Selasa, 16 April 2013

Jamu sebagai Warisan Budaya Dunia

Tulisan yang dimuat di Harian Kompas edisi Sabtu, 30 Maret 2013 merupakan wujud semangat back to nature berbasis kearifan lokal yang digemakan oleh Jaya Suprana, dalam melestarikan Jamu sebagai warisan budaya bangsa Indonesia. Berikut paparannya yang dapat kita simak bersama:

Hati saya berbunga-bunga ketika mendengar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan resmi mempersiapkan jamu untuk diajukan ke UNESCO, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB. Diharapkan, jamu menjadi warisan budaya dunia karya bangsa Indonesia.

Perjuangan mengusung jamu menjadi intangible cultural heritage barulah awal perjalanan panjang untuk meyakinkan panitia penilai UNESCO. Di samping harus menempuh antrean panjang karena setiap tahun UNESCO hanya mengakui maksimal satu warisan kebudayaan tak-benda dari setiap negara anggota, ikhtiar Kemdikbud juga akan sia-sia tanpa dukungan terpadu segenap pelaku dan pemerhati jamu, dari penjaja jamu gendong, peramu jamu, petani tanaman jamu, pengusaha jamu, hingga pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan.

Para pelaku usaha jamu harus mampu meyakinkan UNESCO, jamu benar-benar bagian integral kebudayaan bangsa Indonesia di bidang kesehatan, kecantikan, dan kebahagiaan sehingga layak dinobatkan sebagai salah satu intangible cultural heritage setara dengan keris, batik, angklung, tari saman, dan lain-lainnya. Para penyaji jamu gendong harus benar-benar disiplin menjaga kebersihan dan keamanan produknya.

Para pelaku industri jamu harus menjunjung tinggi hak konsumen untuk memperoleh informasi produk yang benar. Para pelaku industri jamu wajib menghentikan angkara murka memproduksi dan memasarkan produk jamu yang dicampur bahan-bahan farmasi dan kimiawi karena membahayakan konsumen! Segenap perilaku buruk yang mencemarkan citra jamu harus dilenyapkan.

Dokter dan apoteker 

Para dokter dan apoteker Indonesia yang masih antijamu seyogianya menahan diri dalam melecehkan jamu sebagai sesuatu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan ”keilmiahan”-nya. Mereka sebaiknya membuka nurani untuk lebih mau memahami dan menghargai jamu sebagai karsa dan karya kebudayaan bangsa Indonesia.

Para dokter dan apoteker tidak perlu memaksakan diri menggunakan jamu dalam penunaian tugas pelayanan kesehatannya. Cukup tak merendahkan harkat dan martabat jamu sudah sangat membantu. Sama halnya para musisi Indonesia yang dididik secara akademis musik Barat sehingga kadang kurang menghargai para musisi tradisional. 

Mahakarya lukisan Raden Saleh, yang sempat menempuh pendidikan seni rupa di Eropa, tidak lebih adiluhung dibandingkan relief-relief di Candi Borobudur ataupun Prambanan. Para antropolog dan ilmuwan kebudayaan masa kini menyadari, di marcapada ini sebenarnya tidak ada kebudayaan suatu bangsa yang bisa dinilai lebih unggul atau lebih rendah ketimbang kebudayaan bangsa lain. 

Paham diskriminasi mutu kebudayaan hanya dijabarkan kaum imperialis dan kolonialis demi meruntuhkan ketahanan kebudayaan bangsa yang mereka jajah agar lebih mudah dijajah. Industri farmasi di Indonesia tidak perlu khawatir tersaingi sehingga tidak perlu menghambat pengakuan UNESCO. 

Jamu sama sekali bukan ancaman bagi industri farmasi. Seyogianya pembuktian ilmiah terhadap jamu tidak dipaksakan dengan hanya menggunakan kaidah kebudayaan asing, tetapi dengan lebih memperhatikan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan bangsa Indonesia. Pembuktian ilmiah bisa lebih difokuskan kepada upaya mengeliminasi risiko dan dampak buruk produk jamu dan pengobatan tradisional Indonesia terhadap kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan bisa memosisikan jamu setara dengan farmasi dalam sistem pelayanan kesehatan nasional. Jamu bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, dan tak secara langsung dimusnahkan dengan mengganti nama menjadi herbal. 

Kebudayaan 

Para cendekiawan dan budayawan bisa berperan dalam menjalin kesepakatan mengenai definisi jamu. Memang, jamu akan diajukan ke UNESCO bukan dalam bentuk terpenggal-penggal, misalnya hanya jamu jawa atau jamu bali, tetapi benar-benar dalam satu kenusantaraan. 

Mari kita bersama-sama menginventarisasi seluruh jenis jamu dari barat sampai ke timur, mulai dari jamu aceh, jamu padang, jamu palembang, jamu sunda, jamu jawa , jamu madura, jamu bali, dan seterusnya sampai jamu papua. 

Perbendaharaan jamu di segenap pelosok Nusantara berpotensi memperkokoh landasan dan pilar kebudayaan yang menopang dan melandasi jamu, seperti semboyan Bhinneka Tunggal Ika, beraneka tetapi bersatu-padu sebagai suatu kesatuan mahakarsa dan mahakarya kebudayaan bangsa Indonesia. Inilah yang dipersembahkan bagi kesehatan, kecantikan, dan kebahagiaan umat manusia sehingga meyakinkan panitia penilai UNESCO. (Oleh: Jaya Suprana, Pencinta Kebudayaan Indonesia) 

Sumber: http://megapolitan.kompas.com/read/2013/03/30/02473044/Jamu.sebagai.Warisan.Budaya.Dunia

Baca Selanjutnya....

Rabu, 23 Januari 2013

Bakteri Cegah Batu Ginjal

Sayangilah bakteri dalam usus Anda. Berbagai penelitian telah menunjukkan banyak bakteri berperan baik pada kesehatan manusia. Penelitian David W Kauffman, seorang professor epidemiologi dari Universitas Boston di Amerika Serikat menambah daftar itu. Penelitiannya menunjukkan keberadaan bakteri Oxalobacter formigenes di dalam usus berpengaruh terhadap pengurangan potensi penyakit batu ginjal.

Dalam Journal of American Society of Nephrology terbitan 5 Maret dijelaskan, Kauffman mengadakan penelitian terhadap 247 pasien yang menderita batu ginjal dan 259 pasien yang bebas batu ginjal. Kauffman kemudian mengambil contoh kotoran (feses) dari kedua kelompok itu.

Dari sample terlihat mereka yang menderita batu ginjal hanya memiliki kandungan bakteri O fomigenes 17%. Sementara itu, mereka yang bebas batu ginjal memiliki kandungan O formigenes hingga 38% dalam fesesnya. Bakteri O formigenes hidup dalam usus manusia. Keberadaannya bisa mencapai dua pertiga bagian usus manusia dewasa. Bakteri itu membantu mencerna garam oksalat yang banyak terdapat dalam sayuran, seperti bayam, bit, dan kacang-kacangan. Sementara itu, diketahui, batu ginjal terbentuk dari kalsium oksalat.

Kini Kauffman dan timnya meneliti untuk mengembangkan O formigenes sebagai probiotik. Jika berhasil, bakteri itu dapat diberikan kepada orang yang kekurangan O formigenes. Namun, Kauffman mengatakan jalan menuju tujuan itu masih membutuhkan penelitian yang lama. Sebab itu untuk saat ini, jagalah pencernaan Anda. 

(Sumber: Media Indonesia/biotek, edisi Minggu 23 Maret 2008) Baca Selanjutnya....

Jumat, 18 Januari 2013

MENGUBAH ORIENTASI PENANGANAN NARKOBA

PERSEPSI bahwa Indonesia adalah negeri yang teramat empuk bagi tumbuh berkembangnya bisnis narkoba kembali mendapatkan dukungan empiris. Awal pekan ini, polisi menangkap jaringan pelaku yang mencoba meyelundupkan 600 kg sabu senilai hampir Rp. 600 miliar.

Kasus ini semakin membenarkan premis betapa ancaman narkoba terhadap anak bangsa ini semakin lama semakin mengerikan. Mengerikan, karena dilihat dari besarnya jumlah pasokan yang berhasil ditangkap, semakin sulit membayangkan betapa seriusnya ancaman narkoba terhadap masyarakat.

Bila sekali tangkapan saja nilainya telah mencapai Rp. 600 miliar, sulit memperkirakan berapa nilai narkobayang berhasil lolos dan diperdagangkan dalam bisnis ilegal di negeri ini. Bila benar asumsi bahwa jumlah narkoba yang berhasil ditangkap aparat jauh lebih sedikit daripada yang berhasil diloloskan oleh sindikat pengedar, jelas anak bangsa ini tengah berada dalam bahaya.

Kasus-kasus penangkapan skala besar narkoba yang sebelumnya terungkap di Teluk Naga, Mal Taman Anggrek, dan Tangerang menambah fakta betapa asumsi ini bukannya tidak masuk akal. Terungkapnya kasus-kasus itu di satu sisi memang dapat menjadi indikator meningkatnya kinerja polisi dalam mengganyang sindikat pengedar obat bius. Namun di sisi lain, dapat memberi petunjuk betapa kebijakan pemerintah telah mengalami misleading di bidang pemberantasan narkoba. Sehingga kasus demi kasus terus bermunculan. Angka penyalahgunaan narkoba pun terus meningkat. Anggapan bahwa belum ada kebijakan holistik di bidang ini pun sulit dibantah.

Setiap instansi berjalan dengan program sendiri-sendiri. Departemen Kesehatan misalnya, fokus mengatasi merebaknya HIV/AIDS, karena itu ada pro-kebijakan membagi gratis jarum suntik bagi para pecandu. Kebijakan ini tidak sinkron dengan langkah Badan Narkotika Nasional yang pernah menentang upaya ini dengan asumsi pembagian jarum suntik itu bisa disalahgunakan untuk menyuntikkan narkoba. Departemen Luar Negeri pun tidak mengherankan bila memiliki agendanya sendiri. Karena institusi inilah yang mewakili Negara menandatangani perjanjian dalam konteks Perserikatan Bangsa-Bangsa. 

Penyamarataan perlakuan terhadap pengedar dan pencandu pun menjadi soal tersendiri. Ini bukti bahwa penanganan masalah ini masih jauh dari memuaskan. Pengedar dan pecandu sama-sama dimasukkan ke dalam penjara. Semestinya, perlakuan terhadap pecandu tidaklah setali tiga uang dengan perlakuan terhadap pengedar. Sudah tepat bila pengedar yang terbukti bersalah ditempatkan di penjara narkoba. Namun sungguh keliru menempatkan mereka satu atap dengan pecandu. Karena sejatinya pecandu adalah korban, pasien, sehingga yang tepat bila mereka diobati di pusat rehabilitasi. 

Makin maraknya kasus narkoba seharusnya mengubah kebijakan pemerintah untuk lebih berorientasi kepada pencegahan. Selama ini lebih banyak sumber daya dicurahkan untuk upaya pemberantasan. Sudah saatnya orientasi ini diubah. Dalam kaitan ini, pemerinrah dituntut menerapkan skema lebih tegas, lebih terintegrasi, dan lebih menyeluruh. Orientasi ini tidak hanya akan membuat penanganan terhadap narkoba lebih berhasil, melainkan juga membuat seluruh warga masyarakat lebih terlindungi.  
(Sumber: Editorial Media Indonesia, edisi Minggu 23 Maret 2008) Baca Selanjutnya....

Selasa, 25 Desember 2012

To Cure Drugs Addiction by Using Herbs

Drugs Against Drugs…
That doctrine is known in the Indonesia medical field and even around the world, which means that the drugs can not be cured except by drugs. The explanation is like this, people with drugs addiction is very difficult to be cured or treated except by using drugs also, in this case the substitution as a cure.

I have to say here, that it is not true or is not completely right. A team of  MEDDIA HERBAL, through on-going research has found the answer on the subject of drug addiction since a year ago. Armed with the experience of each person in the team, and thought we were determined to deliver this news to the whole world that DRUG ADDICTION be treated and cured with herbal products from Kutai Kartanegara – East Kalimantan, names BANDRUX and the span of time required to recover relatively very short.

During our reserch, we were given the opportunity by the National Narcotics Agency (BNN) to cooperate in terms to find that the result of our research is true. To do this we are working altogether with non-governmental organizations that deal with addiction and drug abuse in the Makassar Care Foundation Group of Narcotics, Drug Abuse and prohibited Drugs (YKP2N), which is located at Jalan Adhiyaksa Raya No.11 Makassar.

During the process of proving the benefits of Bandrux in its function as a cure from drug addiction, we accompanied and supervised by a physician and a psychiatrist in dealing with drug users. The following is about an experience we noted the evidence of drug treatment in Makassar YPK2N starting on October 17 s / d December 2, 2010.

The methods is very simple, that drug users are given therapeutic treatment using Herbal Bandrux without having to stop taking drugs under strict control. This therapy is conducted in eleven users.

Therapy is divided into 2 (two) groups:
1. Group one is those who use drugs without Methadone substitution.
2. Group two is those who don’t use drugs with methadone substitution.

From among all people in both groups, we divided them into 3 (three) types of users, namely:
1. Heroin users
2. Ecstasy Users
3. Methadone Users / user of all kinds of Heroin and Ecstasy.

Before the treatment done, Informed Consent must be done first. The medical report of drug users carefully recorded including when to start using drugs, types of drugs and therapies that ever lived. 
Performed a physical examination by a physician include Vital Sign and other diseases that may accompany it including HIV / Aids, Hepatitis, Sexually Transmitted Disease, and others.

Laboratory blood test is used (ie CD4) and Urine tests (to detect the type of drug used), and other laboratory tests if necessary. 

The Drug users also being tested psycholocally by psychologists with predetermined criteria, and its companion assess using the IRA. 

The Drug users is being in the condition to follow up every day and being companied with chaperones and being examined by a doctor every week or any time when is needed. And the result is showing that they gradually stop taking the drugs because of losing its effect soon they consume Herbal Bandrux. 

The results of treatment done to 11 (eleven) treated people is almost entirely free from the drug addiction of any kind, and some even follow the program in just a one month. 

The conclusion we can draw from the evidence are : 

  •  Herbal Bandrux treating various drug cases with more humane because they do not need to be isolated. 
  •  With Herbal Bandrux, drug addicted sufferers do not need to be forced to stop taking drugs, but they will top them selves because the effect of drugs is replaced by herbal Bandrux, it only takes a strong willingness to quit. 
  •  Herbal Bandrux is able to relieve the condition of addiction that experienced by drug users. 
  •  For users of drugs other than methadone type, then the workings of herbs will react more quickly. 
  •  Some of the other effects that can be felt by patient were bowel movements into normal, increase body weight, sleep patterns became normal, the perceived rigidity disappeared, and for some HIV-positive patients there was an increase in his CD4. 
  •  Herbal Bandrux is not a substitution therapy, because people with drug addiction could stop consuming the herbs if they feel they had healed. 

Excellence treatment of drugs addiction with the Herbal Bandrux includes: relatively short treatment time, cost incurred affordable, effective and successful treatment, and this can be done by your self at home without being isolated. 

Finally, after knowing this subject very well, what else you are waiting for, tell your family members, friends or colleagues who need this information, so the drug addictionsd can be cured from addiction for a brighter future and a better life. 

it's time to fight against drugs by using herbs, and it is Bandrux. 
the real heritage of Kutai Kartanegara, East Kalimantan - Indonesia

Baca Selanjutnya....

Minggu, 10 Juni 2012

Mencegah Pembesaran Prostat

Pembesaran prostat yang sering dialami kaum pria, risikonya dapat dikurangi dengan melakukan beberapa langkah sederhana. 

Gangguan prostat merupakan masalah umum yang akan dialami seorang pria, terutama ketika memasuki usia paruh baya. Tetapi, para pakar percaya bahwa pria dapat mengurangi kemungkinan dan meringankan dampak penyakit ini melalui beberapa perubahan pola makan dan gaya hidup.  Berikut ini caranya: 
  • Ejakulasi secara teratur. Ejakulasi memungkinkan saluran pengeluaran tidak tersumbat. Bagaimana caranya ? Anda dapat mengambil pilihan yang bijak. 
  • Menurunkan kolesterol. Di dalam tubuh, kolesterol diubah menjadi testosteron. Berdasarkan pengamatan, jaringan prostat yang membesar memiliki kandungan kolesterol yang tinggi. Sebagian pakar menyatakan, menurunkan kadar kolesterol bisa meringankan gejala, walau tidak berhasil memperkecil ukuran prostat. 
  • Mengurangi konsumsi lemak. Hindari makanan mengandung lemak, seperti daging merah, produk susu, dan goreng-gorengan. Batasi porsi sajian daging merah,ikan ,atau ayam,tidak lebih dari 90 gram sehari. 
  • Perbanyak makan sayuran. Kadar hormon pria tidak begitu tinggi pada mereka yang lebih banyak makan sayuran. Hal ini mungkin menjelaskan, mengapa pembesaran prostat jarang dijumpai pada masyarakat yang terbiasa makan sayur. Tomat juga diyakini sebagai metode pencegahan kanker prostat dan masalah lain seperti pembesaran prostat, karena mengandung karoten likopen. 
  • Jarang kekurangan seng. Seng dianggap sebagai elemem berharga dan salah satu yang dapat membantu mengatur kematian sel normal, dan dalam membangun respon sistem kekebalan tubuh. Juga terbukti membantu mengurangi resiko pembesaran prostat dan radang.  
  • Batasi makanan yang sangat merangsang dan alkohol. Keduanya dapat meningkatkan iritasi pada kantung kemih, khususnya bila anda menderita pembesaran prostat. Alkohol bisa merugikan, karena menekan sistem saraf pusat yang membuat otot-otot diseluruh tubuh menjadi lemas, termasuk otot-otot kandung kemih . Akibatnya urin tertahan. 
  • Berolahraga. Tidak ada olahraga yang spesifik untuk kesehatan prostat, tetapi olahraga membuat tubuh bugar. Yang jelas, menurut penelitian, pria bertubuh bugar jarang mengalami masalah prostat, ketimbang mereka yang lebih banyak duduk. Latihan kegel dapat membantu meningkatkan sirkulasi darahke jaringan prostat, karena mengencangkan otot-otot sekitar skrotum dan anus. Senam kegel sering direkomendasikan oleh ahli terapi seks, untuk membantu pria dengan masalah ejakulasi dini. Banyak minum air dan hubungan seksual secara teratur, juga memperkecil resiko pembesaran prostat.
  • Jangan duduk terlalu lama. Duduk terlalu lama membuat prostat tertekan terlalu lama. Bila pekerjaan menuntut lebih banyak duduk, upayakan bangkit dan berjalan-jalan barang sejenak. 
  • Berendam. “Duduklah di bak mandi air hangat selama 20 menit sekurangnya sekali seminggu,”saran Dr. Block. Kehangatannya akan meresap kadalam panggul dan meningkatkan aliran darah dan mengurangi ketegangan otot.   (sumber: otc digest/edisi 57/1 mei 2011)
KIWA, merupakan produk MEDDIA Herbal yang kemanfaatannya antara lain dapat mengatasi pembesaran prostat, infeksi saluran kemih dan hal-hal yang berkaitan dengan munculnya gangguan prostat. Baca Selanjutnya....