Kamis, 26 Maret 2009

GAGAL GINJAL

Pengertian
Ginjal adalah organ tubuh yang sering disalah-artikan oleh banyak orang, bahwa ginjal menyerupai saringan santan. Akan tetapi ginjal sebenarnya adalah sistem pembuluh darah. Sehingga bila terjadi kerusakan pembuluh darah, pada ginjal juga terjadi kerusakan. Ginjal sendiri memiliki banyak fungsi seperti filtrasi, re-absorsi dan ekskresi. Jantung memompa 15.000 lt/hari keseluruh tubuh dan sekitar 25 % (sekitar 4.000 lt/hari) mengalir ke ginjal. Dan ginjal akan mengekstraksi sekitar 170 ml/menit filtrat yang berupa sel darah, plasma, dan lain-lain. Kemudian filtrat diekstraksi kembali menjadi urine menjadi 1500 cc/hari.
Sebagai salah satu alat ekskresi zat-zat yang tidak terpakai lagi dalam tubuh, selain paru-paru dan usus, ginjal punya peran begitu penting dalam tubuh. Fungsi filtrasi dengan mengekstraksi 170 ml/menit dan diekstrak kembali oleh ginjal yang merupakan fungsinya sebagai re-absorbsi. Bisa dibayangkan tanpa fungsi re-absorbsi ginjal berapa banyak urine yang dihasilkan. Ginjal juga berfungsi untuk menjaga asam dan basa dari tubuh. Hal ini dikarenakan apapun yang dimakan akan memproduksi asam, sementara darah tidak diperbolehkan terlalu asam (pH = 7,44).

Hipertensi dan diabetes merupakan penyakit dari endotel (lapisan pembuluh darah). Sementara ginjal juga memiliki banyak endotel dan bila endotel mengalami kerusakan maka ginjal juga ikut rusak. Penyakit ginjal 80 % tidak terasa, tanda yang bisa dipakai adalah melalui pemeriksaan darah dan urine. Pemeriksaan darah bisa dilihat dari urium dan kreatinin apakah pada keadaan normal atau tidak?. Bila kedua indikasi melewati batas normal maka diperkirakan terjadi sesuatu pada ginjal. Indikasi normal urium adalah 40 mgr/dl dan untuk kreatinin 1,5 mgr/dl. Pemeriksaan urine juga menjadi indikasi penyakit ginjal bila urine mengandung protein/albumin. Pemeriksaan menandakan positif maka ada gangguan pada ginjal. Pada penderita diabetes pemeriksaan urine mesti dilakukan rutin bila positif mengandung mikro albumin maka ada kerusakan pada endotel.

Gagal ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine.


Pasien sebaiknya waspada jika mengalami gejala-gejala seperti: tekanan darah tinggi, perubahan jumlah kencing, ada darah dalam air kencing, bengkak pada kaki dan pergelangan kaki, rasa lemah serta sulit tidur, sakit kepala, sesak, dan merasa mual dan muntah.
Setiap orang dapat terkena penyakit ginjal, namun mereka yang disarankan melakukan pemeriksaan dini adalah orang yang memilik faktor risiko tinggi, yakni mereka yang memiliki riwayat darah tinggi di keluarga, diabetes, penyakit jantung, serta ada anggota keluarga yang dinyatakan dokter sakit ginjal.

Ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengetahui kondisi ginjal kita. Yang paling umum adalah pemeriksaan urin. Adanya protein atau darah dalam kencing menunjukkan kelainan dari ginjal.

Penyebab Gagal Ginjal

Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang diderita oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya :

 Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
 Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
 Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/struktur)
 Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
 Menderita penyakit kanker (cancer)
 Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)
 Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.

Pengobatan dan Penanganan dengan MEDDIA Herbal

1. Pasien yang belum cuci darah akan lebih cepat sembuhnya, bahkan tidak akan sampai terjadi cuci darah bila menggunakan produk BANDRUX dan KIWA hingga 2 bulan. Untuk satu bulan pertama adalah pengobatan dan satu bulan berikutnya sebagai perawatan dan pemulihan fungsi ginjal. Pada beberapa kasus bahkan pengobatannya lebih singkat.
2. Bila pasien sudah pada tahapan cuci darah, maka pengobatannya bisa lebih dari 2 bulan, namun tingkat kesembuhannya juga relative tinggi. Produk herbal yang digunakan BANDRUX, KIWA dan produk MEDDIA Herbal lain yang menunjang pengobatan, tergantung dari kasus yang diderita.



Baca Selanjutnya....

Jumat, 20 Maret 2009

Narkoba dan Herbal (2)


zwani.com myspace graphic comments
Aku Sehat Tanpa Narkoba



TERAPHY PENANGGULANGAN KETERGANTUNGAN NARKOBA

Penanganan Ketergantungan Narkoba dengan MEDDIA Herbal:

1. Pada saat merasakan sakit, tremor, menggigil atau dinamankan kondisi sakaw maka segera diberikan produk BANDRUX sebanyak 4 gram (1/2 bungkus) diseduh dengan air panas, bisa ditambahkan gula putih.

2. Reaksi yang terjadi adalah penderita akan mereda sakawnya dan cenderung mengantuk. Bila penderita tertidur, maka pada saat bangun reaksi sakawnya sudah hilang.

3. Penggunaan herbal pada tahap berikutnya berfungsi untuk menurunkan atau menghilangkan kadar toxic karena faktor narkoba didalam tubuhnya.

4. Secara bertahap (antara 3 – 5 hari) biasanya gangguan sakaw tidak muncul lagi.

5. Terapi selanjutnya adalah pembenahan secara psikis.

6. Formulator MEDDIA Herbal telah menemukan formula yang baru untuk penanganan NARKOBA, dan saat ini sedang dalam masa pengujian. Menurut informasi yang didapat, dengan formula yang baru ini masa penyembuhannya lebih singkat.

7. Bagi yang ingin sembuh dari ketergantungan NARKOBA, silakan menghubungi cabang atau agen MEDDIA Herbal terdekat.

Baca Selanjutnya....

Narkoba dan Herbal (1)

Sekilas tentang Narkotika

Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.

Narkoba dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu :
  1. Psikotropika - mempengaruhi psikis dari pengaruh selektif susunan syaraf pusat otak
  2. Narkotika - untuk menurunkan kesadaran atau rasa.
  3. Obat atau zat berbahaya

Dari segi efek dan dampak yang ditimbulkan pada para pemakai narkoba dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan / jenis :

1. Upper
Upper adalah jenis narkoba yang membuat si pemakai menjadi aktif seperti sabu-sabu, ekstasi dan amfetamin.

2. Downer
Downer adalah golongan narkoba yang dapat membuat orang yang memakai jenis narkoba itu jadi tenang dengan sifatnya yang menenangkan / sedatif seperti obat tidur (hipnotik) dan obat anti rasa cemas.

3. Halusinogen
Halusinogen adalah napza yang beracun karena lebih menonjol sifat racunnya dibandingkan dengan kegunaan medis.

Berbagai Jenis Narkoba

Baca Selanjutnya....

Rabu, 11 Maret 2009

Bronkhitis

Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru). Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.
Penyebab
Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia). Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun. Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari:
  • Sinusitis kronis
  • Bronkiektasis
  • Alergi
  • Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:
  • Berbagai jenis debu
  • Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida, sulfur dioksida dan bromin
  • Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida
  • Tembakau dan rokok lainnya.
PatologiKelainan utama pada kronik adalah hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus bronkus, dimana dapat menyebabkan penyempitan pada saluran bronkus, sehingga diameter bronkus ini menebal lebih dari 30-40% dari normal. Terdapat juga peradangan difus, penambahan sel mononuklear di submukosa trakeo bronkial, metaplasia epitel bronkus dan silia berkurang. Yang penting juga adalah perubahan pada saluran napas kecil yaitu sekresi sel goblet, bukan saja bertambah dalam jumlahnya akan tetapi juga lebih kental sehingga menghasilkan substansi yang mukopurulen, sel radang di mukosa dan submukosa, edema, fibrosis peribronkial, penyumbatan mukus intraluminal dan penambahan otot polos.

Patogenesis
Dua faktor utama yang menyebabkan bronkitis yaitu adanya zat-zat asing yang ada di dalam saluran napas dan infeksi mikrobiologi. Bronkitis kronik ditandai dengan hipersekresi mukus pada saluran napas besar, hipertropi kelenjar submukosa pada trakea dan bronki. Ditandai juga dengan peningkatan sekresi sel goblet di saluran napas kecil, bronki dan bronkiole, menyebabkan produksi mukus berlebihan, sehingga akan memproduksi sputum yang berlebihan.

PatofisiologiPada bronkitis terjadi penyempitan saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat menyebabkan obstruksi jalan napas dan menimbulkan sesak. Pada bronkitis kronik, disebabkan karena perubahan pada saluran pernapasan kecil, yang diameternya kurang dari 2 mm, menjadi lebih sempit, berkelok-kelok dan kadang-kadang terjadi obliterasi. Penyempitan lumen terjadi juga oleh metaplasia sel goblet. Saluran pernapasan besar juga menyempit karena hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus. Pada penderita bronkitis saat terjadi ekspirasi maksimal, saluran pernapasan bagian bawah paru akan lebih cepat dan lebih banyak yang tertutup. Hal ini akan mengakibatkan ventilasi dan perfusi yang tidak seimbang, sehingga penyebaran udara pernapasan maupun aliran darah ke alveoli tidak merata. Timbul hipoksia dan sesak napas. Lebih jauh lagi hipoksia alveoli menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah paru dan polisitemia. Terjadi hipertensi pulmonal yang dalam jangka lama dapat menimbulkan kor pulmonal

Gambaran Klinis
Gejala dan tanda klinis yang timbul pada pasien bronchitis tergantung pada luas dan beratnya penyakit, lokasi kelainannya, dan ada tidaknya komplikasi lanjut. Ciri khas pada penyakit ini adalah adanya batuk kronik disertai produksi sputum, adanya haemaptoe dan pneumonia berulang. Gejala dan tanda klinis dapat demikian hebat pada penyakit yang berat, dan dapat tidak nyata atau tanpa gejala pada penyakit yang ringan. Bronkitis yang mengenai bronkus pada lobis atas sering dan memberikan gejala :
1.Keluhan-keluhan
a. Batuk
Batuk pada bronchitis mempunyai ciri antara lain batuk produktif berlangsung kronik dan frekuensi mirip seperti pada bronchitis kronis, jumlah seputum bervariasi, umumnya jumlahnya banyak terutama pada pagi hari sesudah ada perubahan posisi tidur atau bangun dari tidur. Kalau tidak ada infeksi skunder sputumnya mukoid, sedang apabila terjadi infeksi sekunder sputumnya purulen, dapat memberikan bau yang tidak sedap. Apabila terjadi infeksi sekunder oleh kuman anaerob, akan menimbulkan sputum sangat berbau, pada kasus yang sudah berat, misalnya pada saccular type bronchitis, sputum jumlahnya banyak sekali, puruen, dan apabila ditampung beberapa lama, tampak terpisah menjadi 3 bagian

  • Lapisan teratas agak keruh
  • Lapisan tengah jernih, terdiri atas saliva (ludah)
  • Lapisan terbawah keruh terdiri atas nanah dan jaringan nekrosis dari bronkus yang rusak (celluler debris).
b. Haemaptoe
Hemaptoe terjadi pada 50 % kasus bronchitis, kelainan ini terjadi akibat nekrosis atau destruksi mukosa bronkus mengenai pembuluh darah (pecah) dan timbul perdarahan. Perdarahan yang timbul bervariasi mulai dari yang paling ringan (streaks of blood) sampai perdarahan yang cukup banyak (massif) yaitu apabila nekrosis yang mengenai mukosa amat hebat atau terjadi nekrosis yang mengenai cabang arteri broncialis (daerah berasal dari peredaran darah sistemik). Pada dry bronchitis (bronchitis kering), haemaptoe justru gejala satu-satunya karena bronchitis jenis ini letaknya dilobus atas paru, drainasenya baik, sputum tidak pernah menumpuk dan kurang menimbulkan reflek batuk., pasien tanpa batuk atau batukya minimal. Pada tuberculosis paru, bronchitis (sekunder) ini merupakan penyebab utama komplikasi haemaptoe.

c.Sesak nafas (dispnue)
Pada sebagian besar pasien (50% kasus) ditemukan keluhan sesak nafas. Timbul dan beratnya sesak nafas tergantung pada seberapa luasnya bronchitis kronik yang terjadi dan seberapa jauh timbulnya kolap paru dan destruksi jaringan paru yang terjadi sebagai akibat infeksi berulang (ISPA), yang biasanya menimbulkan fibrosis paru dan emfisema yang menimbulkan sesak nafas. Kadang ditemukan juga suara mengi (wheezing), akibat adanya obstruksi bronkus. Wheezing dapat lokal atau tersebar tergantung pada distribusi kelainannya.

d. Demam berulang
Bronchitis merupakan penyakit yang berjalan kronik, sering mengalami infeksi berulang pada bronkus maupun pada paru, sehingga sering timbul demam (demam berulang).

2.Kelainan fisis
Tanda-tanda umum yang ditemukan meliputi sianosis, jari tubuh, manifestasi klinis komplikasi bronchitis. Pada kasus yang berat dan lebih lanjut dapat ditemukan tanda-tanda korpulmonal kronik maupun payah jantung kanan. Ditemukan ronchi basah yang jelas pada lobus bawah paru yang terkena dan keadaannya menetap dari waku kewaktu atau ronci basah ini hilang sesudah pasien mengalami drainase postural atau timbul lagi diwaktu yang lain. Apabila bagian paru yang diserang amat luas serta kerusakannya hebat, dapat menimbulkan kelainan berikut : terjadi retraksi dinding dada dan berkurangnya gerakan dada daerah yang terkena serta dapat terjadi penggeseran medistenum kedaerah paru yang terkena. Bila terjadi komplikasi pneumonia akan ditemukan kelainan fisis sesuai dengan pneumonia. Wheezing sering ditemukan apa bila terjadi obstruksi bronkus.

3.Kelainan radiologist
Gambaran foto dada (plain film) yang khas menunjukan adanya kista-kista kecil dengan fluid level, mirip seperti gambaran sarang tawon pada daerah yang terkena, ditemukan juga bercak-bercak pneumonia, fibrosis atau kolaps. Gambaran bronchitis akan jelas pada bronkogram.

4.Kelainan faal paru
Pada penyakit yang lanjut dan difus, kapasitas vital (KV) dan kecepatan aliran udara ekspirasi satu detik pertama ( FEV1 ), terdapat tendensi penurunan, karena terjadinya obstruksi airan udara pernafasan. Dapat terjadi perubahan gas darah berupa penurunan PaO2 ini menunjukan abnormalitas regional (maupun difus) distribusi ventilasi, yang berpengaruh pada perfusi paru.
5.Tingkatan beratnya penyakita.Bronchitis ringan
Ciri klinis : batuk-batuk dan sputum warna hijau hanya terjadi sesudah demam, ada haemaptoe ringan, pasien tampak sehat dan fungsi paru norma, foto dada normal.

b.Bronchitis sedang
Ciri klinis : batuk produktif terjadi setiap saat, sputum timbul setiap saat (umumnya warna hijau dan jarang mukoid, dan bau mulut meyengat), adanya haemaptoe, umumnya pasien masih Nampak sehat dan fungsi paru normal. Pada pemeriksaan paru sering ditemukannya ronchi basah kasar pada daerah paru yag terkena, gmbaran foto dada masih terlihat normal.

c.Bronchitis berat
Ciri klinis : batuk produktif dengan sputum banyak, berwarna kotor dan berbau. Sering ditemukannya pneumonia dengan haemaptoe dan nyeri pleura. Bila ada obstruksi nafas akan ditemukan adany dispnea, sianosis atau tanda kegagalan paru. Umumny pasien mempunyai keadaan umum kurang baik, sering ditemukan infeksi piogenik pada kulit, infeksi mata , pasien mudah timbul pneumonia, septikemi, abses metastasis, amiloidosis. Pada gambaran foto dada ditemukan kelianan : bronkovascular marking, multiple cysts containing fluid levels. Dan pada pemeriksaan fisis ditemukan ronchi basah kasar pada daerah yang terkena.
KomplikasiAda beberapa komplikasi bronchitis yang dapat dijumpai pada pasien, antara lain :
  • Bronchitis kronik
  • Pneumonia dengan atau tanpa atelektaksis, bronchitis sering mengalami infeksi berulang biasanya sekunder terhadap infeksi pada saluran nafas bagian atas. Hal ini sering terjadi pada mereka drainase sputumnya kurang baik.
  • Pleuritis. Komplikasi ini dapat timbul bersama dengan timbulnya pneumonia. Umumnya pleuritis sicca pada daerah yang terkena.
  • Efusi pleura atau empisema
  • Abses metastasis diotak, akibat septikemi oleh kuman penyebab infeksi supuratif pada bronkus. Sering menjadi penyebab kematian
  • Haemaptoe terjadi kerena pecahnya pembuluh darah cabang vena (arteri pulmonalis), cabang arteri (arteri bronchialis) atau anastomisis pembuluh darah. Komplikasi haemaptoe hebat dan tidak terkendali merupakan tindakan beah gawat darurat.
  • Sinusitis merupakan bagian dari komplikasi bronchitis pada saluran nafas
  • Kor pulmonal kronik pada kasus ini bila terjadi anastomisis cabang-cabang arteri dan vena pulmonalis pada dinding bronkus akan terjadi arterio-venous shunt, terjadi gangguan oksigenasi darah, timbul sianosis sentral, selanjutnya terjadi hipoksemia. Pada keadaan lanjut akan terjadi hipertensi pulmonal, kor pulmoner kronik,. Selanjutnya akan terjadi gagal jantung kanan.
  • Kegagalan pernafasan merupakan komlikasi paling akhir pada bronchitis yang berat dan luas
  • Amiloidosis keadaan ini merupakan perubahan degeneratif, sebagai komplikasi klasik dan jarang terjadi. Pada pasien yang mengalami komplikasi ini dapat ditemukan pembesaran hati dan limpa serta proteinurea.
Penanganan dengan Herbal
Teraphy dapat dilakukan dengan produk MEDDIA Herbal yaitu menggunakan ATUK atau CANBAT selama 2 – 3 bulan. Menurut pengalaman, selama 2 bulan pengobatan pun sudah cukup, namun untuk satu bulan berikutnya (masuk bulan ketiga) dimaksudkan untuk mengembalikan kekebalan/daya tahan tubuh agar tubuh mampu mengatasi apabila bakteri atau virus menyerang kembali. Pengobatan konservatif dengan menggunakan obat-obatan kimiawi, sedikitnya membutuhkan waktu 6 – 8 bulan, dan tidak boleh terlewat waktu minum obat tersebut. Jika sampai terlewat maka pasien harus mengulang dari awal. Jika pengobatan dengan herbal, hal tersebut tidak perlu terjadi karena herbal lebih fleksibel.

Baca Selanjutnya....

Penyakit Typus Sembuh Karena Herbal

Kembali Bugar Berkat Herbal

Bulan April 2008 saya dirawat di salah satu RS di Jaksel selama 8 hari karena sakit typus, dan pada bulan Juli 2008 sakit typus saya kambuh lagi. Ketika saya mendengar informasi tentang MEDDIA Herbal, saya pun langsung konsultasi dengan Tabib via telepon. Setelah mendapatkan penjelasan dari beliau yang mudah dimengerti & dapat meyakinkan saya, akhirnya saya putuskan untuk berobat dengan herbal.

Ada satu kalimat yang diucapkan Tabib dan menjadi bahan pembuktian buat saya adalah: "dengan minum sehari saja (pagi, siang & sore), saya jamin Bapak sudah bisa bangun dari tempat tidur dan badan terasa lebih segar......" ternyata ucapan tersebut nyata adanya.
Jadi saya sangat merekomendasikan bagi siapa pun yang telah di uji secara medis dan dinyatakan typus, jangan ragu-ragu lagi untuk minum Herbal MEDDIA. Saya yakin ini adalah solusi yang terbaik, apalagi bagi yang punya prinsip back to nature sehingga bila perlu perawatan di RS adalah second opinion.

Akhir kata, semoga pengalaman saya ini bisa bermanfaat bagi yang lain.

Salam Sehat: Bapak S. B. Santoso (36 th, Gol darah O)
Ciganjur, Jaksel

Baca Selanjutnya....