Selasa, 21 Juli 2009

Dyspepsia (Gangguan Pencernaan) & Herbal

Definisi Dyspepsia

Dyspepsia (atau, seperti yang seringkali dirujuk oleh dokter, non-ulcer dyspepsia atau dyspepsia tidak berborok) adalah satu dari penyakit-penyakit (ringan) yang paling umum dari usus-usus, mempengaruhi suatu perkiraan dari 20% dari orang-orang di Amerika. Mungkin hanya 10% dari mereka yang terpengaruh sebenarnya mencari perhatian medis untuk dyspepsia mereka. Dyspepsia bukanlah suatu istilah yang terlalu baik untuk penyakit ringan karena ia menyiratkan bahwa ada "dyspepsia" atau pencernaan makanan yang abnormal, dan ini kemungkinan besar adalah bukan kasusnya. Sesungguhnya, nama umum lain untuk dyspepsia adalah gangguan pencernaan (indigestion), yang, untuk sebab yang sama, adalah tidak lebih baik daripada istilah dyspepsia!

Dyspepsia digambarkan paling baik sebagai suatu penyakit fungsional. Adakalanya ia disebut dyspepsia fungsional. Konsep dari penyakit fungsional terutama bermanfaat ketika mendiskusikan penyakit-penyakit saluran pencernaan. Konsep berlaku pada organ-organ berotot dari saluran pencernaan - kerongkongan (esophagus), lambung, usus kecil, kantong empedu, dan kolon (usus besar). Apa yang diartikan oleh istilah, fungsional, adalah bahwa salah satu dari keduanya yaitu otot-otot dari organ-organ atau syaraf-syaraf yang mengontrol organ-organ tidak bekerja secara normal, dan, sebagai akibatnya, organ-organ tidak berfungsi secara normal. Syaraf-syaraf yang mengontrol organ-organ termasuk tidak hanya syaraf-syaraf yang terletak didalam otot-otot dari organ-organ namun juga syaraf-syaraf dari sumsum tulang belakang (spinal cord) dan otak.

Beberapa penyakit-penyakit saluran pencernaan dapat dilihat dan didiagnosis dengan mata telanjang, seperti borok-borok (ulcers) dari lambung. Jadi, borok-borok dapat dilihat waktu operasi, pada x-rays, dan pada endoskopi-endoskopi. Penyakit-penyakit lain tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, namun dapat dilihat dan didiagnosis dibawah mikroskop. Contohnya, gastritis (peradangan lambung) didiagnosis dengan pemeriksaan mikroskop dari biosi-biopsi dari lambung. Berlawanan dengannya, penyakit-penyakit fungsional pencernaan (gastrointestinal) tidak dapat dilihat dengan mata telanjang atau dengan mikroskop. Pada beberapa kejadian-kejadian, fungsi yang abnormal dapat ditunjukkan dengan tes-tes (contohnya, studi-studi pengosongan lambung atau studi-studi antro-duodenal motility). Bagaimanapun, tes-tes seringkali adalah kompleks, dan tidak tersedia secara luas, dan tidak secara dipercaya mendeteksi kelainan-kelainan fungsional. Sesuai dengan itu, dan and by default, penyakit-penyakit fungsional pencernaan adalah yang melibatkan fungsi yang abnormal dari organ-organ pencernaan dimana kelainan-kelainan tidak dapat dilihat pada organ-organ dengan mata telanjang atau mikroskop.

Adakalanya, penyakit-penyakit yang diperkirakan adalah fungsional akhirnya ditemukan berhubungan dengan kelainan-kelainan yang dapat dilihat. Kemudian, penyakit keluar dari katagori fungsional. Suatu contoh dari ini adalah infeksi Helicobacter pylori dari lambung. Beberapa pasien-pasien dengan gejala-gejala pencernaan bagian atas yang ringan yang diperkirakan mempunyai fungsi abnormal dari lambung ata usus telah ditemukan mempunyai lambung-lambung yang terinfeksi dengan Helicobacter pylori. Infeksi ini dapat didiagnosis dibawah mikroskop dengan mengidentifikasi bakteri. Ketika pasien-pasien dirawat dengan antibiotik-antibiotik, Helicobacter dan gejala-gejala hilang. Jadi, pengakuan infeksi-infeksi dengan Helicobacter pylori telah mengeluarkan beberapa penyakit-penyakit pasien dari katagori fungsional.

Perbedaan antara penyakit fungsional dan penyakit bukan fungsional mungkin sesungguhnya adalah kabur. Jadi, bahkan penyakit-penyakit fungsional mempunyai kelainan-kelainan biokimia atau molekul yang berkaitan yang akhirnya akan mampu diukur. Contohnya, penyakit-penyakit fungsional dari lambung dan usus kecil mungkin dapat ditunjukan akhirnya berkaitan dengan tingkat-tingkat bahan-bahan kimia normal yang meningkat atau berkurang didalam organ-organ pencernaan, sumsum tulang belakang, atau otak. Haruskah suatu penyakit yang ditunjukan disebabkan oleh suatu pengurangan atau peningkatan bahan kimia tetap dipertimbangkan sebagai suatu penyakit fungsional? Saya rasa tidak. Pada situasi teoritis ini, kita tidak dapat melihat kelainan dengan mata telanjang atau mikroskop, namun kita dapat mengukurnya. Jika kita dapat mengukur suatu kelainan yang berkaitan atau yang menyebabkannya, penyakit mungkin seharusnya tidak lagi dipertimbangkan sebagai fungsional.
Meskipun ada kekurangan-kekurangan dari istilah, fungsional, konsep dari suatu kelainan fungsional adalah bermanfaat untuk pendekatan banyak dari gejala-gejala yang berasal dari organ-organ saluran pencernaan yang berotot. Untuk mengulangi, konsep ini berlaku pada gejala-gejala yang mana tidak ada kelainan-kelainan yang berkaitan yang dapat dilihat dengan mata telanjang atau mikroskop.

Ketika dyspepsia adalah suatu penyakit fungsional utama, adalah penting untuk menyebutkan beberapa penyakit-penyakit fungsional lain. Suatu penyakit fungsional utama kedua adalah sindrom iritasi usus (irritable bowel syndrome atau IBS). Gejala-gejala dari IBS diperkirakan berasal terutama dari usus kecil dan kolon (usus besar). Gejala-gejala dari IBS termasuk nyeri perut yang disertai dengan pergantian-pergantian dalam gerakan-gerakan usus (pembuangan air besar), terutama sembelit atau diare. Sesungguhnya, dyspepsia dan IBS mungkin adalah penyakit-penyakit yang saling tumpang tindih karena sampai dengan separuh pasien-pasien dengan IBS juga mempunyai gejala-gejala dari dyspepsia. Suatu kelainan fungsional ketiga yang jelas adalah nyeri dada non-cardiac. Nyeri ini mungkin meniru nyeri dada (angina), namun ia tidak berkaitan dengan penyakit jantung. Sesungguhnya, nyeri dada non-cardiac diperkirakan berakibat dari suatu kelainan fungsional dari kerongkongan (esophagus).


Kelainan-kelainan fungsional dari saluran pencernaan seringkali dikategorikan oleh organ yang terlibat. Jadi, ada kelainan-kelainan fungsional dari kerongkongan (esophagus), lambung, usus kecil, usus besar (kolon), dan kantong empedu. Jumlah penelitian yang telah dilakukan dengan kelainan-kelainan fungsonal adalah yang paling besar pada kerongkongan (esophagus) dan lambung (contohnya, nyeri dada non-cardiac, dyspepsia), mungkin karena organ-organ ini lebih mudah dicapai dan dipelajari. Penelitian kedalam kelainan-kelainan fungsional yang mempengaruhi usus kecil dan kolon (IBS) adalah lebih sulit untuk dilaksanakan dan ada lebih sedikit persetujuan diantara studi-studi penelitian. Ini mungkin adalah suatu refleksi dari keruwetan (kompleksitas) dari aktivitas-aktivitas usus kecil dan kolon dan kesulitan dalam mempelajari aktivitas-aktivitas ini. Penyakit-penyakit fungsional dari kantong empedu (dirujuk sebagai biliary dyskinesia), seperti yang dari usus kecil dan usus besar (kolon), juga adalah sulit untuk dipelajari dan pada saat ini mereka lebih kurang baik terdefinisi. Setiap dari penyakit-penyakit fungsional dikaitkan dengan kumpulan (set) gejala-gejala karakteristiknya sendiri.


Gejala-Gejala Dyspepsia


Kita biasanya berpikir gejala-gejala Dyspepsia berasal dari
kita biasanya berpikir gejala-gejala dyspepsia sebagai berasal dari saluran pencernaan bagian atas, terutama lambung dan bagian pertama dari usus kecil. gejala-gejala ini termasuk nyeri perut bagian atas (diatas pusar), bersendawa, mual (dengan atau tanpa muntah), kembung perut (perasaan perut yang penuh tanpa penggelembungan yang obyektif), cepat kenyang (perasaan kenyang setelah suatu jumlah makan yang sangat kecil), dan, mungkin, penggelembungan perut (pembengkakan). gejala-gejala kebanyakan dibangkitkan (diprovokasi) oleh makan, yang adalah suatu waktu ketika banyak fungsi-fungsi pencernaan yang berbeda dipanggil untuk bekerja dalam konser.

Adalah tepat untuk mendiskusikan bersendawa dalam detil karena ia adalah suatu gejala yang umumnya disalahartikan yang berkaitan dengan dyspepsia. kemampuan untuk bersendawa adalah hampir sedunia (universal). bersendawa adalah aksi mengeluarkan gas dari lambung melalui mulut. penyebab umum dari bersendawa adalah suatu penggelembungan perut yang disebabkan oleh udara atau gas yang tertelan. penggelembungan dari lambung menyebabkan ketidakenakan perut, dan bersendawa mengeluarkan udara dan menghilangkan ketidakenakan. sebab-sebab yang umum dari penelanan jumlah-jumlah yang besar dari udara (aerophagia) atau gas adalah menelan makanan atau minuman terlalu cepat, ketakutan, dan minuman-minuman bersoda (berkarbonat). orang-orang seringkali tidak sadar bahwa mereka menelan udara. lebih dari itu, jika tidak ada kelebihan udara didalam lambung, aksi bersendawa sebenarnya mungkin menyebabkan lebih banyak udara yang ditelan. "bersendawa" bayi-bayi sewaktu menyusu dari botol atau dari ibunya adalah penting dalam rangka mengeluarkan udara didalam lambung yang telah tertelan dengan susu.

Udara yang berlebihan didalam lambung adalah bukan penyebab satu-satunya dari bersendawa. Untuk beberapa orang-orang, bersendawa menjadi suatu kebiasaan dan tidak mencerminkan jumlah udara didalam lambung-lambung mereka. Untuk yang lain-lainnya, bersendawa adalah suatu respon pada segala tipe dari ketidakenakan perut dan tidak hanya pada ketidakenakan yang disebabkan oleh gas yang meningkat. Setiap orang mengetahui bahwa ketika mereka mempunyai ketidakenakan perut yang ringan, bersendawa seringkali menghilangkan persoalan. Ini karena kelebihan udara didalam lambung seringkali adalah penyebab ketidakenakan perut yang ringan. Sebagai akibatnya, orang-orang bersendawa kapan saja ketidakenakan perut yang ringan dirasakan - apapun penyebabnya.


Jika persoalan yang menyebabkan ketidakenakan adalah bukan kelebihan udara, maka bersendawa tidak menyediakan keringanan (pembebasan). Seperti disebutkan sebelumnya, ia bahkan membuat situasi lebih buruk dengan meningkatkan udara didalam lambung. Ketika bersendawa tidak meringankan atau mengurangi ketidakenakan, bersendawa harus dipandang sebagai suatu tanda bahwa mungkin ada sesuatu yang salah didalam perut dan bahwa penyebab dari ketidakenakan harus dicari. Bersendawa sendiri, bagaimanapun, tidak membantu dokter menentukan apa yang mungkin salah karena bersendawa dapat terjadi pada hampir segala penyakit atau kondisi perut yang menyebabkan ketidakenakan.


PENANGANAN DENGAN HERBAL

Dyspepsia (gangguan pencernaan) sangat cepat diatasi dengan produk KIWA. Fungsi lain dari KIWA adalah mengatasi masalah semua saluran cerna, mulai dari tenggorokan hingga rektum (saluran sekresi). Kemanfaatan KIWA lainnya diantaranya melancarkan air seni, bahkan bila dikombinasi dengan BANDRUX mampu mengobati gagal ginjal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar