Diare adalah penyakit, bukan kondisi dimana perut bisa terkuras dari racun.
Cuaca yang tidak menentu, atau musim pacaroba seperti sekarang ini, dapat mengundang banyak penyakit, diantaranya diare. Dr. H. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB dari Departemen Ilmu Penyaki Dalam FKUI-RSCM menyatakan, “Tubuh dipaksa beradaptasi dengan cuaca yang ekstrim. Kalau sistem imun tubuh tidak kuat, jadi gampang sakit terutama bagi anak dan orangtua.”
Faktor lingkungan ikut berperan. Debu membawa polutan atau hujan yang menimbulkan banjir, membuat lingkungan kotor dan kuman merajalela. Menurut WHO, diare membunuh dua juta anak didunia setahun. Badan Kesahatan Amerika Serikat mencatat, 100 juta orang menderita diare akut/ tahun. Setengah penderita diare mengurangi aktifitas, 10% ke dokter, 250.000 dirawat dan 3000 meninggal.
Disebut diare ketika feses (tinja) encer seperti bubur, dan frekuensi BAB (buang air besar) lebih 3x sehari. Badan lemah, lesu, muntah, tidak nafsu makan dan feses berdarah dan / berlendir. Menurut dr.Ari, masyarakat banyak yang salah persepsi entang diare. “Diare dianggap tidak masalah, karena mencuci perut, mengeluarkan racun dan bikin kebal penyakit. Diare itu penyakit, karena ada kuman yang masuk.”
Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan (dehidrasi) dan elektrolit (misal natrium dan kalium). Dehidrasi ringan menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun cekung (pada bayi >18 bulan). Dehidrasi berat bisa mengakibatkan fatal, seperti syok. Pada bayi bahkan bisa terjadi gangguan irama jantung atau pendarahan otak.
Penyebab diare adalah rotavirus, beberapa bakteri seperti E.coli, Shigella sp, Salmonella sp, atau Strepcoccus. Juga parasit seperti Entamoeba histolytica, Giardia lamblia dan Balantidium coli. Stres dan alergi makanan juga memicu diare.
Kuman paling gampang menginfeksi lewat makanan. Jika diare terjadi antara 1-6 jam, biasanya gejala yang timbuldisertai mual dan muntah. Jika 8-16 jam ,bisa disertai keram perut dan muntah. Dan jika lebih dari 16 jam, diare bisa disertai darah dan demam menggigil sampai pingsan.
Menurut dr. Ari, inti pengobatan diare adalah memberikan ciran untuk menghindari dehidrasi. “Yang penting, cukup minum yang mengandung elektrolit (natrium, kalium) dna kalori. Selain Oralit, bisa air putih dicampur gula dan garam,” katanya.
Untuk menilai kondisi dehidrasi pada anak, ada 4 parameter yang bisa digunakan: aktivitas, rasa haus, kelopak mata, buang air kecil, dan uji turgor atau uji cubit. Lihat kelopak mata anak, cekung atau tidak. Anak harus kencing dalam 6-8 jam, jika lebih dari 8 jam tidak kencing berarti dehidrasi ringan. Utuk anak yang lebh besar batas kencingya 12 jam. Uji cubit paling gampang, dilakukan pada kulit perut, kulit harus kembali dalam 2 detik.
Obat diare ada 3 (tiga) kategori. Yang pertama, kemoterapeutika yang memberantas penyebab diare (bakteri, parasit). Kedua, obstipansia untuk menghilangkan gejala diare. Terakhir , spasmolitik (membantu menghilangkan kejang perut). Antibiotik diberikan ketika ada infeksi lanjutan, dan harus dengan resep dokter.
Bagi yang ingin mengatasi masalah diare dengan herbal, produk PT. Meddia yang bisa digunakan adalah Canbat, Bandrux atau Kiwa.
(sumber: otc digest/edisi 57/1 mei 2011) Baca Selanjutnya....