Yogyakarta (ANTARA) - Buah ciplukan ((Physallisa angulata L) mengandung senyawa Fisalin dan Withanolid yang dapat menyembuhkan kanker. "Fisalin dan Withanolid bersifat sitotoksik pada beberapa sel kanker dan mampu menghambat pertumbuhan sel kanker payudara, paru-paru, dan kanker darah," kata mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Amelilinda Monikawati di Yogyakarta, Selasa (5/12).
Amelilinda bersama Inna Amandari dan Sofa Farida berhasil menguji potensi kemopreventif ekstrak etanolik herba ciplukan pada sel kanker payudara.
Berkat penelitian uji potensi antikanker pada ciplukan ketiga mahasiswa Fakultas Farmasi UGM tersebut memenangi Kompetisi Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia (PPRI) bidang Ilmu Pengetahuan Alam 2010.
"Secara in vitro, penelitian tersebut berhasil menekan pertumbuhan sel kanker hingga 20 persen. Dari penelitian-penelitian yang dilakukan menguatkan hipotesis ciplukan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai agen kemopreventif," katanya.
Tidak hanya secara in vitro, kata dia untuk mendukung penelitian potensi ciplukan sebagai agen kemopreventif pada kanker payudara dilakukan pula secara uji in vivo.
"Uji secara in vivo bertujuan untuk mengobservasi pengaruh ekstrak etanolik herba pada hewan uji tikus betina galur Sprague Dawley," katanya.
Selama ini, kata dia pengobatan kanker payudara dengan kemoterapi dinilai kurang efektif karena sering menimbulkan resistensi dan beberapa efek samping. "Efek samping dari kemoterapi seperti mual, muntah, toksisitas pada jaringan normal, toksisitas pada jantung, dan menekan sistem imun," katanya.
Oleh karena itu, ia mengatakan dibutuhkan suatu alternatif terapi kanker yang lebih aman, terjangkau, efektif, dan tidak membahayakan sistem imun.
(Antara, Rabu 8 Desember 2010)
Baca Selanjutnya....
Jumat, 17 Februari 2012
Ciplukan Hambat Pertumbuhan Sel Kanker
Selasa, 14 Februari 2012
DAYA TAHAN TUBUH BISA MELEMAH
Sistem imun bisa melemah karena beberapa kondisi. Diantaranya pola makan kurang sehat dan kurang gerak/olahraga.
Daya tahan tubuh setiap orang berbeda-beda. Bahkan, pada orang yang sama, daya tahan tubuhnya bisa berbeda di waktu yang berbeda. “Ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Bisa karena lingkungan, kelelahan, usia dan psikis,”kata dr. Teguh H. Karyadi, Sp.PD. Seseorang bisa menurun sistem imunnya karena penyakit kronis atau karena ada penyakit pada sistem imun, seperti pada penderita penyakit autoimun.
Penyebab lemahnya sistem imun, antara lain:
1. BANYAK mengonsumsi makanan dengan kadar lemak dan gula yang tinggi. Makanan ini mengurangi kemampuan sel darah putih untuk memerangi dan menghancurkan bakteri, yang masuk ke dalam tubuh. Mengonsumsi larutan gula 75-100 gram (sekitar dua takaran minuman bersoda seberat 12 ons), dapat mengurangi kemampuan sel darah putih untuk mengalahkan dan menghancurkan bakteri.
2. BERAT badan tidak ideal (kelebihan berat badan) risiko terkena penyakit jantung, diabetes, kanker semakin besar. Kelebihan lemak di dalam tubuh, berpengaruh terhadap daya tahan tubuh. Sel lemak yang berlebihan akan memicu pelepasan zat kimia pro peradangan, yang bisa berakibat pada peradangan kronis dan menyebabkan jaringan yang sehat menjadi rusak.
3. KURANG olahraga. Di zaman sekarang ini, banyak di antara kita yang jenis pekerjaannya hanya duduk seharian di belakang meja. Padahal, tubuh yang jarang bergerak akan membuat sistem daya tahan tubuh menurun. Jarang bergerak juga akan membuat gemuk, karena jumlah kalori yang dibakar oleh tubuh sedikit. Lainnya menumpuk menjadi lemak. Sejumlah penelitian menunjukkan, jalan kaki 30 menit/hari bisa meningkatkan kadar leukosit di dalam darah. Leukosit merupakan sel sistem imunitas yang bertugas memerangi infeksi. Tubuh tidak aktif dapat melemahkan sistem imunitas secara langsung. Jarang bergerak juga dapat mempengaruhi kualitas tidur, dan meningkatkanrisiko terserang penyakit.
4. STRES yang berlebihan. Tekanan ekonomi, tekanan pekerjaan, persaingan yang tinggi, yang menyebabkan banyak orang mengalami stress. Stres dalam jangka waktu yang lama, menyebabkan turunnya daya tahan tubuh. Tetapi, stress untuk jangka waktu yang singkat justru dapat memperkuat sistem imunitas; tubuh akan memproduksi kortisol dalam jumlah lebih banyak untuk melawan stres. Sebaliknya, stress dalam waktu lama membuat hormon dan adrenalin turun dan akhirnya menekan sistem imunitas.
5. MEROKOK. Racun-racun yang ada didalamnya, sangat berpengaruh dalam menurunkan daya tahan tubuh.
6. JARANG sosialisasi. Terlibat dalam jaringan sosial yang baik, penting bagi kesehatan fisik dan mental, serta sistem imunitas. Sejumlah studi mendukung pendapat bahwa mereka yang merasa terikat dengan teman-temannya – baik hanya segelintir teman dekat, maupun pada puluhan teman – membuat pertahanan tubuh lebih kuat, dibandingkan mereka yang kerap sendirian. Studi teranyar menyimpulkan, perasaan terisolasi mengubah sistem pertahanan tubuh pada tingkat seluler.
(sumber: OTC DIGEST. EDISI 55. Tahun IV. 1 Maret 2011) Baca Selanjutnya....
Langganan:
Postingan (Atom)