan dengan minuman teh/kopi (bisa ditambahkan gula)
- Satu bungkus bisa untuk 3 - 4 kali minum
- Pantangan lihat pada lampiran
Baca Selanjutnya....
Selasa, 16 April 2013
Jamu sebagai Warisan Budaya Dunia
Tulisan yang dimuat di Harian Kompas edisi Sabtu, 30 Maret 2013 merupakan wujud semangat back to nature berbasis kearifan lokal yang digemakan oleh Jaya Suprana, dalam melestarikan Jamu sebagai warisan budaya bangsa Indonesia. Berikut paparannya yang dapat kita simak bersama:
Hati saya berbunga-bunga ketika mendengar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan resmi mempersiapkan jamu untuk diajukan ke UNESCO, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB. Diharapkan, jamu menjadi warisan budaya dunia karya bangsa Indonesia.
Perjuangan mengusung jamu menjadi intangible cultural heritage barulah awal perjalanan panjang untuk meyakinkan panitia penilai UNESCO. Di samping harus menempuh antrean panjang karena setiap tahun UNESCO hanya mengakui maksimal satu warisan kebudayaan tak-benda dari setiap negara anggota, ikhtiar Kemdikbud juga akan sia-sia tanpa dukungan terpadu segenap pelaku dan pemerhati jamu, dari penjaja jamu gendong, peramu jamu, petani tanaman jamu, pengusaha jamu, hingga pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan.
Para pelaku usaha jamu harus mampu meyakinkan UNESCO, jamu benar-benar bagian integral kebudayaan bangsa Indonesia di bidang kesehatan, kecantikan, dan kebahagiaan sehingga layak dinobatkan sebagai salah satu intangible cultural heritage setara dengan keris, batik, angklung, tari saman, dan lain-lainnya. Para penyaji jamu gendong harus benar-benar disiplin menjaga kebersihan dan keamanan produknya.
Para pelaku industri jamu harus menjunjung tinggi hak konsumen untuk memperoleh informasi produk yang benar.
Para pelaku industri jamu wajib menghentikan angkara murka memproduksi dan memasarkan produk jamu yang dicampur bahan-bahan farmasi dan kimiawi karena membahayakan konsumen! Segenap perilaku buruk yang mencemarkan citra jamu harus dilenyapkan.
Para dokter dan apoteker Indonesia yang masih antijamu seyogianya menahan diri dalam melecehkan jamu sebagai sesuatu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan ”keilmiahan”-nya. Mereka sebaiknya membuka nurani untuk lebih mau memahami dan menghargai jamu sebagai karsa dan karya kebudayaan bangsa Indonesia.
Para dokter dan apoteker tidak perlu memaksakan diri menggunakan jamu dalam penunaian tugas pelayanan kesehatannya. Cukup tak merendahkan harkat dan martabat jamu sudah sangat membantu. Sama halnya para musisi Indonesia yang dididik secara akademis musik Barat sehingga kadang kurang menghargai para musisi tradisional.
Mahakarya lukisan Raden Saleh, yang sempat menempuh pendidikan seni rupa di Eropa, tidak lebih adiluhung dibandingkan relief-relief di Candi Borobudur ataupun Prambanan. Para antropolog dan ilmuwan kebudayaan masa kini menyadari, di marcapada ini sebenarnya tidak ada kebudayaan suatu bangsa yang bisa dinilai lebih unggul atau lebih rendah ketimbang kebudayaan bangsa lain.
Paham diskriminasi mutu kebudayaan hanya dijabarkan kaum imperialis dan kolonialis demi meruntuhkan ketahanan kebudayaan bangsa yang mereka jajah agar lebih mudah dijajah. Industri farmasi di Indonesia tidak perlu khawatir tersaingi sehingga tidak perlu menghambat pengakuan UNESCO.
Jamu sama sekali bukan ancaman bagi industri farmasi. Seyogianya pembuktian ilmiah terhadap jamu tidak dipaksakan dengan hanya menggunakan kaidah kebudayaan asing, tetapi dengan lebih memperhatikan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan bangsa Indonesia. Pembuktian ilmiah bisa lebih difokuskan kepada upaya mengeliminasi risiko dan dampak buruk produk jamu dan pengobatan tradisional Indonesia terhadap kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan bisa memosisikan jamu setara dengan farmasi dalam sistem pelayanan kesehatan nasional. Jamu bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, dan tak secara langsung dimusnahkan dengan mengganti nama menjadi herbal.
Para cendekiawan dan budayawan bisa berperan dalam menjalin kesepakatan mengenai definisi jamu. Memang, jamu akan diajukan ke UNESCO bukan dalam bentuk terpenggal-penggal, misalnya hanya jamu jawa atau jamu bali, tetapi benar-benar dalam satu kenusantaraan.
Mari kita bersama-sama menginventarisasi seluruh jenis jamu dari barat sampai ke timur, mulai dari jamu aceh, jamu padang, jamu palembang, jamu sunda, jamu jawa , jamu madura, jamu bali, dan seterusnya sampai jamu papua.
Perbendaharaan jamu di segenap pelosok Nusantara berpotensi memperkokoh landasan dan pilar kebudayaan yang menopang dan melandasi jamu, seperti semboyan Bhinneka Tunggal Ika, beraneka tetapi bersatu-padu sebagai suatu kesatuan mahakarsa dan mahakarya kebudayaan bangsa Indonesia. Inilah yang dipersembahkan bagi kesehatan, kecantikan, dan kebahagiaan umat manusia sehingga meyakinkan panitia penilai UNESCO. (Oleh: Jaya Suprana, Pencinta Kebudayaan Indonesia)
Sumber: http://megapolitan.kompas.com/read/2013/03/30/02473044/Jamu.sebagai.Warisan.Budaya.Dunia
Rabu, 23 Januari 2013
Bakteri Cegah Batu Ginjal
Sayangilah bakteri dalam usus Anda. Berbagai penelitian telah menunjukkan banyak bakteri berperan baik pada kesehatan manusia. Penelitian David W Kauffman, seorang professor epidemiologi dari Universitas Boston di Amerika Serikat menambah daftar itu. Penelitiannya menunjukkan keberadaan bakteri Oxalobacter formigenes di dalam usus berpengaruh terhadap pengurangan potensi penyakit batu ginjal.
Dalam Journal of American Society of Nephrology terbitan 5 Maret dijelaskan, Kauffman mengadakan penelitian terhadap 247 pasien yang menderita batu ginjal dan 259 pasien yang bebas batu ginjal. Kauffman kemudian mengambil contoh kotoran (feses) dari kedua kelompok itu.
Dari sample terlihat mereka yang menderita batu ginjal hanya memiliki kandungan bakteri O fomigenes 17%. Sementara itu, mereka yang bebas batu ginjal memiliki kandungan O formigenes hingga 38% dalam fesesnya. Bakteri O formigenes hidup dalam usus manusia. Keberadaannya bisa mencapai dua pertiga bagian usus manusia dewasa. Bakteri itu membantu mencerna garam oksalat yang banyak terdapat dalam sayuran, seperti bayam, bit, dan kacang-kacangan. Sementara itu, diketahui, batu ginjal terbentuk dari kalsium oksalat.
Kini Kauffman dan timnya meneliti untuk mengembangkan O formigenes sebagai probiotik. Jika berhasil, bakteri itu dapat diberikan kepada orang yang kekurangan O formigenes. Namun, Kauffman mengatakan jalan menuju tujuan itu masih membutuhkan penelitian yang lama. Sebab itu untuk saat ini, jagalah pencernaan Anda.
(Sumber: Media Indonesia/biotek, edisi Minggu 23 Maret 2008)
Baca Selanjutnya....