Tampilkan postingan dengan label Masalah Tulang dan Sendi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Masalah Tulang dan Sendi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 28 Oktober 2011

LATIHAN UNTUK TULANG KUAT

Hasil penelitian menunjukkan adanya kenaikan kadar kalsium yang mencolok pada wanita menopause, yang melakukan latihan-latihan olahraga secara teratur. Sedangkan mereka yang tidak melakukannya, mengalami kebalikannya. Aktivitas fisik, akan menghentikan percepatan kehilangan massa tulang, efektif untuk membentuk tulang kuat, dan bermanfaat mencegah lebih beratnya proses pengeroposan tulang yang sudah terjadi.

Latihan fisik yang dianjurkan untuk mencegah tulang keropos adalah yang bersifat pembebanan (weight bearing exercise), terutama pada area-area yang mempunyai risiko tinggi terjadi osteoporosis dan patah tulang. Bila memungkinkan, kombinasikan latihan ini dengan latihan kelenturan, latihan ketahanan jantung, paru, dan otot serta latihan keseimbangan dan koordinasi, sehingga latihan yang anda lakukan merupakan kesatuan fisik yang lengkap dan menyehatkan.

Latihan ini harus dilakukan sejak dini, setidaknya saat massa tulang puncak mulai menurun (pada usia sekitar 30 tahun). Beberapa latihan fisik umum yang dapat dilakukan untuk mencegah tulang keropos adalah:

1. Jalan Kaki
Dengan jalan kaki, terjadi kombinasi rangsangan mekanik pada tulang punggung dan tulang-tulang anggota gerak bagian bawah. Lakukanlah jalan kaki 20-30 menit, 3-5 kali seminggu. Kalau sudah cukup terlatih, tingkatkan dengan jarak tempuh yang lebih jauh, tetapi waktu yang sama.

2. Bersepeda
Jenis latihan ini dapat juga dilakukan, terutama bagi orang yang mempunyai masalah dengan lututnya. Bisa dengan sepeda statis. Kalau bosan, tak ada salahnya bersepeda keliling kompleks rumah. Selain latihan fisik umum seperti di atas, ada juga latihan khusus yang dapat dilakukan. Latihan khusus ini dimaksudkan memperkuat otot-otot ekstensor yang beberapa bagiannya melekat pada vertebrata. Untuk mendapatkan hasil yang baik, latihan fisik yang dilakukan, harus yang bersifat dinamik dan berulang.

3. Berenang
Bermanfaat melatih otot-otot punggung dan otot-otot anggota gerak atas dan bawah, tetapi tidak terbukti mencegah osteoporosis. Manfaat yang diperoleh adalah peningkatan kekuatan fisik.

(Sumber: bonus fit no. 10/V/oktober 2001)
Baca Selanjutnya....

Rabu, 05 Oktober 2011

PROSES PEMBENTUKAN TULANG


Tulang adalah jaringan hidup yang secara terus-menerus memperbaharui dirinya sendiri. Dalam tubuh kita, ada dua kelompok sel khusus yang berperan sebagai “maintenance crew”. Kelompok pertama disebut osteoklas, membuat lubang di tulang (proses resorpsi), kemudian meninggalkan lokasi. Saat mereka pergi, kelompok kedua yaitu osteoblas, dating dan mengisi celah tersebut (proses formasi). Bahan yang mereka simpan di celah tersebut mengeras sehingga terbentuk tulang baru. Proses ini disebut bone remodeling (proses pembentukan tulang).

Proses alami yang berjalan seimbang ini, berlangsung terus-menerus dan selesai setiap tiga sampai empat bulan. Proses ini telah dimulai sejak manusia masih dalam kandungan dan terus dibentuk sampai tercapai puncak massa tulang. Tulang kortikal (bagian luar tulang yang padat) mencapai puncak kepadatannya pada akhir dasawarsa keempat, sedangkan tulang trabekular (pembungkus tulang bagian dalam), pada usia 30 tahun.

Sayangnya, seiring bertambahnya usia, proses remodeling menjadi tidak seimbang. Kedua grup sel yang berperan sebagai maintenance crew tadi bekerja kurang efisien dan kurang kompak. Osteoblas yang membentuk tulang tidak bisa mengikuti kecepatan kerja osteoklas yang merusak tulang. Pada orang yang mempunyai tulang kuat dan sehat, konsumsi kalsium yang mencukupi bisa membantu proses remodeling berjalan seimbang. Ini artinya, penggantian tulang baru akan berjalan lebih efisien, yang membantu mengurangi berkurangnya massa tulang.

Pada wanita, perubahan proses remodelling ini biasanya dimulai pada usia 40 tahun, saat jumlah estrogen menurun. Menurut DR. dr. Ichramsjah A. Rachman, SpOG-KFER dalam makalahnya “Cara Mudah Mencegah Osteoporosis,” pada saat ini terjadi kehilangan massa tulang 2,5% sampai 5% per tahun. Berarti, selama kehidupannya wanita akan kehilangan massa tulang 45-50%, sedangkan pria hanya 20-30%. Penurunan massa tulang lebih cepat pada tulang trabekular dibanding tulang kortikal, karena luas permukaan tulang trabekular lebih besar dan proses metabolisme bagian ini pun lebih aktif.

Proses remodelling tulang ini dipengaruhi oleh:

a. FAKTOR EKSTERNAL (faktor di luar tulang)

1. faktor keturunan (genetik)
Mereka yang berkulit hitam (Afrika) umumnya mempunyai kepadatan tulang yang lebih tinggi dan risiko terkena osteoporosis lebih rendah dibandingkan orang kulit putih. Sedangkan orang cina mempunyai massa tulang lebih kecil. Faktor genetik menentukan kira-kira 80% kepadatan mineral tulang.

2. faktor lingkungan (gizi, aktivitas, gaya hidup, sinar matahari, dan obat-obatan)

  • Pemasukan kalsium dan energi dapat menentukan batas pertumbuhan tulang yang optimal. Kalsium dan fosfat banyak terdapat pada keju, yoghurt, kuning telur, kerang-kerangan, kol, asparagus, dan lain-lain. Kedua unsur tadi terdapat dalam bentuk ion Ca2+ dan PO3- agar dapat masuk ke dalam tulang sebagai garam kalsium fosfat.
  • Aktivitas fisik yang menentkan kepadatan tulang adalah olahraga, khususnya yang menggunakan beban. Olahraga jenis ini penting agar terjadi gaya mekanik pada tulang yang juga berhubungan dengan gaya tarik bumi. Terbukti tuang yang mendapat gaya mekanik (mendapat tekanan dan pembebasan gaya) secara periodik dan teratur, akan bertambah massa tulangnya.
  • Faktor gaya hidup (merokok, minum alkohol, konsumsi obat-pbatan yang mengandung steroid), mengubah keseimbangan remodeling tulang kearah perusakan tulang. Faktor matahari sangat penting karena dengan paparan sinar matahari pada kulit, akan terbentuk pre vitamin D3 yang dapat meningkatkan penyerapan kalsium.
3. faktor hormonal
Kekurangan estrogen membuat kadar kalsium di darah berkurang. Tubuh kita mengatasi hal ini dengan mengambil simpanan kalsium di tulang dan gigi.

b. FAKTOR INTERNAL

1. Osteoblas, adalah sel-sel pembentuk matriks tulang yang dibentuk oleh sel-sel mesenkin. Fungsi osteoblas adalah membentuk serabut intra kolagen yang merupakan bagian dari formasi tulang.

2. Osteoklas, adalah sel-sel yang menyerap tulang, berasal dari makrophag yang prosesnya terbentuk di sumsum tulang.

3. Osteosit, merupakan transformasi dari osteoblas, yang pada keadaan tertentu menghentikan sistem matriks tulang dan tersimpan di dalam tulang. Fungsi secara jelas belum diketahui.

Untuk memastikan apakah tulang mengalami kehilangan atau perubahan massa, kita perlu memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan massa tulang ini mirip dengan pemindaian (scanning) sinar x berintensitas rendah, yang biasa dilakukan pada pergelangan tangan dan kaki, tulang belakang, atau bahkan seluruh tubuh, untuk mencari titik kelemahan atau tulang yang berisiko patah. Kalau merasa mempunyai risiko yang tinggi, segera periksakan diri ke dokter dan pertimbangkan untuk menjalani bone densitometry untuk memeriksa massa tulang.

(Sumber: bonus fit no. 10/V/oktober 2001)




Baca Selanjutnya....

Selasa, 17 Mei 2011

BERBAGAI MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN TULANG


1. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang akhirnya dapat menimbulkan kerapuhan tulang, yang ditandai dengan berkurangnya kadar kalsium di dalam struktur tulang.
Klasifikasi Osteoporosis
1. Osteoporosis Primer, sering menyerang wanita pasca menopause dan pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.
2. Osteoporosis Sekunder, biasanya disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan: Cushing's disease; Hyperthyroidism; Hyperparathyroidism; Hypogonadism; Kelainan hepar; Kegagalan ginjal kronis; Kurang gerak; Kebiasaan minum alkohol; Pemakai obat-obatan/corticosteroid; Kelebihan kafein; Merokok
Pengobatan konvensional diarahkan untuk memberikan obat anti nyeri, pemberian kalsium dan atau suntikan nandrolone decanoate. Selain itu diupayakan juga pemberian hormon untuk menghambat hilangnya kalsium yaitu calsitonin yang juga berfungsi sebagai anti nyeri.
Pengobatan dengan tanaman obat tidak diarahkan untuk menambah kalsium tetapi diarahkan untuk keseimbangan metabolisme. Gangguan terhadap metabolisme menyebabkan proses pembongkaran sel-sel tulang lebih cepat daripada proses pembentukan sehingga berakibat pengeroposan tulang. Gangguan metabolisme ini terjadi akibat perubahan keseimbangan hormon karena usia dan menopause. Oleh karena itu dibutuhkan juga upaya memperbaiki keseimbangan hormon baik melalui tanaman obat maupun makanan.
Sakit pinggang karena osteoporosis ini biasanya dibahas terpisah dari sakit pinggang lain karena osteoporosis hanyalah salah satu gejala atau akibat dari menopause.

2. Hiperurikemia (Hyperuricemia)
Hiperurikemia adalah keadaan yang menunjukkan kandungan asam urat dalam darah yang berlebihan. Kadar asam urat normal berkisar antara 2,4-6,0 mg/dL untuk perempuan dan 3,4-7,0 mg/dL untuk laki-laki. Kandungan asam urat yang tinggi merupakan pra syarat untuk terjadinya pirai (gout) dan dapat menyebabkan penyakit ginjal karena terjadinya rolithiasis (pembentukan batu ginjal asam urat). Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin. Sedangkan purin (dan piramidin) adalah senyawa dalam DNA, dimana DNA merupakan bagian utama dari inti sel.
Pirai (gout) adalah arthritis akut disertai peradangan yang berulang disebabkan oleh kristal monosodium urat monohidrat pada dan di sekeliling persendian ekstrimitas yang dapat menyebabkan cacat pada persendian. Pembentukan kristal urat ini terkait dengan adanya hiperurikemia. Pengendapan lebih lanjut di sekeliling persendian dapat menjadi tofi (kumpulan tophus = lapisan endapan yang meradang) yang menyebabkan cacat pada persendian.
Pirai atau gout memang jarang diamati terjadi di sendi-sendi tulang belakang, tetapi rasa nyeri di pinggang sering sudah dirasakan sebelum adanya gejala pembengkakan. Hal ini terutama terjadi pada usia lanjut atau pada orang yang pernah mengalami trauma fisik pada pinggang. Pada tempat dimana terdapat bekas gangguan fisik itulah peradangan akibat asam urat itu terjadi dan rasa nyeri sudah timbul sebelum terjadi pembengkakan.
Kesulitan terjadi karena sering rasa sakit sudah muncul sebelum kadar asam urat melampaui batas yang ditetapkan sehingga sering dianggap bukan karena asam urat tinggi. Beberapa pasien pria sudah mengeluh sakit pinggang pada kadar asam urat tingkat 6,5 dan keluhan hilang jika asam urat turun sampai dengan 5,5.
Obat herbal yang digunakan ditujukan untuk menurunkan produksi asam urat dengan memperbaiki metabolisme, meningkatkan pembuangan asam urat dengan obat herbal yang diuretikum, mengurangi sakit (analgesik) dan mengurangi pembengkakan (anti inflamasi).

3. Reumatoid Arthritis
Reumatiod Artritis adalah penyakit radang sendi yang disebabkan oleh adanya reaksi antigen- antibodi dalam tubuh. Reumatoid Arthritis bisa dialami oleh orang usia 20 – 50 tahun-an yang malas berolah raga.
Faktor penyebab seseorang mengalami Reumatoid Arthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor genetis lebih dominan untuk timbulnya penyakit ini banyak terjadi terutama bagi mereka yang memiliki golongan darah O.
Tanda-tanda Reumatoid Arthritis adalah bila suhu dingin dan dalam kondisi stress maka akan muncul rasa nyeri.

4. Osteoarthritis
Osteoarthritis (OA), dikenal juga sebagai arthritis degeneratif/penyakit degeneratif sendi), adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi. Osteoartritis ini dapat terjadi pada engsel manapun di sekujur tubuh kita, tetapi engsel yang biasa terkena antara lain pada siku tangan, lutut, pinggang dan pinggul.
Osteoarthritis terjadi karena tulang rawan yang menjadi ujung dari tulang yang bersambung dengan tulang lain menurun fungsinya. Permukaan halus tulang rawan ini menjadi kasar dan menyebabkan iritasi. Jika tulang rawan ini sudah kasar seluruhnya, akhirnya tulang akan bertemu tulang yang menyebabkan pangkal tulang menjadi rusak dan gerakan pada sambungan akan menyebabkan nyeri dan ngilu.

Penyebab osteoarthritis bermacam-macam. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara osteoarthritis dengan reaksi alergi, infeksi, dan invasi fungi (mikosis). Riset lain juga menunjukkan adanya faktor keturunan (genetik) yang terlibat dalam penurunan penyakit ini.
Gejala osteoarthritis biasanya terjadi secara perlahan-lahan dan lama-kelamaan akan memburuk, gejala dan tanda-tandanya antara lain:
• Nyeri pada engsel dan sambungan tulang selama atau sesudah digerakkan atau setelah lama tidakbergerak/tidak aktif.
• Ngilu pada engsel saat mengangkat beban ringan
• Kaku pada engsel saat bangun tidur atau setelah lama tidak bergerak
• Kehilangan fleksibilitas yang membuat kita sulit menggerakkan engsel
• Pada beberapa kasus terjadi pembengkakan

Terapi osteoarthritis
Sampai saat ini masih belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan OA hingga tuntas. Pengobatan yang umumnya diberikan ditujukan terhadap dua hal, yaitu mengatasi gejala dan memperbaiki aktivitas sehari-hari (symptom modifying effect) serta pencegahan dan perbaikan kerusakan struktur rawan sendi (structure modifying effect). Terakhir muncul pengobatan dengan menggunakan sel terapi dan stem sel dengan hasil yang cukup menjanjikan.

Rekomendasi yang diberikan para ahli dalam penanganan OA meliputi terapi farmakologis dan terapi non-farmakologis (seperti: penurunan berat badan, olahraga, edukasi). Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) merupakan salah satu terapi farmakologis yang paling sering digunakan untuk mengatasi nyeri dan peradangan yang terjadi pada pasien OA. Namun, penggunaan obat-obatan tersebut sering kali memberikan efek samping yang cukup serius, seperti perdarahan saluran cerna, erosi lambung, hingga kerusakan hati dan ginjal. Beratnya efek samping yang ditimbulkan karena penggunaan jangka panjang OAINS ini membuat para ahli terus mencari alternatif terapi OA yang efektif dan aman.

Salah satu alternatif terapi dan pencegahan OA adalah dengan asupan nutrisi yang baik. Saat ini mulai berkembang pemikiran bahwa selain untuk memenuhi kebutuhan dasar tubuh, asupan nutrisi juga memegang peranan penting pada terjadinya berbagai macam penyakit, khususnya penyakit degeneratif. OA merupakan salah satu penyakit degeneratif yang diyakini dapat dicegah dan diatasi dengan pemberian asupan nutrisi tertentu yang memadai. Salah satu nutrisi yang mulai banyak dicoba untuk terapi OA ini adalah ekstrak tumbuh-tumbuhan.

Ekstrak tumbuh-tumbuhan ini banyak digunakan oleh para ahli di negara-negara Eropa karena kandungan zat aktifnya yang cukup kompleks sehingga dapat bekerja pada berbagai jalur mekanisme osteoarthritis. Hal ini berbeda dengan obat farmakologis konvensional di mana umumnya hanya bersifat monomodal (hanya bekerja pada satu jalur mekanisme saja) sehingga kadang hanya memberikan manfaat klinis yang terbatas. Beberapa tanaman yang telah dicoba sebagai alternatif dalam terapi osteoarthritis (OA), antara lain: nanas (mengandung bromelain, suatu enzim proteolitik yang diduga memiliki efek antiinflamasi dan analgetik), jahe, tanaman Harpagophytum procumbens, Uncaria tomentosa dan Rosa canina.

Rosa canina merupakan salah satu tanaman obat yang tumbuh di dataran Eropa dan telah lama diyakini mampu membantu mengatasi keluhan-keluhan yang dialami pasien OA. Seiring dengan banyaknya penelitian yang membuktikan keefektifan tanaman obat ini, beberapa ahli di Jepang dan banyak negara Eropa mulai mencoba menggunakan ekstrak tanaman Rosa canina dalam terapi osteoarthritis.

Galaktolipid yang terkandung di dalam ekstrak Rosa canina ini terbukti menghambat migrasi sel darah putih ke dalam sendi sehingga dapat mengurangi terjadinya proses peradangan dan kerusakan sendi. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukukan, penggunaan jangka panjang ekstrak Rosa canina terbukti mampu mengurangi keluhan nyeri dan memperbaiki kualitas hidup pasien OA.

Memang bila dibandingkan OAINS, efek anti nyeri dari ekstrak Rosa canina ini lebih lambat, efeknya baru terlihat setelah penggunaan selama 3 minggu. Namun, berbeda dengan OAINS, terapi dengan ekstrak Rosa canina ini tidak menimbulkan efek samping perdarahan lambung maupun kerusakan ginjal/hati, bahkan setelah 4 minggu dosisnya dapat dikurangi yang diperlukan pasien OA.

Indonesia kaya akan tanaman obat yang mungkin memiliki khasiat yang sama, bahkan lebih baik dibanding Rosa canina ini, namun sayangnya tidak didukung dengan bukti ilmiah yang memadai sehingga penggunaannya pun terbatas dan bersifat empiris saja.

Produk PT. MEDDIA Herbal yang berhubungan dengan semua masalah tulang bisa menggunakan BANDRUX atau COKLINU atau bisa kombinasi keduanya. Bila dengan pengobatan medis akan terjadi efek samping munculnya erosi lambung, pendarahan disaluran cerna bahkan sampai kerusakan hati maka penggunaan BANDRUX atau COKLINU justru sebaliknya. Produk tersebut akan memperbaiki masalah yang berhubungan dengan lambung dan hati. Jadi selain mengobati masalah tulang, juga aman untuk mengobati masalah lambung. Tentu saja ini menjawab tantangan dunia medis konvensional dalam mengobati masalah tulang dengan efek samping yang dikhawatirkan.

(diambil dari berbagai sumber)

Baca Selanjutnya....

Senin, 17 Januari 2011

Rematik Bisa Berujung Kecacatan

(Koran Seputar Indonesia, edisi Jumat 14 Desember 2007)

Rematik identik dengan orang lanjut usia. Dibandingkan dengan penyakit lainnya, seperti jantung misalnya, gangguan pada persendian ini masih dipandang sebelah mata.

Meski tidak menyebabkan kematian, rematik tidak seharusnya dianggap remeh. Membiarkan penyakit ini tanpa penanganan bisa menyebabkan sejumlah anggota tubuh tidak berfungsi normal. Gejala utama rematik biasa terjadi pada otot dan tulang, termasuk didalamnya sendi dan otot sendi. Gangguan nyeri yang terus berlangsung menyebabkan aktivitas sehari-hari bisa terhambat.

“Kalau sudah kumat rematiknya, untuk berjalan di sekitar rumah saja terasa sakit. Biasanya saya berhenti sebentar sampai nyeri reda,” papar Sulastri (59). Menurut ibu tujuh anak itu, nyeri rematik menyerang pada kedua kaki. Aktivitas berlebihan disebut-sebut sebagai penyebab munculnya rematik. Penyakit ini telah menemani Sulastri sejak 2001. Berbagai pengobatan pun sudah pernah dicobanya untuk mengatasi nyeri yang menyerang. “Mulai dari obat-obatan dokter sampai cara-cara tradisional pernah saya coba untuk mengurangi nyeri yang mengganggu,” sebut wanita kelahiran 30 Desember 1948 itu. Konsultan Rematik dari RS Pondok Indah dr. Bambang Setiyo Hadi, Sp.PD mengungkapkan, rematik merupakan sekelompok jenis penyakit. “Ada bermacam-macam lebih penyakit rematik. Biasanya diserai pula dengan inflamasi atau peradangan pada persendian,” ujarnya.

Sampai saat ini penyebab rematik belum diketahui secara pasti. Gejalanya tidak selalu sama untuk masing-masing penyakit. Namun, secara umum penyakit ini ditandai dengan gejala seperti nyeri di lutut, siku, pergelangan, maupun di bagian sendi-sendi lain. Artinya, semua anggota tubuh berpotensi terserang nyeri rematik. Penyakit rematik pada dasarnya terjadi pada persendian yang bengkak, pengapuran hingga meyebabkan sakit bila digerakkan. Jenis rematik ada berbagai macam, seperti rematik arthritis dan lupus. Ada pula jenis rematik yang menyerang laki-laki muda dengan gejala nyeri pinggang yang disebut dengan ankylosing spondylitis.

Menurut Bambang, rematik biasanya dipicu oleh pekerjaan sehari-hari. Aktivitas yang berlebihan pada salah satu sendi menyebabkan gejala nyeri muncul. Sebagai contoh, seseorang yang sering naik motor akan berisiko mengalami nyeri di bagian pinggang. Meski demikian, rematik tidak sekedar urusan nyeri di bagian tubuh tertentu saja. Anggapan bahwa penyakit ini tidak berbahaya dan bisa disembuhkan dengan beristirahat tidak sepenuhnya benar. Chief of Rheumatology dari Director of the Pain, Case Western Reserve University, Howard R Smith MD mengungkapkan seseorang yang telah terdiagnosis rematik masih bisa beraktivitas normal. “Namun, dalam jangka waktu lama, kualitas hidup penderita akan semakin memburuk dibandingkan mereka yang tidak mengalami rematik,” ungkapnya. Smith menambahkan, kondisi ini tidak berarti mereka yang mengalami rematik mempunyai harapan hidup lebih pendek. Namun, sering kali diidentikkan dengan beberapa komplikasi dari rematik itu sendiri.
Kondisi ini disebabkan informasi yang tidak lengkap atau setengah-setengah yang dipahami masyarakat. “Akibatnya, banyak masyarakat yang baru memeriksakan diri setelah berada dalam kondisi yang parah,” tandas Smith.

Adapun Bambang menambahkan, apabila nyeri terus berlanjut dan tidak ditangani dengan tepat, maka bisa menyebabkan kecacatan. “Hal ini disebabkan kaku di persendian yang berlangsung lama dan hasilnya sendi dapat berubah bentuk,” tuturnya. Oleh karena itu, tujuan pengobatan rematik adalah untuk memperbaiki kualitas hidup dan menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal. Penanganan sejak dini menjadi suatu keharusan dan tidak sembarangan membeli obat-obatan antinyeri antiinflamasi non steroid (NSAID). Apalagi pemakaian obat yang bertujuan menghilangkan rasa nyeri itu sering kali menimbulkan efek samping yang serius.

Penanganan Rematik dengan Herbal
Penanganan Rematik dengan obat tradisional/obat herbal diharapkan dapat menghilangkan rasa nyeri yang mengganggu (bukan hanya untuk sementara waktu saja), namun juga dapat mengembalikan fungsi pada persendian tersebut secara alami. Obat tradisional/obat herbal produksi PT. MEDDIA Herbal yang salah satu khasiatnya dapat mengatasi rematik adalah produk yang bernama BANDRUX, dan jika disertai dengan peradangan pada persendian maka kombinasi BANDRUX dan PASCOP akan mempercepat proses penyembuhan, tentunya dibarengi dengan penerapan pola hidup dan pola makan yang sehat serta mematuhi pantangan yang disarankan.

Baca Selanjutnya....