Jumat, 26 Agustus 2011

Serba-serbi IBD (3)

IBD dan Risiko Kanker Kolon

Penderita IBD bisa berisiko terkena kanker kolon. Bagaimana mencegahnya?

Ada kaitan antara IBD (inflammation bowel disease) dengan peningkatan risiko kanker kolorektal (kolon/usus besar dan rektum/anus). Dr. dr. Murdani Abdullah dari FKUI/RSCM menyatakan, “Kanker Kolon merupaka penyakit yang berdiri sendiri. Namun lebih banyak ditemukan pada penderita IBD.” Sebuah studi menyebutkan, pasien IBD berisiko 5x lebih tinggi terhadap kanker kolorektal dibandingkan orang biasa.

Bisa dikatakan, IBD adalah faktor risiko kanker kolorektal. Atau, kanker kolorektal bisa merupakan komplikasi dari IBD. Hal senada disampaikan dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, Ketua Advokasi PAPDI – Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, “Kolitis ulseratif bisa menjadi ganas (kanker) jika tidak ditangani dengan baik. Tapi perjalanannya panjang, bisa puluhan tahun.” Sekitar 5 – 8% pasien KU (kolitis ulseratif) akan menderita kanker kolorektal dalam 20 tahun setelah mereka didiagnosa KU. Penyakit yang aktif maupun yang dalam kondisi remisi, sama berisiko terhadap kanker kolorektal.
Hingga saat ini, belum ada dasar genetik yang diidentifikasi untuk menjelaskan kecenderungan kanker pada IBD. Diduga, inflamasi (peradangan) kroniklah yang menyebabkan kanker karena daerah yang meradang dapat meningkatkan perkembangan sel-sel abnormal, yang akhirnya meningkatkan sel-sel kanker.

Ini didukung oleh fakta bahwa risiko kanker meningkat dengan makin lamanya durasi KU; besarnya daerah yang terserang KU; munculnya peradangan lain dalam waktu yang bersamaan. Hubungan antara inflamasi dengan kanker kolon perlu dicermati, karena 51% lebih kanker kolorektal di Indonesia terjadi di usia < 50 tahun, sementara di negara maju kanker kolorektal banyak terjadi pada rerata usia 67 tahun. Melalui penelitiannya, Dr. dr. Murdani menduga, hal ini berkaitan erat dengan proses inflamasi, meski penyebab inflamasi masih perlu diteliti lebih lanjut.

Mengurangi Risiko Kanker
Meningkatnya risiko kanker kolorektal pada pasien IBD, bukan berarti semua pasien IBD akan menderita kanker kolorektal. Yang penting, lakukan skrining dengan kolonoskopi sebagai pencegahan. Jika ditemukan perkembangan sel-sel tidak normal atau sel kanker, bisa segera diambil tindakan sehingga perkembangan kanker bisa dicegah. Diskusikan dengan dokter, apakah perlu melakukan kolonoskopi tiap 1 – 2 tahun.

Literatur menyebutkan, pasien dengan IBD remisi berisiko sama besar dengan pasien IBD aktif terhadap kanker kolorektal. Ini mungkin karena inflamasi yang terjadi pada IBD, meski tentu saja, Inflamasi jauh lebih tinggi pada IBD aktif. Pasien perlu mengkonsumsi obat antiinflamasi yang dapat mencegah berkembangnya kanker kolorektal pada pasien IBD, misalnya obat 5-aminosalicylic acid (5-ASA) mesalazine.

Dukung dengan memperbaiki pola makan. Kurangi konsumsi makanan yang bisa memicu inflamasi di saluran cerna dan membuat IBD kambuh: lemak, daging merah, gula, alkohol, dan sebisa mungkin hindari rokok. Jangan lupa olahraga rutin.

(Sumber: OTC DIGEST. Edisi 55. Tahun V. 1 Maret 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar