Jumat, 30 Oktober 2009

Cacingan

Infeksi Cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan cara menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi dari tubuh inangnya. Pada kasus cacingan, maka cacing tersebut bahkan dapat melemahkan tubuh inangnya dan menyebabkan gangguan kesehatan.

Cacingan biasanya terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan baik terhadap diri sendiri ataupun terhadap lingkungannya. Cacingan dapat menular melalui larva/telur yang tertelan & masuk ke dalam tubuh.

Cacing merupakan hewan tidak bertulang yang berbentuk lonjong & panjang yang berawal dari telur/larva hingga berubah menjadi bentuk cacing dewasa. Cacing dapat menginfeksi bagian tubuh manapun yang ditinggalinya seperti pada kulit, otot, paru-paru, ataupun usus/saluran pencernaan.

Ada berbagai jenis cacing yang dapat mengganggu kesehatan, tetapi umumnya cacingan yang menyerang manusia disebabkan oleh jenis-jenis berikut ini :
1. Cacing kremi
Cacing kremi atau biasa disebut juga dengan cacing kerawit merupakan cacing yang sering menginfeksi anak-anak. Cacing ini berukuran sangat kecil (sekitar 1 cm), berwarna pucat, biasanya menginfeksi organ usus. Infeksi cacing kremi biasanya melalui telur cacing yang terambil oleh jari anak-anak saat bermain. Telur cacing tersebut dapat bertahan di kulit anak-anak selama berjam-jam & dapat bertahan hidup selama 3 minggu pada pakaian, mainan & tempat tidur. Apabila jari yang ada telur cacing tersebut masuk ke dalam mulut, maka telur cacing akan ikut masuk ke dalam tubuh.

2. Cacing gelang
Cacing gelang merupakan cacing yang berukuran besar, dapat menginfeksi manusia ataupun binatang (kucing/anjing), bentuknya menyerupai cacing tanah & hidup di dalam usus besar serta dapat berpindah ke organ lain termasuk paru-paru.

3. Cacing Pita
Cacing pita dapat ditemukan pada hewan seperti pada sapi/babi. Berbentuk pipih panjang seperti pita. Bisa ditemukan pada daging yang tidak dimasak dengan sempurna. Cacing pita ini menutupi organ lain seperti otot, kulit, jantung, mata & otak. Iinfeksi cacing pita dapat terjadi melalui konsumsi makanan/daging yang terdapat telur/larva cacing pita atau melalui makanan, air atau tanah yang terkontaminasi dengan feses yang mengandung telur/larva cacing tersebut.

4. Cacing lainnya
Cacing lainnya adalah sejenis cacing yang berbentuk pipih seperti cacing pita.

Gejala Cacingan
Pada umumnya cacingan mempunyai gejala sebagai berikut:
  • Cacing kremi : Gejalanya adalah rasa gatal di sekitar daerah anus atau vulva (kemaluan wanita). Gejala ini akan memburuk di malam hari ketika cacing kremi biasanya akan keluar dari permukaan tubuh untuk menaruh telurnya di sekitar anus/vulva. Cacing juga biasanya dapat terlihat di feses.
  • Cacing gelang : Biasanya tidak menimbulkan gejala, meskipun untuk jenis toxocara canis dapat menyebabkan masalah penglihatan apabila terdapat di mata karena menimbulkan radang & luka pada retina mata. Cacing gelang ini juga dapat berpindah ke bagian paru-paru menyebabkan timbulnya batuk & asma, serta menimbulkan bengkak di organ tubuh lain.
  • Cacing pita : Dapat menimbulkan rasa sakit di daerah perut. Cacing pita dapat menutupi daerah otot, kulit, jantung, mata & otak.

Selain hal tersebut di atas, gejala lain yang mungkin timbul adalah :

* Rasa mual
* Lemas
* Hilangnya nafsu makan
* Rasa sakit di bagian perut
* Diare
* Turunnya berat badan karena penyerapan nutrisi yang tidak mencukupi dari makanan

Pada infeksi yang lebih lanjut apabila cacing sudah berpindah tempat dari usus ke organ lain, sehingga menimbulkan kerusakan organ & jaringan, dapat timbul gejala :

* Demam
* Adanya benjolan di organ/jaringan tersebut
* Dapat timbul reaksi alergi terhadap larva cacing
* Infeksi bakteri
* Kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ otak sudah terkena

Mencegah Cacing Datang Kembali
Menjaga kebersihan diri adalah salah satu kunci untuk mencegah timbulnya cacingan kembali. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu :
  • Pastikan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan/setiap habis dari toilet.
  • Jagalah selalu jari kuku untuk selalu bersih & terawat.
  • Hindari kebiasaan menggigit kuku/menggaruk bagian anus (terutama untuk infeksi cacing kremi).
  • Biasakan untuk selalu mandi di pagi hari (terlebih apabila mengalami infeksi cacing kremi).
  • Biasakan untuk membuka jendela kamar sepanjang hari, karena telur cacing sensitif terhadap sinar matahari (terutama untuk cacing kremi).
  • Jagalah selalu kebersihan makanan yang dikonsumsi
  • Biasakan untuk selalu mengkonsumsi daging yang telah dimasak dengan sempurna
Penanganan dengan Herbal
Masalah cacingan pada anak-anak atau orang dewasa dapat diatasi dengan menggunakan KIWA.


Baca Selanjutnya....

Rambut Rontok pada Wanita

Pada awalnya kita mungkin tidak menyadari rambut rontok yang dialami, bisa berawal dari beberapa helai rambut yang tertinggal di sisir atau lantai kamar mandi hingga akhirnya kulit kepala yang dapat terlihat dengan jelas. Kebotakan sering digambarkan sebagai rambut rontok yang berlebih di kepala & bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti faktor keturunan, efek samping dari pengobatan tertentu ataupun karena adanya masalah kesehatan. Walaupun kebotakan lebih banyak ditemui pada pria, wanita juga mempunyai masalah tersebut terutama rambut rontok. Hal ini biasanya lebih merisaukan para wanita karena rambut selalu diidentikkan dengan mahkota pada wanita.

Tipe rambut rontok pada wanita
Tidak seperti pria, rambut rontok pada wanita biasanya dimulai menjelang usia 50 tahun & tidak berkaitan dengan faktor keturunan atau pola tertentu. Biasanya juga wanita yang mengalami rambut rontok tidak menyadari apakah hal tersebut bersifat tetap atau sementara, karena ada beberapa kejadian yang dapat menyebabkan rambut rontok seperti kehamilan atau menderita penyakit tertentu.

Berikut adalah tipe-tipe rambut rontok pada wanita :
  • Androgenetic alopecia
Merupakan tipe rambut rontok akibat keturunan dengan pola terjadinya penipisan rambut di bagian tengah kepala.
  • Alopecia areata
Pola kerontokan rambut yang berulang & terjadi akibat suatu penyakit tertentu yang dapat terjadi di kulit kepala & alis.
  • Telogen effluvium
Suatu kondisi dimana terjadi perontokan rambut di seluruh kulit kepala, dapat terjadi secara cepat ataupun lambat. Bisa terjadi akibat demam tinggi, kekurangan gizi yang parah ataupun karena kekurangan darah yang kronik akibat menstruasi berat.


  • Hipotiroidisme
Defisiensi tiroid kerap dihubungkan dengan rambut yang menipis atau botak
  • Sindrom kekurangan anagen
Suatu kondisi yang terjadi dimana rambut menjadi cepat rontok sebelum siklus pertumbuhan yang normal selesai
  • Kehamilan
Perubahan hormone selama kehamilan ataupun adanya stres saat hamil dapat menyebabkan rambut rontok.
  • Traction alopecia
Kebiasaan untuk menyisir rambut ke arah tertentu (belahan rambut) secara terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan pada rambut & kulit kepala sehingga membuat rambut menjadi rontok.
  • Bahan kimia tertentu
Beberapa bahan kimia tertentu yang terdapat di dalam kaleng kemasan produk perawatan rambut dapat menyebabkan kerusakan pada kulit kepala yang berakibat rambut menjadi rontok.
  • Trichotillomania
Atau dapat juga disebut dengan kebiasan menarik-narik rambut dapat menyebabkan rambut menjadi mudah rontok.

Skala rambut rontok pada wanita
Ada 2 skala penilaian rambut rontok pada wanita, yaitu skala Ludwig & skala Savin. Dalam hal intensitas & tujuan keduanya identik, kecuali pada skala Savin juga menilai penipisan di seluruh bagian rambut.

Baca Selanjutnya....