Minggu, 01 Februari 2009

Tips Memilih Obat Herbal

UNTUK mendapatkan obat herbal, saat ini tidaklah begitu sulit. Selain banyak penawaran yang dilakukan melalui media maupun para pemasar langsung dari produser obat herbal, masyarakat peminat dapat membelinya di kios-kios maupun toko obat. Bahkan di minimarket, supermarket, hingga di hipermarket.

Selain mudah untuk mendapatkannya, pengguna juga saat ini dihadapkan pada banyak produk. Namun, yang penting adalah konsumen juga harus teliti dalam memilih produk yang tepat. Dengan kata lain, teliti sebelum mengonsumsi agar tidak menyesal karena harus menanggung efek sampingnya. Agung Wijaksono, seorang senior marketing salah satu produk herbal memberi tips cara memilih obat herbal:

  1. Sebelum menjatuhkan pilihan dan mengonsumsi obat herbal, carilah informasi sebanyak-banyaknya dan konsultasikan masalah kesehatan Anda pada orang yang tepat (dokter, ahli gizi, konsultan produk). Lakukan juga rekomendasi produk yang diberikan agar benar-benar tepat dengan kebutuhan Anda.
  2. Sebelum memutuskan untuk membeli produk obat herbal, tanyakan dan perhatikan dengan seksama komposisi zat yang terkandung di dalamnya. Kuncinya adalah keseimbangan, bukan kelebihan. Perhatikan apakah obat herbal tersebut benar-benar berasal dari zat alamiah atau menggunakan(dicampur) zat sintetis.
  3. Keakuratan mendiagnosis suatu penyakit sangat menentukan keberhasilan penyembuhan penyakit atau gangguan yang diderita. Terkadang konsumen menuding obat herbal yang dikonsumsi tidak bermutu karena tidak memberikan hasil yang diharapkan. Padahal, penyebabnya adalah kesalahan diagnosis. Kesalahan itu berimbas pada pemberian suplemen yang tidak tepat. Untuk memperkecil risiko kesalahan, sertakan data-data pendukung (hasil pemeriksaan laboratorium) pada saat mengonsultasikan kondisi kesehatan Anda agar rekomendasi yang diberikan lebih akurat dan hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.
  4. Perhatikan tanggal pembuatan dan tanggal kadaluarsa (expired date) obat herbal tersebut. Hal ini sangat penting mengingat obat herbal berasal dari tumbuhan dan diproduksi tanpa tambahan bahan pengawet yang memiliki masa kadaluarsa relatif pendek. Produk obat herbal sebagaimana obat-obatan pada umumnya, sebaiknya disimpan di tempat yang sejuk. Hindari paparan sinar matahari langsung dan tempat dengan kelembapan tinggi atau gelap.Cari obat herbal yang memiliki formulasi pagi dan malam. Seperti halnya penggunaan obat pada umumnya, tubuh kita tidak membutuhkan nutrisi sekaligus. Kita membutuhkan vitamin ataupun mineral untuk membantu melakukan aktivitas sehari-hari, dan yang lain membantu tubuh memperbaiki diri sendiri pada malam hari.
  5. Ikuti anjuran pemakaian produk. Cara pemakaian yang tepat turut menentukan efektifitas produk (termasuk dosis dan waktu pemakaian). Perhatikan juga produk yang memiliki formula khusus untuk pria atau wanita. Lebih banyak Anda tahu tentang obat herbal, makin jelas informasi yang Anda terima. Mengapa? Karena pria dan wanita memiliki kebutuhan berbeda. Obat herbal yang dikonsumsi akan memiliki formula berbeda sesuai dengan kebutuhan.
  6. Tubuh adalah juri yang paling jujur dan adil. Berbagai produk obat herbal yang beredar di pasaran tidak semuanya merupakan yang terbaik dan berkualitas. Hanya tubuh kita sendiri yang menentukan apakah klaim sebuah produk itu bisa dibenarkan atau tidak. Hanya tubuh kita yang menguji keberhasilan atau daya kerja obat herbal tersebut. Jadi, perubahan tubuh pada saat atau setelah mengonsumsi obat herbal dapat dijadikan patokan, apakah cocok atau tidak.
  7. Seperti halnya obat-obatan pada umumnya, untuk ibu hamil, menyusui, penderita penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes, atau jantung, sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat herbal tertentu. Pasalnya, meskipun dari bahan-bahan alami, produk obat herbal yang dijual juga memiliki bahan aktif yang bisa berinteraksi dengan obat-obat yang diberikan oleh dokter. Penggunaan obat herbal yang tidak tepat dapat mengganggu penyerapan obat-obat tertentu.
  8. Di samping itu, pastikan bahwa obat herbal yang dikonsumsi tidak menggunakan bahan pengawet maupun pemanis buatan. Menyesuaikan obat herbal yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan tubuh juga penting untuk dilakukan. Apabila ada beberapa keluhan yang dirasakan setelah mengonsumsi obat herbal, konsultasikanlah dengan dokter, ahli gizi, dan konsultan produk. (Retno HY/"PR")***
    sumber: pikiran rakyat)

Baca Selanjutnya....

Hindari ChiCkeN WinGs & Leher Ayam ….

Seorang teman saya baru saja ketahuan memiliki kista alam rahimnya, sehingga dia langsung menjalani operasi.

Kista yang diambil berisi darah yang berwarna hitam pekat. Dia pikir dia akan sembuh setelah menjalani operasi, tetapi ternyata tidak.

Hanya beberapa bulan setelah operasi ternyata tumbuh kista lagi. Dia kemudian menemui ginekolog untuk berkonsultasi. Saat konsultasi, dokternya menanyakan apakah teman saya ini sering makan chicken wings. Dan dia jawab ya, dia jadi tahu kebiasaan makannya.

Seperti yang anda saksikan, pada jaman modern ini ayam disuntik dengan steroid agar cepat besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar. Kebutuhan ini tak lain adalah kebutuhan akan makanan. Biasanya suntikan ini dilakukan pada bagian leher atau sayap. Oleh karena ini pada dua tempat inilah terdapat konsentrasi steroid yang paling tinggi. Steroid inilah yang memberikan pengaruh pada tubuh sehingga cepat pertumbuhannya. Bahkan lebih bahayanya lagi efeknya bagi hormone wanita, membuat wanita lebih rentan untuk terkena kista rahim. Oleh karena hal itu, saya menyarankan untuk selalu berhati-hati dengan yang anda konsumsi terutama mengurangi makanan chicken wings.



Baca Selanjutnya....

Hindari Batu Ginjal Dengan Pola Makan Yang Baik

Di Indonesia, selain kasus gagal ginjal, batu ginjal juga semakin sering dijumpai. Penyakit ini juga sering disebut batu karang dan kencing batu. Menurut para ahli, penyebab batu ginjal adalah akibat pola mengonsumsi makanan yang salah.

Namun, bila menengok sejarahnya, penderita batu ginjal telah ditemukan sejak ribuan tahun lalu. Hal itu terbukti dari hasil penemuan para ahli, jejak batu ginjal ditemukan pada mumi yang dibalsam dan berusia sekitar 7.000 tahun di Mesir.

Salah satu penyebab batu ginjal adalah kelebihan kalsium. Untuk itu setiap orang dianjurkan untuk mencegah kelebihan asupan kalsium. Makanan yang mengandung kalsium tinggi adalah ikan salmon, sarden, keju, susu, es krim, dan sayur kol. Makanan jenis ini mengandung lebih dari 100 mg kalsium per porsi. Sedangkan bayam, ikan kering, dan cokelat tergolong makanan yang mengandung kalsium sedang.

Selain mengurangi asupan kalsium, penderita ginjal juga dianjurkan mengurangi konsumsi garam, karena setiap peningkatan 100 mg garam dalam makanan dapat meningkatkan 25-30 mg kalsium dalam urin.

Sementara itu, ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ali Khomsan berpendapat, konsumsi sayur dan buah secara berlebihan ternyata juga membebani fungsi kerja ginjal. Walaupun vitamin diperlukan tubuh, tapi jika ginjal tidak mampu mencerna dapat menyebabkan seseorang terkena gagal ginjal.

Selain vitamin, makanan yang mengandung protein dan mineral juga tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Misalnya, daging, ikan, kacang-kacangan, garam, telur, dan susu. "Konsumsi teh berlebihan juga tidak baik. Karena selain mengandung kafein, di dalam teh ada unsur non-gizi yang mengganggu penyerapan mineral," jelasnya.Namun, Ali menambahkan, bukan berarti penderita batu ginjal tidak boleh mengonsumsi makanan mengandung vitamin, protein, dan mineral. Asalkan, pola konsumsi terutama golongan usia lanjut oleh penderita batu ginjal dibatasi agar ginjal berfungsi baik. Sebab, penderita batu ginjal juga memerlukan kandungan gizi dalam makanan untuk kesehatan tubuhnya.

Dijelaskan Ali, orang yang memiliki ginjal normal tentu dapat mencerna vitamin dosis tinggi yang memang diperlukan tubuh. Dan, orang tersebut dapat mengonsumsi vitamin 10 kali lipat lebih banyak, dibandingkan manusia yang ginjalnya tidak baik.

Karena itu terhadap orang yang memiliki ginjal kurang baik, Ali menganjurkan agar sejak muda mengonsumsi vitamin, mineral, dan protein secara moderat (tidak lebih dan tidak kurang). "Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki ginjal baik atau bagus, bisa dilihat dari riwayat kesehatan ayah atau ibunya. Kalau orangtua atau saudara satu darah memiliki masalah gangguan ginjal, maka ia akan berpotensi terkena penyakit tersebut," katanya.

Ali menyebutkan, di negara-negara maju saat ini dikenal istilah konsumsi lima porsi sayur dan buah setiap hari. Yaitu, apabila dalam sehari seseorang mengonsumsi dua kali sayuran harus diimbangi dengan tiga buah. "Itu berlaku bukan hanya untuk penderita ginjal, tapi juga untuk mengatasi penyakit kronis."

Namun, yang sekarang terjadi di Indonesia, keluarga yang secara ekonomi baik cenderung mengonsumsi zat-zat tadi secara berlebihan, baik sadar ataupun tidak. "Misalnya dengan makan di restoran fast food. Mungkin sekarang tidak diarasakan, tapi kalau hal itu menjadi kebiasaan akan sulit dihilangkan," ujarnya. Ali tidak setuju dengan pendapat yang menyebutkan diet dapat menangkal batu ginjal.

Menurutnya, diet bukanlah untuk menangkal batu ginjal, tapi mengatasi ginjal agar tidak terbebani. "Diet memang memengaruhi pola makanan yang buruk menjadi lebih baik. Tapi kalau diet bertujuan untuk mengatasi kegemukan, itu lain lagi arahnya. Karena diet hanya mengurangi kalori tubuh."

Terhadap para penderita batu ginjal, Ali menyarankan agar mengonsumsi air putih untuk memperlancar pencernaan dan mengurangi beban ginjal. Namun terhadap penderita gagal ginjal, menurutnya, memang harus dilakukan operasi sebagai upaya penyembuhan.

Cara yang cukup efektif untuk mengatasi batu ginjal tanpa harus operasi adalah rajin mengonsumsi jeruk nipis. Kandungan sitrat jeruk nipis lokal (citrus aurantifolia swingle) bulat memiliki kandungan sitrat 10 kali lebih besar dibanding jeruk keprok atau enam kali jeruk manis.

Biasanya sitrat di dalam air kemih pada penderita batu ginjal paling rendah pada malam dan dini hari, maka pemberian jeruk nipis dianjurkan sesaat sesudah makan malam sehingga hasilnya lebih maksimal.

Cara pemberian jeruk nipis lokal ini bisa berupa dua buah jeruk nipis dengan diameter di atas 4,5 cm yang diencerkan dalam dua gelas air. Pemberian perasan jeruk nipis sesudah makan malam dilaporkan tidak menimbulkan keluhan lambung dan memberikan rasa kepatuhan. (PRC)/Harian Global
Baca Selanjutnya....

Herbal; Dari Zaman Kerajaan Sampai Industri

Tanaman Obat adalah Obat Tradisional Indonesia yang sudah cukup dikenal sejak masa pra sejarah sampai masa sejarah yang ditandai prasasti batu bertulis Kerajaan Kutai Kertanegara pada abad ke 5, kejayaan Sriwijaya, kejayaan Majapahit sampai dengan masa kesultanan Mataram dan dilanjutkan dengan masa penjajahan oleh VOC. Penggunaan Tanaman Obat telah membawa kesejahteraan dan kejayaan selama berabad-abad yang ditandai dengan peninggalan sejarah seperti Borobudur, Prambanan, keraton-keraton dengan resep tradisionalnya dan sistem transportasi diseluruh Jawa dan pulau-pulau lain.

Perubahan terjadi pada abad 20, ketika itu berdiri Sekolah Dokter Jawa yang bernama STOVIA tahun 1904 di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda. Sejak itulah kita mulai belajar tentang obat-obatan modern, obat-obatan barat dengan pendekatan kimiawi. Adopsi pengobatan modern kedalam sistem pengobatan masyarakat terjadi bukan karena permintaan masyarakat pribumi tetapi karena kebutuhan penduduk Belanda yang memerlukan tenaga dokter. Sedangkan pada saat itu, masyarakat pribumi memiliki sistem pengobatan sendiri yang sudah mencukupi, sama halnya dengan masyarakat Tiong Hoa yang sudah juga memiliki penyembuhan sendiri.

Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.
Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia, dan tablet (id.wikipedia.org).

Obat tradisional telah dikenal secara turun menurun dan digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan. Pemanfaatan obat tradisioanal pada umumnya lebih diutamakan sebagai upaya menjaga kesehatan atau preventif meskipun ada pula upaya sebagai pengobatan suatu penyakit. Dengan semakin berkembangnya obat tradisional, ditambah dengan gema kembali ke alam (back to nature), telah meningkatkan popularitas obat tradisional. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya industri jamu dan industri farmasi yang memproduksi obat tradisional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.



Baca Selanjutnya....

Sabtu, 31 Januari 2009

Penyakit & Pantangannya

No
Penyakit
Pantangan
1
Amandel
Cabe, Asam, Makanan Berminyak, Es
2
Anemia
Air Kelapa, Minuman Bersoda
3
Ambeien
Cabe, Kopi, Alkohol, Ketan Hitam, Singkong, Buah Nangka
4
Asthma
Singkong, Tape, Air Es, Makanan Berminyak
5
Alergi Kulit
Terasi, Ikan Asin, Makanan/Minuman Berpengawet, Ayam Potong
6
Asam Urat
Santan Belinjo, Sea Food (Cumi, Udang, Kepiting, Kerang), Daging (Sapi dan Kambing), Kacang Tanah, Bayam dan Pantangan Umum
7
Batu Ginjal, Infeksi Ginjal
Cabe, Alkohol, Kopi, Teh, Makanan/Minuman Berpengawet, Soda
8
Batu Empedu
Minuman Soda, Alkohol, Kopi, Makanan Berlemak, Cabe
9
Batuk, Flu, Radang Tenggorokan
Air Es, Coklat, Pedas, Makanan Berminyak
10
Bronchitis dan Menghilangkan Bau Mulut
Air Es, Kopi, Cabe, Tape, Rokok, Durian, Nangka, Pisang Mauli (Pisang Lampung), Jeruk Nipis
11
Demam Berdarah, Malaria Tropika, Demam
Semangka, Duku, Langsat, Sea Food, Makanan/Minuman Manis
12
Diabetes
Semangka, Nangka, Kopi, Minuman Soda, Cabe
13
Diare, Muntaber
Cabe, Nangka, Santan, Semangka, Air Es
14
Flek Paru-Paru/TBC Paru
Jeruk Nipis, Pisang Mauli (Pisang Lampung), Cabe, Durian, Tape, Jeruk Purut, Minuman Soda, Air Es, Singkong, Rokok dan Pantangan Umum
15
Flek Hitam di Wajah/Jerawat
Coklat, Terasi, Rokok, Kacang Tanah,Obat-obatan Kimia
16
Gagal Ginjal
Jeroan, Sea Food, Petai, Jengkol, Tape, Durian, Singkong
17
Hernia
Cabe, Kopi, Alkohol dan Pantangan Umum
18
HIV / AIDS
Alkohol, Kopi, Udang, Kecap Asin/Manis, Durian, Roti Bakar, Daging Kambing, Ayam Potong, Kerupuk Udang, Ikan Bakar
19
Infeksi Saluran Kencing, Kelamin
Cabe, Tape, Kopi, Udang, Terasi, Nangka, Sea Food
20
Infeksi, Radang Telinga
Cabe, Tape, Kopi, Udang, Terasi, Nangka, Sea Food
21
Infeksi/Radang Hati (Lever/SGOT)
Daging, Alkohol, Margarin, Makanan Berlemak, Jeroan
22
Infeksi, Radang Pendarahan Seluruh Tubuh
Cabe, Kopi, Anggur, Alkohol, Lada, Durian, Semangka
23
Impoten/Lemah Syahwat
Alkohol, Labu Putih
24
Jantung
Daging, Sea Food, Jeroan, Kacang Tanah, Makanan Berlemak
25
Klep Jantung Bocor
Rokok, Air Kelapa, Durian, Pisang Mauli (Pisang Lampung), Alkohol, Daging Kambing, Obat Perangsang, Sea Food
26
Jantung Koroner & Penyempitan Pembuluh Darah
Tape, Singkong, Durian, Alkohol
27
Kolesterol, Trygliceride
Daging, Santan, Kacang, Coklat, Makanan Berlemak
28
Kolesterol, Asam Urat
Daging, Santan, Kacang, Coklat, Makanan Berlemak
29
Kanker Darah (Leukimia)
Daging, Jeroan, Kopi, Makanan/Minuman Berpengawet
30

Kanker Hati
Daging, Margarin, Cabe, Kopi, Alkohol, Kacang Tanah, Makanan Berlemak
31

Kanker Telinga
Daging, Susu & Semua Produknya, Sea Food, Makanan/Minuman Berpengawet, Penyedap Rasa (MSG)
32
Kanker Kelenjar Getah Bening
Daging, Susu & Semua Produknya, Sea Food, Makanan/Minuman Berpengawet, Penyedap Rasa (MSG)
33
Kanker Payudara
Daging, Petai, Jengkol, Terasi, Saos Tomat, Ikan Peda, Minuman Soda, Kopi, Makanan/Minuman Berpengawet, Zat Pewarna
34
Kanker Darah (Leukemia)
Daging Sapi, Usus, Paru, Jantung Sapi, Kopi, Makanan/Minuman Berpengawet
35
Kanker Prostat (Kantong Kemih)
Ayam Potong, Terasi, Petai, Jengkol, Ikan Teri, Kopi, Makanan/Minuman Berpengawet
36
Kanker Rahim
Ayam Potong, Terasi, Petai, Jengkol, Ikan Teri, Kopi, Makanan/Minuman Berpengawet
37
Kanker Tulang
Daging, Sea Food, Minuman Bersoda, Penyedap Rasa (MSG), Makanan/Minuman Berpengawet, Susu & Semua produknya, Tape, Air Kelapa, Durian
38
Katarak
Cabe, Bawang Putih, Pantangan Umum
39
Keputihan, Rapat Vagina, Pendarahan
Cabe, Petai, Jengkol, Terasi, Nanas, Timun, Semangka
40
Lumpuh Akibat Gangguan Tulang Belakang – Impoten/ Lemah Syahwat, Kaki Mati Rasa
Terasi, Ikan Teri, Ayam Potong, Petai, Jengkol, Kopi, Makanan/Minuman Berpengawet
41
Maag, Sakit Perut, Infeksi Lambung Cabe, Kopi, Santan, Sayur Nangka, Ketan, Pantangan Umum
42
Maag & Pusing
Pedas, Tape, Durian, Nangka, Singkong & Semua Produknya
43
Maag – Jantung – Pusing
Daging, Sea Food, Jeroan, Pedas, Tape, Durian, Nangka, Singkong
44
Migren, Pusing, Tengkuk Sakit, Penyempitan Syaraf Kepala
Daging, Ayam Potong, Minuman Soda, Mie Instan
45
Muntaber
Cabe, Tape, Semangka, Kopi, Santan, Susu dan Pantangan Umum
46
Penyubur Kandungan
Cabe, Ikan Bakar, Roti Bakar (semua makanan yang dibakar), Tape Singkong & Tape Ketan, Nanas, Ayam Potong
47
Penyempitan Indung Telur
Cabe, Ikan Bakar, Roti Bakar (semua makanan yang dibakar), Tape Singkong & Tape Ketan, Nanas, Ayam Potong
48
Penyempitan Syaraf di seluruh tubuh, Syaraf Terjepit, Kram dan Nyeri
Daging, Ayam Potong, Kopi, Makanan Berlemak, Durian, Minuman Bersoda dan Pantangan Umum
49
Penyempitan Pembuluh Darah di Otak dan Pembekuan Darah di Otak
Daging, Ayam Potong, Kopi, Makanan Berlemak, Durian, Minuman Bersoda dan Pantangan Umum
50
Rheumatik, Radang Tulang, TBC Tulang, Kanker Tulang, Pengapuran Tulang
Makanan/Minuman Berpengawet, Air Kelapa, Ikan Teri, Tempe Gembos, Ikan Peda
51
Rheumatik, Asam Urat
Minuman Soda, Sea Food, Tape, Belinjo, Singkong, Jeroan, Alkohol
52
Sakit Pinggang
Daging, Belinjo, Soda, Air Kelapa
53
Sakit Tulang Belakang
Makanan/Minuman Berpengawet, Ikan Asin dan Pantangan Umum Lainnya
54
Stroke Kiri & Kanan
Daging, Mie Instan, Garam, Soda, Terasi, Petis, Sea Food
55
Thypus
Cabe, Kopi, Nanas, Nasi Goreng, Margarin, Nangka, Air Es, Singkong, Ketan
56
Tumor
Sawi Manis
57
Usus Buntu
Cabe, Kopi, Nanas, Nasi Goreng, Margarine, Nangka, Air Es, Pantangan Umum



Baca Selanjutnya....